MATA KULIAH
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MENULIS
“PERANAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA”
Cahyo Baskoro
2115091856
3 B
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan sebagai suatu team work yang saling berkaitan antara komponen yang satu
dengan yang lainnya, tentu membutuhkan pengelolaan yang professional.
Manajemen merupakan salah satu komponen vital bagi
semua aspek pendidikan. Mekanisme manajemen yang kurang bagus akan
sangat berpengaruh terhadap mutu atau output pendidikan. Dengan melaksanakan
manajemen tersebut secara professional diharapkan untuk dapat meningkatkan mutu
pendidikan.
Rangkaian kejadian-kejadian di
sekitar, yang bersifat lokal sampai yang bersifat global yang merefleksikan
kualitas manusia di bawah standar ideal, merupakan bukti ketidakmulusan proses
dan sistem pendidikan. Bahkan persoalan-persoalan yang selalu timbul menjadi
bom waktu yang setiap saat siap meledak dan menghancurkan sistem pendidikan
kapan saja.
Kita memang harus prihatin
dengan kenyataan yang ada, namun itu saja tidak cukup, tentunya harus disertai
dengan menanggapi persoalan-persoalan pendidikan yang timbul. Namun yang pasti
diharapkan tumbuhnya suatu kreatifitas yang secara terus menerus berusaha
mengembangkan sistem pendidikan. Agar suatu sistem dapat bekerja dengan baik,
dibutuhkan adanya perencanaan dan pengorganisasian yang baik dan teratur. Semua
manusia yang terlibat didalamnya harus terorganisasi melalui perencanaan
terlebih dahulu sehingga mereka mempunyai tanggung jawab dan wewenang serta hak
dan kewajiban, sesuai dengan kedudukan dan fungsinya masing-masing. Dalam
kegiatan ini diperlukan pula adanya koordinasi dan pengawasan atau supervisi
yang baik dari pimpinan. Keempat kegiatan tersebut merupakan fungsi pokok dari
manajemen. Dengan kata lain jika keempat fungsi tersebut bias diterapkan dengan
baik sebagaimana mestinya, maka suatu sistem akan bekerja dengan baik pula.
Sistem merupakan jumlah
keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bekerja sama untuk mencapai hasil
yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan (Tadjab, 1994 :
33). Sedangkan manajemen adalah proses untuk menyelenggarakan dan mengawasi
suatu tujuan tertentu (Ngalim P, 1995 : 6). Setiap sistem pasti memiliki
tujuan, dana semua kegiatan dari komponen-komponen atau bagian-bagiannya adalah
diarahkan untuk menuju tercapainya tujuan tersebut. Pendidikan sebagai salah
satu sistem berarti pendidikan jelas juga mempunyai tujuan.
B.
Rumusan Masalah
Bertolak dari uraian latar belakang masalah
diatas dan supaya permasalahan dalam penelitian ini dapat terjawab secara
akurat, maka permasalahan yang akan kami angkat adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan
manajemen pendidikan di Indonesia?
2. Bagaimana peranan manajemen pendidikan terhadap
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia?
3. Apa saja faktor penunjang dan penghambat
implementasi manajemen pendidikan di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen Pendidikan
Sebagaimana dicatat
dalam Encyclopedia Americana, manajemen merupakan "the art of
coordinating the ele-ments of factors of production towards the achievement of the
purposes of an organization", yaitu suatu seni untuk mengkoordinir
sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sumberdaya organisasi
tersebut meliputi manusia(men), bahan baku(ma-terials) dan mesin(machines).Koordinasi
dimaksudkan agar tujuan organisasi bisa dicapai dengan efisien sehingga dapat
memenuhi harapan berbagai pihak (stake-holders) yang mempunyai kepentingan
terhadap organisasi.
Pendidikan merupakan setiap proses di mana seseorang
memperoleh pengetahuan (knowledge acquisition), mengembangkan
kemampuan/keterampilan (skills developments) sikap atau mengubah sikap (attitute
change). Pendidikan adalah suatu proses transformasi anak didik agar
mencapai hal - hal tertentu sebagai akibat proses pendidikan yang diikutinya.
