Minggu, 01 Januari 2012

ARTIKEL ILMIAH LIRIK LAGU "NYELENEH": MEMBENTUK KARAKTER NEGATIF PADA REMAJA





MIND MAP ARTIKEL ILMIAH




LIRIK LAGU “NYELENEH”: MEMBENTUK KARAKTER NEGATIF PADA REMAJA
Ratih Sukmaning Tyas
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni.
Universitas Negeri Jakarta.


1. Pendahuluan
            Dunia remaja dewasa ini semakin sering dihadapkan pada berbagai masalah yang amat kompleks yang tentunya sangat menyita perhatian. Salah satu masalah tersebut adalah semakin menurunnya tata krama kehidupan sosial, etika dan moral serta kepribadian yang baik sehingga menimbulkan efek negatif di masyarakat. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi merosotnya nilai-nilai sosial dan kepribadian pada remaja. Faktor lingkungan sosial masyarakat, lingkungan sekolah dan lingkungan rumah merupakan faktor-faktor yang memberikan pengaruh tersebut. Remaja adalah kelompok yang rentan terhadap berbagai pengaruh negatif yang bisa datang darimana saja dan ditambah pula dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi serta arus globalisasi yang menyebabkan remaja mampu menerima segala informasi dengan sangat mudah. Informasi yang dapat diakses dengan mudah meliputi berbagai bidang, tak terkecuali bidang entertainment atau hiburan.
            Salah satu hal yang paling mudah memengaruhi kehidupan sosial dan kepribadian remaja adalah sebuah lagu. Kebutuhan remaja akan dunia hiburan sangatlah besar, remaja yang sedang berkembang, pastilah mengikuti perkembangan lagu-lagu yang sedang menjadi trend. Lagu-lagu tersebut disajikan dengan potret penyanyi yang menjadi idola yang digandrungi para remaja.  Mengingat masa remaja adalah masa pencarian jati diri, penyanyi yang diidolakan oleh remaja beserta lagu-lagunya pastilah sangat memengaruhi pola pikir remaja tersebut. Apalagi, pada masa kini, hampir tidak ada penyanyi usia remaja yang menyanyikan lagu yang sesuai dengan usia mereka, bahkan lagu-lagu untuk orang dewasa menjadi lagu yang turut digandrungi oleh anak-anak dan usia remaja.
           
2. Remaja: Masa Pencarian Jati Diri

            Menurut Hurlock (1986) dalam Mukhtar 2011 menjelaskan istilah remaja (adolescence) mengandung pengertian tumbuh atau menjadi tumbuh. Oleh Piaget istilah adolescence dipahami secara lebih luas, meliputi: kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Masa remaja dianggap mulai berlangsung pada saat secara seksual menjadi matang dan berkahir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Awal masa remaja biasanya disebut sebagai “usia belasan”.
            Pada masa inilah, remaja mengalami perkembangan secara fisik, mental, emosional, dan sosial. Remaja akan sangat mudah menerima pengaruh dari luar karena mereka sedang ada dalam tahap pencarian jati diri. Masa remaja memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dari fase masa kanak-kanak dan fase dewasa. Masa remaja dikenal sebagai suatu masa yang penuh badai dan berbagai tekanan. Memang tidak semua remaja mengalami badai dan tekanan. Badai dan tekanan dipengaruhi karena ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari upaya penyesuaian diri dari pola periulaku baru dan kehidupan sosial baru. Sebagai contoh, masalah yang berhubungan denga percintaan. Masa remaja meruapakan masa awal mereka mengenal lawan jenis lebih dekat dan intim hingga pada akhirnya merasakan jatuh cinta, atau biasa populer dengan sebutan “cinta monyet”. Segala bentuk peristiwa di masa remaja akan selalu menjadi momen-momen yang penting bagi mereka.
            Sebagai proses pencarian jati diri, remaja akan mencari sosok yang dapat dijadikan sebagai idola atau alat refleksi diri. Biasanya remaja akan mencari sosok yang terkenal atau populer saat itu. Sehingga, apapun yang akan dilakukannya akan berkiblat pada sosok tersebut. Musik adalah salah satu media yang akan menjadi poros bagi remaja dalam menjalani proses kehidupannya. Remaja yang kepribadiannya mulai berkembang, akan selalu merefleksikan segala peristiwa yang ia alami dengan lagu-lagu yang didengarnya, apalagi sosok penyanyi tersebut adalah idola yang dielu-elukannya.   

