MIND MAP ARTIKEL ILMIAH
LIRIK
LAGU “NYELENEH”: MEMBENTUK KARAKTER NEGATIF PADA REMAJA
Ratih Sukmaning Tyas
Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni.
Universitas
Negeri Jakarta.
1.
Pendahuluan
Dunia remaja dewasa ini semakin
sering dihadapkan pada berbagai masalah yang amat kompleks yang tentunya sangat
menyita perhatian. Salah satu masalah tersebut adalah semakin menurunnya tata
krama kehidupan sosial, etika dan moral serta kepribadian yang baik sehingga
menimbulkan efek negatif di masyarakat. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi
merosotnya nilai-nilai sosial dan kepribadian pada remaja. Faktor lingkungan
sosial masyarakat, lingkungan sekolah dan lingkungan rumah merupakan
faktor-faktor yang memberikan pengaruh tersebut. Remaja adalah kelompok yang
rentan terhadap berbagai pengaruh negatif yang bisa datang darimana saja dan
ditambah pula dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi serta arus
globalisasi yang menyebabkan remaja mampu menerima segala informasi dengan
sangat mudah. Informasi yang dapat diakses dengan mudah meliputi berbagai
bidang, tak terkecuali bidang entertainment
atau hiburan.
Salah satu hal yang paling mudah
memengaruhi kehidupan sosial dan kepribadian remaja adalah sebuah lagu.
Kebutuhan remaja akan dunia hiburan sangatlah besar, remaja yang sedang
berkembang, pastilah mengikuti perkembangan lagu-lagu yang sedang menjadi trend. Lagu-lagu tersebut disajikan
dengan potret penyanyi yang menjadi idola yang digandrungi para remaja. Mengingat masa remaja adalah masa pencarian
jati diri, penyanyi yang diidolakan oleh remaja beserta lagu-lagunya pastilah
sangat memengaruhi pola pikir remaja tersebut. Apalagi, pada masa kini, hampir
tidak ada penyanyi usia remaja yang menyanyikan lagu yang sesuai dengan usia
mereka, bahkan lagu-lagu untuk orang dewasa menjadi lagu yang turut digandrungi
oleh anak-anak dan usia remaja.
2.
Remaja: Masa Pencarian Jati Diri
Menurut Hurlock (1986) dalam
Mukhtar 2011 menjelaskan istilah remaja (adolescence)
mengandung pengertian tumbuh atau menjadi tumbuh. Oleh Piaget istilah adolescence dipahami secara lebih luas,
meliputi: kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Secara psikologis,
masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
Masa remaja dianggap mulai berlangsung pada saat secara seksual menjadi matang
dan berkahir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Awal masa remaja
biasanya disebut sebagai “usia belasan”.
Pada masa inilah, remaja mengalami
perkembangan secara fisik, mental, emosional, dan sosial. Remaja akan sangat
mudah menerima pengaruh dari luar karena mereka sedang ada dalam tahap
pencarian jati diri. Masa remaja memiliki karakteristik tertentu yang
membedakannya dari fase masa kanak-kanak dan fase dewasa. Masa remaja dikenal
sebagai suatu masa yang penuh badai dan berbagai tekanan. Memang tidak semua
remaja mengalami badai dan tekanan. Badai dan tekanan dipengaruhi karena
ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari upaya penyesuaian
diri dari pola periulaku baru dan kehidupan sosial baru. Sebagai contoh,
masalah yang berhubungan denga percintaan. Masa remaja meruapakan masa awal
mereka mengenal lawan jenis lebih dekat dan intim hingga pada akhirnya
merasakan jatuh cinta, atau biasa populer dengan sebutan “cinta monyet”. Segala
bentuk peristiwa di masa remaja akan selalu menjadi momen-momen yang penting
bagi mereka.
Sebagai proses pencarian jati diri,
remaja akan mencari sosok yang dapat dijadikan sebagai idola atau alat refleksi
diri. Biasanya remaja akan mencari sosok yang terkenal atau populer saat itu.
Sehingga, apapun yang akan dilakukannya akan berkiblat pada sosok tersebut. Musik
adalah salah satu media yang akan menjadi poros bagi remaja dalam menjalani
proses kehidupannya. Remaja yang kepribadiannya mulai berkembang, akan selalu
merefleksikan segala peristiwa yang ia alami dengan lagu-lagu yang didengarnya,
apalagi sosok penyanyi tersebut adalah idola yang dielu-elukannya.