Sebagai bagian dari masyarakat, pendidikan memiliki fungsi ganda yaitu fungsi
sosial dan fungsi individual. Fungsi sosialnya untuk membantu setiap individu
menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif dengan memberikan pengalaman
kolektif masa lalu dan sekarang, sedangkan fungsi individualnya untuk
memungkinkan seorang menempuh hidup yang lebih memuaskan dan lebih produktif
dengan menyiapkannya untuk menghadapi masa depan (pengalaman baru). Fungsi
tersebut dapat dilakukan secara formal seperti yang terjadi di berbagai lembaga
pendidikan, maupun informal melalui berbagai kontak dengan media informasi
seperti buku, surat kabar, majalah, TV, radio dan sebagainya.
Dari pengertian diatas, manajemen pendidikan merupakan
suatu proses untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan seperti
guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, dsb
untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.
Tujuan pendidikan sebagaimana tertuang pada UU Nomor 2
tahun 1989 pasal 4, antara lain dirumuskan : "Pendidikan nasional
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan".
Manajemen pendidikan merupakan suatu proses kerja sama
yang sistematik, sistemik
dan komperhensif dalam rangka mewujudkan pendidikan. Selain itu manajemen
pendidikan juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan
pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
manajemen, baik tujuan jangka pendek, menengah dan panjang. Manajemen atau
pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses
pendidikan secara keseluruhan. Karena tanpa manajemen tidak mungkin tujuan
pendidikan dapat terwujud secara optimal, efektif dan efisien.
B.
Fungsi manajemen
pendidikan
Manajemen Pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
minat peserta didik, guru - guru, serta kebutuhan masyarakat setempat. Untuk
itu perlu dipahami betul tentang fungsi - fungsi pokok Manajemen yaitu
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan & Pembinaan. Dalam prakteknya keempat
fungsi tersebut merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Berikut
penjabaran luas tentang fungsi – fungsi pokok
Manajemen Pendidikan :
·
Perencanaan
Perencanaan
merupakan proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan Manajemen tentang
tindakan yang akan dilakukan Manajemen pada
waktu yang akan datang. Perencanaan ini juga merupakan kumpulan kebijakan
yang secara sistematik disusun dan dirumuskan berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan
serta dapat dipergunakan sebagai pedoman kerja. Dalam perencanaan terkandung makna
pemahaman terhadap apa yang dikerjakan , permasalahan yang dihadapi dan
alternative
pemecahannya serta untuk melaksanakan prioritas kegiatan yang telah ditentukan secara proporsional .
pemecahannya serta untuk melaksanakan prioritas kegiatan yang telah ditentukan secara proporsional .
·
Pelaksanaan
Pelaksanaan
merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana Manajemen menjadi tindakan
nyata dalam rangka mencapai tujuan Manajemen secara efektif & efisien.
Rencana yang telah disusun oleh Manajemen akan memiliki nilai jika dilaksanakan
dengan efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan setiap organisasi harus memiliki
kukuatan yang mantap dan meyakinkan sebat jika tidak kuat maka proses
pendidikan seperti yang
diinginkan akan sulit terealisasi.
diinginkan akan sulit terealisasi.
·
Pengawasan
Pengawasan merupakan
upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan, merekam, memberi
penjelasan,petunjuk, pembinaan, dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat,
serta memperbaiki kesalahan. Pengawasan merupakan kunci keberhasilan dalam
keseluruhan proses Manajemen, perlu dilihat secara komprehensif, terpadu, dan
tidak terbatas pada hal - hal tertentu.
·
Pembinaan
Pembinaan merupakan
rangkaian upaya pengendalian secara professional semua unsur organisasi agar berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga rencana Manajemen untuk mencapai tujuan dapak
terlaksana secara efektif & efisien. Pelaksanaan Manajemen sekolah yang
efektif dan efisien menuntut dilaksanakannya keempat fungsi pokok Manajemen
tersebut secara terpadu dan terintegrasi dalam pengelolaan bidang – bidang kegiatan
Manajemen pendidikan. Manajemen Pendidikan merupakan alternative strategis
untuk meningkatkan mutu /kualitas pendidikan, karena hasil penelitian Balitbangdikbud (1991)
menunjukan bahwa manajemen pendidikan
merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kualitas pendidikan.
C.
