JURNAL PENELITIAN - Ismah Ifadoh Aprilia 2115091878
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN “DOLLS SPEAK”
TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI
UNSUR-UNSUR
INTRINSIK CERITA SISWA KELAS V SDN
UTAN KAYU UTARA
1.
Pendahuluan
a.
Latar
Belakang
Melalui
pembelajaran bahasa Indonesia, siswa tidak hanya dituntut untuk mahir
berbahasa, memiliki keterampilan manyimak, membaca, menulis, ataupun barbicara
saja, tetapi juga mampu mempertajam emosi perasaan, penalaran, daya khayal,
serta kepekaan terhadap lingkungan hidup dan budaya. Kemampuan dalam
memperhalus emosi ini tidak bisa dilakukan hanya melalui beelajar bahasa,
tetapi harus melalui belajar sastra. Lewat karya sastra, siswa akan
mengembangkan kemampuan personalnya dengan menyatakan emosi, mengekpresikan
empati, dan perasaan atau isi hati.
Namun
realita yang terjadi pada saat sekarang adalah kurangnya perhatian guru
terhadap pembelajaran sastra di sekolah, terutama sekolah dasar. Pembelajaran
sastra dianggap pelajaran yang kurang penting, hanya bisa dilakukan dengan
memberi latihan atau Lembar Kerja Siswa (LKS) saja. Padahal siswa sekolah dasar
adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang. Mereka masih berada dalam
tahap meniru dan membutuhkan bimbingan dalam bersikap dan bertingkah laku. Sungguh
sangat disayangkanjika materi pembelajaran sastra ini diabaikan begitu saja.
b.
Tujuan
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran dolls speak terhadap kemampuan
mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerita siswa sekolah dasar. Secara
khusus, tujuan penelitian adalah untuk mengkaji hipotesis penelitian dan
mengumpulkan data empiris tentang ada tidaknya pengaruh penggunaan metode dolls speak terhadap kemampuan
mengidentifikasi unsur-unsuur interinsik cerita siswa kelas V SDN Utan Kayu 05
Pagi.
2.
Metode
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode eksperimen randomized
control-group – pretest-postest. Metode ekaperimen ini dimaksudkan untuk
melihat apakah terdapat pengaruh kemampuan mengidentifikasiunsur-unsur
intrinsik dengan menggunakan metode pembelajaran dolls speak (kelompo eksperimen) dengan yang tidak menggunakan
metode pemebalajaran dolls speak
(kelompok kontrol). Baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen ditentukan
secara random.
3.
Hasil
dan Pembahasan
Dari hasil penghitungan data penelitian,
dapat dilihat bahwa penggunaan metode pembelajaran dolls speak terhadap kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur
intrisik cerita siswa kelas V SDN Utan Kayu Utara 05 Pagi, lebih baik daripada
metode konfensional. Hal ini dapat diketahui dari rentangan skor dan rerata
yang diperoleh dari dua kelompok yang menjadi sampel dari penelitian ini.
Rentangan nilai pretest mengiendentifikasi
unsur-unsur intrinsik cerita pada kelompok yang menggunakan metode pembelajaran
dolls speak (kelompok eksperimen)
antara 10 hingga 65 dengan rata-rata 38,01. Sementara untuk posttest, kelompok yang menggunakan
medote pembelajaran dolls speak
(kelompok eksperimen) memperoleh rentang nilai antara 40 hingga 95, dengan
rata-rata 77,86. Jika dilihat pada kelompok yang menggunakan metode
konvensional (kelompok kontrol), rentangan nilai pretest yang dapat diraih adalah antara 15 hingga 90 dengan
rata-rata 52,14; sementara untuk posttest
anatar 35 hingga 90 dengan rata-rata 65,71.
Secara umum dapat dikatakan bahwa
kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerita siswa kelas V SDN Utan
Kayu Utara 05 Pagi meningkat dengan menggunakan metode pembelajarn dolls speak. Oleh karena itu rata-rata
ang diperoleh kelompok eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata yang
diperoleh kelompok kontrol, padahal kedua kelompok ini diberikan soal yang
sama, dan siswanya heterogen. Artinya, lebih baik pada kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol terhimpun siswa dengan tingkat kecerdasan yang beragam,
ada yang pintar ada yang kurang pintar. Hanya saja diberi perlakuan yang
berbeda.
3 komentar:
Rachma Putri Rahayu – 2115091874
Menurut saya, sistematika jurnal yang saudara Ismah sudah berpijak kepada teori karena beliau menuliskan pendahuluan, metode penrlitian, data serta hasil dan pembahasan. Namun sayang saudara Ismah sepertinya lupa untuk membuat abstrak padahal abstrak dalam jurnal penelitian penting untuk mengetahui penelitian seperti apakah yang disajiakan peneliti.
Konten isi baik, mind map dimaksimalkan dalam membuat pengembangan. Kekoherensian antar paragraf juga baik.
Menurut Saya artikel jurnal yang penulis buat sudah cukup baik jika ditinjau dari kesesuaian mind map dan pengembangan. Namun, penulis tidak mengurut sistematika dengan benar. Karena, penulis tidak mencabtumkan abstrak penelitian yang pada dasarnya menjadi gambaran umum penelitian tersebut.
Ratih Sukmaning Tyas-2115091883
Salam.
Bukankah ini penelitian saya (Rahmi Yulia Ningsih) thn 2010- 2011 ya? Digunakan utk apakah ya? Tks
Posting Komentar