3.
Lirik Lagu “Nyeleneh” dan Remaja
Dari masa ke masa, perkembangan
lirik lagu di Indonesia semakin “liar” tanpa ada rambu-rambu khusus yang
menyeleksi lirik tersebut untuk dilepas ke pasaran. Padahal, penikmat lagu
tersebut berasal dari berbagai kalangan. Ironisnya, kanak-kanak dan remaja
kehilangan lagu tema untuk usia mereka, sehingga tak dapat dielakkan lagi bahwa
kanak-kanak dan remaja merupakan salah satu penikmat dari lagu-lagu yang
berisikan lirik “liar” tersebut.
Sebagai seorang remaja yang sedang
mengalami proses pencarian jati diri, apapun yang dilihat dan didengarnya
adalah hal yang sah untuk mereka terima. Remaja akan menyerap dengan cepat
apapun yang mereka peroleh. Tak terkecuali dengan lagu, apalagi lagu-lagu dari
penyanyi yang mereka gemari. Di sinilah, peran orang tua dan lingkungan sekitar
sangat penting. Karena, remaja harus menerima pemahaman tentang apa yang mereka
lihat dan mereka dengar. Agar remaja tersebut meyadari hal positif dan negatif
yang terdapat dalam segala hal.
Namun sepertinnya remaja sudah
terlanjur “menelan” semua informasi yang diterimanya mentah-mentah tanpa adanya
filter dari pihak-pihak yang bertanggung jawab. Orang tua, lingkungan sosial
masyarakat dan lingkungan sekolah belum mampu mengawasi apa saja yang diterima
oleh remaja. Lirik-lirik dari lagu yang mereka dengar, telah membentuk pola
pikir dan karakter remaja tersebut. Salah satu contoh lirik lagu yang membentuk
karakter negatif ialah:
Kau hancurkan aku dengan sikapmu
Tak sadarkah kau telah menyakitiku
Lelah hati ini meyakinkanmu
Cinta ini membunuhku
Penggalan lirik di atas membangun
sikap pesimis pada remaja yang secara psikologis sedang berkembang dan mencari
jati diri. Namun ironis, lirik tersebut sudah menjangkiti remaja, tanpa adanya
pula perhatian dari orang tua untuk memberikan pemahaman kepada anaknya.
Jadikan aku yang kedua
Buatlah diriku bahagia
Walaupun kau tak kan pernah kumiliki
selamanya
Satu lagi penggalan lirik yang
sangat “menyesatkan”. Lirik tersebut mengajarkan kerelaan untuk hal yang tidak
baik yaitu ketidaksetian. Lirik tersebut sudah sangat membentuk pola pikir
remaja yang menganggap bahwa perbuatan yang terdapat dalam lirik tersebut
lumrah dan wajar.
Kan
aku sudah pernah bilang
Pacarku
bukan cuma kamu sayang
Dan
bila nanti ku menghilang
Ku
masih punya lelaki cadangan
Satu lagi lirik lagu yang dapat
membentuk karakter negatif bagi remaja. Lirik tersebut mengajarkan tentang
ketidaksetiaan adalah hal yang sangat wajar.
Lagu-lagu tersebut sebagian besar
telah dinikmati oleh remaja-remaja bahkan kanak-kanak. Tentu saja hal ini
sangat mengkhawatirkan, karena makna yang terdapat pada lirik tersebut
memberikan pengaruh psikologis bagi perkembangan mental remaja yang sedang
tumbuh. Namun, bukan berarti lagu tersebut tidak bisa dinikmati oleh
masyarakat. Akan tetapi, sasarannya harus dibatasi pada orang dewasa saja,
karena setiap orang memang membutuhkan suatu hiburan.
Oleh sebab itu, kewajiban orang tua,
lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah lah yang harus mampu menyaring
segala bentuk informasi yang didapat oleh anak usia remaja agar mereka tidak
menerima “mentah-mentah” apa yang dilihat dan didengarnya. Pengawasan yang baik
dan intensif akan mampu membantu proses perkembangan psikologis remaja dalam
membentuk karakter sosial dan karakter pribadinya.
4.