Ruang lingkup manajemen pendidikan
Manajemen pendidikan secara umum
memiliki ruang lingkup yang lebih luas daripada manajemen sekolah. Manajemen
pendidikan tidak hanya menyangkut penataan pendidikan formal (sekolah, madrasah
dan perguruan tinggi), tetapi juga pendidikan luar sekolah atau pendidikan
nonformal, seperti TPA/TPQ, pondok pesantren, lembaga-lembaga kursus maupun
lembaga-lembaga pendidikan yang berkembang di masyarakat: majlis taklim, PKK,
karang taruna, pembinaan wanita dan yang lainnya. Untuk
memudahkan bahasan ini, maka penulis lebih banyak menggunakan
istilah “sekolah” untuk mewakili kegiatan pendidikan formal.
Ruang lingkup manajemen
organisasi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kegiatan.
Pertama, manajemen administrative. Bidang kegiatan ini disebut juga management of administrative function,
yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan agar semua orang dalam
organisasi /kelompok bekerjasama mengerjakan hal-hal yang tepat sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai. Kedua, manajemen operatif. Bidang kegiatan ini di sebut
juga managemen of operative function,
yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan dan membina agar semua orang
yang melaksanakan pekerjaannya yang menjadi tugas masing-masing dapat dengan
tepat dan benar.
Adapun ruang lingkup menajemen
pendidikan ini secara lebih rinci dapat di jelaskan sebagai berikut:
a) Manajemen kurikulum, meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi kegiatan tentang pendataan mata pelajaran/mata kuliah
yang diajarkan/dipasarkan, waktu jam yang tesedia, jumlah guru beserta
pembagian jam pelajaran, jumlah kelas, penjadwalan, kegiatan belajar-mengajar,
buku-buku yang dibutuhkan, program semester, evaluasi, program tahunan,
kelender pendidikan, perubahan kurikulum maupun inovasi-inovasi dalam
pengembangan kurikulum.
b) Manajemen ketenagaan pendidikan (kepegawaian), meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan
penerimaan pegawai baru, mutasi, surat keputusan, surat tugas, berkas-berkas
tenaga kependidikan, daftar umum kepegawaian, upaya peningkatan SDM serta
kinerja pegawai, dan sebagainya.
c) Manajemen peserta didik, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan penggalangan
penerimaan siswa baru, pelaksanaan tes penerimaan siswa baru, penempatan dan
pembagian kelas, kegiatan-kegiatan kesiswaan, motivasi dan upaya peningkatan
kualitas lulusan dan sebagainya.
d) Manajemen sarana dan prasarana pendidikan, meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan
pengadaan barang pembagian dan penggunaan barang (inventaris), perbaikan
barang, dan tukar tambah maupun penghapusan barang.
e) Manajemen keuangan/ pembiayaan pendidikan, meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan
masuk dan keluarnya dana, usaha-usaha menggali sumber pendanaan sekolah seperti
kegiatan koperasi serta penggunaan dana secara efisien.
f) Manajemen/administrasi perkantoran, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan kantor agar
memberikan pelayanan yang terbaik kepada semua orang yang membutuhkan serta berhubungan
dengan kegiatan lembaga.
g) Manajemen unit-unit penunjang pendidikan, meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan
unit-unit penunjang, misalnya bimbingan dan penyuluhan (BP), perpustakaan, UKS,
pramuka, olahraga, kesenian, dan sebagainya.
h) Manejemen layanan khusus pendidikan, meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan
pelayanan khusus, misalnya menu makanan/konsumsi, layanan antar jemput ,
bimbingan khusus di rumah, dan sebagainya.
i)
Manajemen tata
lingkungan dan keamanan sekolah meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi tata ruang pertamanan sekolah, kebersihan
dan ketertiban sekolah, serta keamanan dan kenyamanan lingkungan sekolah.
j)
Manejemen hubungan
dengan masyarakat, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi kegiatan hubungan masyarakat, misalnya pendataan alamat
kantor/orang yang dianggap perlu, hasil kerjasama, program-progran humas, dan
sebagainya.
Secara umum, semakin besar dan maju suatu lembaga pendidikan, semakin banyak ruang lingkup manajemen yang harus ditangani sekolah. Demikian juga ssebaliknya, semakin renddah dan kecil sekolah semakin ssedikit ruang lingkup manajemen yang harus ditanganinya. Missalnya manajemen sekolah yang tergolong kecil dan bermutu rendah lebih sederhana pengelolaannya seperti sekolah-sekolah dasar yang adda di pelosok desa dibanding dengan manajemen sekolah yang tergolong besar dan maju seperti sekolah Al-Azhar Kebayoran Jakarta, Pondok Modern Ponorogo, MIN Malang I dan sebagainya.