3. Lirik Lagu “Nyeleneh” dan Remaja

            Dari masa ke masa, perkembangan lirik lagu di Indonesia semakin “liar” tanpa ada rambu-rambu khusus yang menyeleksi lirik tersebut untuk dilepas ke pasaran. Padahal, penikmat lagu tersebut berasal dari berbagai kalangan. Ironisnya, kanak-kanak dan remaja kehilangan lagu tema untuk usia mereka, sehingga tak dapat dielakkan lagi bahwa kanak-kanak dan remaja merupakan salah satu penikmat dari lagu-lagu yang berisikan lirik “liar” tersebut.
            Sebagai seorang remaja yang sedang mengalami proses pencarian jati diri, apapun yang dilihat dan didengarnya adalah hal yang sah untuk mereka terima. Remaja akan menyerap dengan cepat apapun yang mereka peroleh. Tak terkecuali dengan lagu, apalagi lagu-lagu dari penyanyi yang mereka gemari. Di sinilah, peran orang tua dan lingkungan sekitar sangat penting. Karena, remaja harus menerima pemahaman tentang apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Agar remaja tersebut meyadari hal positif dan negatif yang terdapat dalam segala hal.
            Namun sepertinnya remaja sudah terlanjur “menelan” semua informasi yang diterimanya mentah-mentah tanpa adanya filter dari pihak-pihak yang bertanggung jawab. Orang tua, lingkungan sosial masyarakat dan lingkungan sekolah belum mampu mengawasi apa saja yang diterima oleh remaja. Lirik-lirik dari lagu yang mereka dengar, telah membentuk pola pikir dan karakter remaja tersebut. Salah satu contoh lirik lagu yang membentuk karakter negatif ialah:

Kau hancurkan aku dengan sikapmu
Tak sadarkah kau telah menyakitiku
Lelah hati ini meyakinkanmu
Cinta ini membunuhku       
           
            Penggalan lirik di atas membangun sikap pesimis pada remaja yang secara psikologis sedang berkembang dan mencari jati diri. Namun ironis, lirik tersebut sudah menjangkiti remaja, tanpa adanya pula perhatian dari orang tua untuk memberikan pemahaman kepada anaknya.

Jadikan aku yang kedua
Buatlah diriku bahagia
Walaupun kau tak kan pernah kumiliki selamanya
           
            Satu lagi penggalan lirik yang sangat “menyesatkan”. Lirik tersebut mengajarkan kerelaan untuk hal yang tidak baik yaitu ketidaksetian. Lirik tersebut sudah sangat membentuk pola pikir remaja yang menganggap bahwa perbuatan yang terdapat dalam lirik tersebut lumrah dan wajar.

Kan aku sudah pernah bilang
Pacarku bukan cuma kamu sayang
Dan bila nanti ku menghilang
Ku masih punya lelaki cadangan

            Satu lagi lirik lagu yang dapat membentuk karakter negatif bagi remaja. Lirik tersebut mengajarkan tentang ketidaksetiaan adalah hal yang sangat wajar.
            Lagu-lagu tersebut sebagian besar telah dinikmati oleh remaja-remaja bahkan kanak-kanak. Tentu saja hal ini sangat mengkhawatirkan, karena makna yang terdapat pada lirik tersebut memberikan pengaruh psikologis bagi perkembangan mental remaja yang sedang tumbuh. Namun, bukan berarti lagu tersebut tidak bisa dinikmati oleh masyarakat. Akan tetapi, sasarannya harus dibatasi pada orang dewasa saja, karena setiap orang memang membutuhkan suatu hiburan.
            Oleh sebab itu, kewajiban orang tua, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah lah yang harus mampu menyaring segala bentuk informasi yang didapat oleh anak usia remaja agar mereka tidak menerima “mentah-mentah” apa yang dilihat dan didengarnya. Pengawasan yang baik dan intensif akan mampu membantu proses perkembangan psikologis remaja dalam membentuk karakter sosial dan karakter pribadinya.