Simpulan
Remaja merupakan kelompok
usia yang sedang mengalami pertumbuhan fisik dan emosi serta perkembangan tubuh
dan emosinya. Pada masa ini, remaja akan berada dipersimpangan jalan, mencari
“jalan” yang benar dan sesuai serta menentukan karakter yang akan dipilihnya.
Mereka yang akan menentukan perilaku apa yang ada di dalam diri mereka,
perilaku positif atau negatif. Hal tersebut sangat bergantung kepada latar
sosial, lingkungan sekolah dan yang paling vital adalah lingkungan rumah.
Ketiga elemen tersebut harum mampu
menjadi perisai bagi remaja dalam proses pencarian jati diri, agar remaja
“tidak tersesat” dan mengambil jalan yang salah. Remaja yang dikenal dengan
sebutan ABG (Anak Baru Gede) pada dasarnya memilki potensi yang besar untuk
menjadi pribadi yang kreatif, inovatif, cerdas secara intelektual dan
emosional, bermoral dan berakhlak yang baik apabila dibina dan dikembangkan
secara baik pula. Dengan pengawasan dan perhatian yang diberikan oleh
orang-orang disekitarnya serta pelajaran-pelajaran tentang kehidupan, akan
membentuk pribadi remaja yang baik.
Oleh sebab itu, apapun
informasi yang didapatkan oleh remaja, dari berbagai aspek, audio maupun visual
sebaiknya mendapat perhatian dari lingkungan sekitarnya. Karena, masa remaja
adalah awal bagi penentuan karakter anak menuju dewasa. Pada titik inilah
segala bentuk sifat dan karakter akan tumbuh dan berkembang. Sikap positif yang
terbentuk saat usia remaja akan berpengaruh pada usia dewasa.
Selain itu, ada baiknya lagu-lagu
yang menjadi media hiburan bagi masyarakat harus sesuai dan tepat sasaran bagi
pendengarnya. Harus ada kesesuaian antara usia dengan lirik lagu yang mereka
dengar. Jika tidak ada upaya yang mampu dilakukan untuk penyesuaian antara lagu
dan sasarannnya, berarti lagi-lagi posisi lingkungan sosial, lingkungan sekolah
dan yang paling utama lingkungan keluarga lah yang harus berdiri di garda
paling depan untuk mengontrol apapun informasi yang diterima oleh usia remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Mukhtar dan Ratih Kusuma I. P. 2001. Menjadi Remaja Milenium: Panduan Berbasis
Akhlaqul Kharimah. Jakarta: Rakasta Samasta
2 komentar:
Menurut saya, artikel ilmiah berjudul Lirik Lagu “Nyeleneh”: Membentuk Karakter Negatif Pada Remaja yang dibuat oleh penulis sudah cukup baik. Penulis mengangkat fenomena yang terjadi di masyarakat yang memang telah menjadi suatu hal yang menjadi tren masa kini. Selain itu, penulis juga menyertakan contoh-contoh yang sesuai dengan topik yang sedang diangkat. Namun, penulis seharusnya dapat menambahkan lagi lagu-lagu apa yang dapat membentuk karakter negatif agar pembaca mempunyai referensi yang menguatkan apa yang dikemukakan penulis. Kesesuaian antara mind map dan pengembangan tulisannya sudah cukup baik. Sistematika penulisan yang terdiri dari pendahuluan, pembahasan, simpulan, dan daftar pustaka sudah baik. Penulis juga sudah menuliskan sumber data dalam bentuk catatan perut. Dalam teknik penulisan, sudah terdapat kepaduan antar paragrafnya. Akan tetapi masih terdapat beberapa kesalahan penulisan seperti dalam bagian 2 paragraf pertama terdapat kata “berkahir” yang seharusnya dituliskan “berakhir”. Terlepas dari hal tersebut, seperti yang saya sebutkan sebelumnya penulis telah cukup baik dalam membuat artikel ilmiah ini.
Yunita Lestari
2115091881
ismah ifadoh aprilia
Keseluruhan penulisan artikel ilmiah Lirik Lgu Nyeleneh: Membentuk Karakter negetif Remaja sudah cukup baik. Dari kesesuaian perencanaan dengan pngembangan, sistematika, hingga koherensi sudah baik. Sumber yang diambilpun sudah dilampirkan oleh penulis.
Posting Komentar