Secara umum, semakin besar dan maju suatu lembaga pendidikan, semakin banyak ruang lingkup manajemen yang harus ditangani sekolah. Demikian juga ssebaliknya, semakin renddah dan kecil sekolah semakin ssedikit ruang lingkup manajemen yang harus ditanganinya. Missalnya manajemen sekolah yang tergolong kecil dan bermutu rendah lebih sederhana pengelolaannya seperti sekolah-sekolah dasar yang adda di pelosok desa dibanding dengan manajemen sekolah yang tergolong besar dan maju seperti sekolah Al-Azhar Kebayoran Jakarta, Pondok Modern Ponorogo, MIN Malang I dan sebagainya.
D.
Prinsip manajemen pendidikan
1) Prinsip Manajemen Pendidikan yang
berorientasi pada tujuan, dengan menetapkan tujuan - tujuan yang harus dicapai
peserta didik dalam mempelajari pelajaran.
2) Prinsip Manajemen pada efisiensi
dan efektifitas dalam pengunaan dana, daya, dan waktu dalam mencapai tujuan
pendidikan.
3) Prinsip
Manajemen pendidikan pada fleksibilitas program, dalam pelaksanaan, suatu
program hendaknya mempertimbangkan
faktor - faktor ekosistem dan kemampuan penyediaan fasilitas yang menunjang.
4) Prinsip
kontinuitas, dengan menyiapkan peserta didikan agar mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
5) Prinsip
pendidikan seumur hidup, yang memandang bahwa pendidikan tidak hanya di
sekolah, tetapi harus dilanjutkan dalam keluarga dan
masyarakat. Jadi peserta didik perlu memiliki kemampuan belajar sebagai
persiapan belajar di masyarakat.
6) Prinsip
relevansi, suatu pendidikn akan bermakna apabila kurikulum yang dipergunakan
relevan ( terkait ) dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
E. Manajemen pendidikan pasca otonomi daerah, undang-undang Sisdiknas
Ketentuan
otonomi daerah yang dilandasi oleh undang - undang nomer 22 dan nomor 25 tahun
1999 telah membawa perubahan dalam berbagai bidang. Bila sebelumnya Manajemen
pendidikan merupakan wewenang pusat maka sekarang kewenangan tersebut dialihkan
ke pemerintah kota atau kabupaten. Sehubungan dengan itu kebijakan
penyelenggaraan pendidikan nasional yang perlu di rekonstruksi dalam otonomi
daerah, berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan, efisiensi pengelolaan
pendidikan, serta relevansi pendidikan dan pemerataan pelayanan pendidikan
adalah sebagai berikut:
v Upaya
peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan tujuan dan standard
kopentensi pendidikan, yaitu melalui kosensus nasional antara pemerintah dengan
seluruh lapisan masyarakat. Standard kopentensi yang mungkin akan berbeda antar
sekolah atau antar daerah akan menghasilkan standard kopetensi nasional dalam
tingkatan standard minimal, normal (mainstream
) dan unggulan.
v Peningkatan
efisiensi pengelolaan pendidikan mengarah pada pengelolaan Manajemen pendidikan
berbasis sekolah, dengan memberi kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk
mengoptimalkan sumber daya yang tersedia bagi pencapainnya tujuan pendidikan
yang diharapkan.
v Peningkatan
relevansi pendidikan mengarah pada Manajemen pendidikan berbasis masyarakat.
Peningkatan peran serta orang tua dan masyarakat pada level kebijakan (pengambilan
keputusan) dan level operasional melalui komite (dewan) sekolah. Komite ini
terdiri dari kepala sekolah, guru senior, wakil orang tua, tokoh masyarakat,
dan perwakilan siswa. Dimana peran dari pada komite ini meliputi perencanaan,
implementasi, monitoring, serta evaluasi program kerja sekolah.
v Pemerataan
Pelayanan pendidikan mengarah pada pendidikan yang berkeadilan. Hal
iniberkenaan dengan penerapan formula pembiayaan pendidikan yang adil &
transparan, upaya pemerataan mutu pendidikan dengan adanya standard kopetensi
minimal, serta pemerataan pelayanan pendidikan bagi siswa pada semua lapisan
masyarakat.