4. Simpulan

            Remaja merupakan kelompok usia yang sedang mengalami pertumbuhan fisik dan emosi serta perkembangan tubuh dan emosinya. Pada masa ini, remaja akan berada dipersimpangan jalan, mencari “jalan” yang benar dan sesuai serta menentukan karakter yang akan dipilihnya. Mereka yang akan menentukan perilaku apa yang ada di dalam diri mereka, perilaku positif atau negatif. Hal tersebut sangat bergantung kepada latar sosial, lingkungan sekolah dan yang paling vital adalah lingkungan rumah.
            Ketiga elemen tersebut harum mampu menjadi perisai bagi remaja dalam proses pencarian jati diri, agar remaja “tidak tersesat” dan mengambil jalan yang salah. Remaja yang dikenal dengan sebutan ABG (Anak Baru Gede) pada dasarnya memilki potensi yang besar untuk menjadi pribadi yang kreatif, inovatif, cerdas secara intelektual dan emosional, bermoral dan berakhlak yang baik apabila dibina dan dikembangkan secara baik pula. Dengan pengawasan dan perhatian yang diberikan oleh orang-orang disekitarnya serta pelajaran-pelajaran tentang kehidupan, akan membentuk pribadi remaja yang baik.     
            Oleh sebab itu, apapun informasi yang didapatkan oleh remaja, dari berbagai aspek, audio maupun visual sebaiknya mendapat perhatian dari lingkungan sekitarnya. Karena, masa remaja adalah awal bagi penentuan karakter anak menuju dewasa. Pada titik inilah segala bentuk sifat dan karakter akan tumbuh dan berkembang. Sikap positif yang terbentuk saat usia remaja akan berpengaruh pada usia dewasa.
            Selain itu, ada baiknya lagu-lagu yang menjadi media hiburan bagi masyarakat harus sesuai dan tepat sasaran bagi pendengarnya. Harus ada kesesuaian antara usia dengan lirik lagu yang mereka dengar. Jika tidak ada upaya yang mampu dilakukan untuk penyesuaian antara lagu dan sasarannnya, berarti lagi-lagi posisi lingkungan sosial, lingkungan sekolah dan yang paling utama lingkungan keluarga lah yang harus berdiri di garda paling depan untuk mengontrol apapun informasi yang diterima oleh usia remaja.

DAFTAR PUSTAKA
           
Mukhtar dan Ratih Kusuma I. P. 2001. Menjadi Remaja Milenium: Panduan Berbasis Akhlaqul Kharimah. Jakarta: Rakasta Samasta


2 komentar:

yunitalestari mengatakan...

Menurut saya, artikel ilmiah berjudul Lirik Lagu “Nyeleneh”: Membentuk Karakter Negatif Pada Remaja yang dibuat oleh penulis sudah cukup baik. Penulis mengangkat fenomena yang terjadi di masyarakat yang memang telah menjadi suatu hal yang menjadi tren masa kini. Selain itu, penulis juga menyertakan contoh-contoh yang sesuai dengan topik yang sedang diangkat. Namun, penulis seharusnya dapat menambahkan lagi lagu-lagu apa yang dapat membentuk karakter negatif agar pembaca mempunyai referensi yang menguatkan apa yang dikemukakan penulis. Kesesuaian antara mind map dan pengembangan tulisannya sudah cukup baik. Sistematika penulisan yang terdiri dari pendahuluan, pembahasan, simpulan, dan daftar pustaka sudah baik. Penulis juga sudah menuliskan sumber data dalam bentuk catatan perut. Dalam teknik penulisan, sudah terdapat kepaduan antar paragrafnya. Akan tetapi masih terdapat beberapa kesalahan penulisan seperti dalam bagian 2 paragraf pertama terdapat kata “berkahir” yang seharusnya dituliskan “berakhir”. Terlepas dari hal tersebut, seperti yang saya sebutkan sebelumnya penulis telah cukup baik dalam membuat artikel ilmiah ini.

Yunita Lestari
2115091881

Anonim mengatakan...

ismah ifadoh aprilia
Keseluruhan penulisan artikel ilmiah Lirik Lgu Nyeleneh: Membentuk Karakter negetif Remaja sudah cukup baik. Dari kesesuaian perencanaan dengan pngembangan, sistematika, hingga koherensi sudah baik. Sumber yang diambilpun sudah dilampirkan oleh penulis.