F. Konsep dasar Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Manajemen berbasis sekolah pada intinya
adalah memberikan kewenangan terhadap sekolah untuk melakukan pengelolaan dan perbaikan
kualitas secara terus menerus, atau yang biasa disebut otonomi sekolah. Dapat
juga dikatakan bahwa manajemen berbasis sekolah pada hakikatnya adalah
penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan
melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah
secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan
peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Tujuan MBS adalah untuk mewujudkan
kemerdekaan pemerintah daerah dalam mengelola pendidikan. Dengan demikian peran
pemerintah pusat akan berkurang. Sekolah diberi hak otonom untuk menentukan
nasibnya sendiri. Paling tidak ada tiga tujuan dilaksanakannya MBS peningkatan efesiensi, peningkatan
mutu, peningkatan pemerataan pendidikan. Dengan adanya MBS diharapkan akan
memberi peluang dan kesempatan kepada kepala sekolah, guru dan siswa untuk
melakukan inovasi pendidikan. Dengan
adanya MBS maka ada beberapa keuntungan dalam
pendidikan yaitu, kebijakan dan kewenangan sekolah mengarah langsung kepada
siswa, orang tua dan guru, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara
optimal, pembinaan peserta didik dapat dilakukan secara efektif, dapat mengajak
semua pihak untuk memajukan dan meningkatkan pelaksanaan pendidikan.
Tetapi cara ini bukan tanpa kekurangan, pada
daerah yang lokasinya sulit dicapai dan sangat terpencil, cara ini pun memiliki
kendala yang dihadapi, yaitu kurangnya sumber daya manusia yang bisa
diberdayakan untuk merealisasikan cara yang dianggap paling tepat ini.
BAB III
PENUTUP
Pada dasarnya manajemen pendidikan sangat
diperlukan oleh semua pihak
yang terkait dengan pendidikan. Tetapi dalam penerapannya
ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan. Ada banyak tantangan dan
problematika yang harus ditangani demi terlaksananya manajemen pendidikan.
Dalam bentuk apapun sistem manajemen yang teraplikasikan
di lapangan tidak mungkin tercapai manakala semua pihak yang berkompeten d
dalamnya tidak berperan secara aktif. Sistem manajemen entah MBS atau apapun
nama konsepnya dalam implementasinya secara luas dan mendasar yang amat diperlukan
adalah dukungan politik baik itu sekedar political
will maupun dalam bentuk peraturan dan perundang-undangan formal.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, E. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep,
Strategi, dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Made Pidarta,
Prof. Dr., Manajemen Pendidikan Indonesia, Crt. II, Jakarta,
Rineka Cipta, 2004.
Fatah, Nanang. 2001. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya.
Undang-undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan
Penjelasannya, Yogyakarta, Media Wacana Press, 2003.
Muhroji,H. & Fathoni, Ahmad. 2006. Manajemen Pendidikan. Surakarta:
Program Akta Mengajar, FKIP-UMS.
Sagala, Syaiful. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah &
Masyarakat: Manajemen Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: PT Nimas
Multima.
http://www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/berita/200006/artikel3.htm. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0405/14/1102.htm.
3 komentar:
artikel ilmiah yang dibuat oleh baskoro cukup baik. hal ini terlihat dari struktur yang dibuat oleh Baskoro.
koherensi antar paragraf cukup mendukung satu sama lainnya. baskoro juga menjelaskan tentang manajemen pendidikan dengan cukup baik sehingga mudah dipahami oleh pembaca yang memang mengerti akan bidang tersebut.
secara keseluruhan, artikel ilmiah ini cukup baik. didukung dengan sumber data yang dapat dipertanggungjawabkan.
Umi C.
2115091854
3B
Tata cara penulisan artikel ilmiah baskoro lebih mengarah kepada makalah, karena disajikan perbab dan disajikan pula perumusan masalahnya.Gagasannya baik, bahasa yang digunakan mudah dipahami, berkoherensi antar paragraf. Kesimpulannya pun dapat menjawab masalah.
Hety Rahmawati
3B
Posting Komentar