Kamis, 29 Desember 2011

ARTIKEL JURNAL ILMIAH - HETY RAHMAWATI



HETY RAHMAWATI
3 B


PENGARUH METODE LEARNING CELL TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 47 JAKARTA PUSAT

Abstrak
Tiara Dwi Yulianti. Pengaruh Metode Learning Cell terhadap Kemampuan Membaca Kritis Siswa Kelas VII SMP Negeri 47 Jakarta Pusat. Skripsi: Jakarta : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta.
 

Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya pengaruh antara metode learning cell dengan kemampuan membaca kritis siswa kelas VII SMP Negeri 47 Jakarta Pusat. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan variabel bebas, yaitu metode learning cell dan variabel terikatnya adalah kemampuan membaca kritis. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, satu kelompok yang menggunakan metode learning cell dan satu lagi kelompok yang tidak menggunakan metode learning cell. Metode learning cell menggunakan aspek penilaian yang terdiri dari kemampuan menginterpretasi bacaan, menganalisis bacaan, mengorganisasikan bacaan, menilai bacaan, dan menerapkan konsep bacaan. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak, dan sampel didapatkan sebanyak 62 siswa. Instrumen penelitian adalah tes esai membaca kritis meliputi aspek meninterpretasi, menganalisis, mengorganisasi, menilai, dan menerapkan konsep. Hasil yang diperoleh adalah rentangan skor posttest kelas ekperimen adalah 52-91 dengan skor rata-rata 72.27, sedangkan rentangan skor posttest kelas kontrol adalah 29-78 dengan skor rata-rata 51.89. hasil menunjukan bahwa metode learning cell berpengaruh positif terhadap kemampuan membaca kritis.
Kata kunci: metode learning cell, membaca kritis, kelas VII SMP

PENDAHULUAN
            Pembelajaran bahasa di sekolah, baik SD, SMP, maupun SMA, pada dasarnya mencakup empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca berbicara, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut merupakan caturtunggal (Tarigan, 1998:1). Dalam kegiatan pembelajaran, siswa dituntut untuk menguasai mepat keterampilan berbahasa tersebut. Seperti yang tertera dalam undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab III Pasal 4 ayat 5 yang berbunyi “Salah satu cara penyelenggaraan pendidikan ialah dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.” (Anonim, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003). Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan membaca dalam bidang pendidikan bagi siswa merupakan hal yang diamanatkan oleh undang-undang. Kemampuan membaca juga merupakan kemampuan dasar bagi siswa untuk mempelajari pelajaran lain.
            Membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk membangun makna daru suatu pesan yang disampaikan melaluin tulisan. Seperti halnya dalam membaca kritis yang juga merupakan salah satu kegiatan membaca, dalam membaca kritis pembaca dituntut untuk dapat mengolah bahan bacaan secara kritis menemukan keseluruhan makna bahan bacaan, ide pokok, baik tersurat maupun tersirat, melalui tahapan mengenal, memahami, menganalisis, mensintesis, dan menilai (Nurhadi, 1989:59).
            Dalam pengajaran membaca kritis telah banyak metode pembelajaran yang digunakan oleh para guru, salah satunya adalah metode inquiry yang mennyatakan bahwa (1) rata-rata nilai pretest 55% sehingga tingkat kemampuan siswa pada kategori cukup dalam memahami bahan pembelajaran; (2) rata-rata hasil nilai posttest adalah 86,8% sehingga tingkat kemampuan siswa mengikuti uji coba pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry meningkat: (3) metode inquiry ternyata efektif untuk digunakan dalam pembelajaran tersebut karena dapat meningkatkan kemampuan siswa. Terkait dengan penelitian di atas, dipandang perlu dilakukan kembali suatu penelitian yang memiliki pengaaruh terhadap kemampuan membaca kritis dengan menggunakan metode pembelajaran lainnya yang baru dan belum pernah diterapkan sebelumnya. Salah satu metode baru yang dianggap memiliki pengaruh terhadap kemampuan membaca kritis adalah dengan menggunakan metode learning cell. Metode learning cell dianggap memiliki pengaruh terhadap kemampuan membaca kritis siswa karena langkah-langkah dalam metode learning cell aktivitas siswa di anataranya akan dibentuk secara pasangan dan melakukan tanya-jawab mengenai isi suatu teks bacaan. Hal ini dianggap akan membantu siswa dalam memahami dan mengkritisi teks bacaan yang mereka baca.
            Selain hal di atas, pada tanggal 19 Agustus 2010 telah dilakukan pengamatan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menentukan ide pokok tersirat yang terdapat dalam bacaan. Kemudian dari hasil yang diperoleh, ternyata siswa masih kurang mampu untuk menemukan ide pokok yang tersirat dalam bacaan,
Identifikasi masalah
            Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah penelitian adalah “Apakah terdapat pengaruh metode learning cell terhadap kemampuan membaca kritis siswa kelas VII SMP Negeri 47 Jakarta Pusat?
Landasan Teori
            Metode learning cell merupakan salah satu dari pembelajaran dengan model kooperatif yang menggunakan tindakan kerjasama antar siswa. Metode learning cell pertama kali dikembangkan oleh Goldsmich dari Swiss Federal Institute of Technology di Lausanne (Supridjono, 2009:122). Dalam metode learning cell, siswa dibentuk secara berpasangan untuk saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan.
            Membaca kritis merupakan kegiatan membaca yang dilakukan dengan bijaksana, penuh tenggang rasa, mendalam, evaluatif, serta analitis dan bukan ingin mencari kesalahan penulis. Membaca kritis merupakan kemampuan memahami makna tersirat dalam suatu bacaan. Dalam membaca kritis, pembaca mengolah bahan secara kritis (Mintowati, 2003:12). Kemampuan membaca kritis merupakan suatu kemampuan membaca seseorang yang bukan hanya sekedar membaca isi bacaan saja atau mengerti maksud secara eksplisitnya, melainkan juga secara implisit, sehingga kegiatan membaca yang dilakukan secara lebih dalam lagi, evaluatif, dan analitis untuk menemukan makna bacaan baik tersurat maupun tersirat.
Tujuan Penelitian
            Terdapat dua tujuan di dalam penelitian ini, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris tentang adakah perbedaan kemampuan membaca kritis siswa yang menggunakan metode learning cell dengan yang tidak menggunakan metode learning cell pada kelas VII SMP Negeri 47 Jakarta Pusat. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) mengetahui kemampuan membaca kritis siswa yang  menggunakan metode learning cell pada kelas VII SMP Negeri 47 Jakarta Pusat; (2) mengetahui kemampuan membaca kritis siswa yang tidak menggunakan metode learning cell pada kelas VII SMP Negeri 47 Jakarta Pusat; (3) mengetahui perbedaan kemampuan membaca kritis siswa yang  menggunakan metode learning cell dengan yang tidak menggunakan metode learning cell pada kelas VII SMP Negeri 47 Jakarta Pusat. Selain hal itu, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat pengaruh metode learning cell terhadap kemampuan membaca tekspercakapan siswa kelas VII SMP Negeri 47 Jakarta Pusat.

METODE PENELITIAN
            Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Variabel bebasnya adalah metode learning cell, variabel terikatnya adalah kemampuan membaca kritis. Desain eksperimen yang digunakan adalah Randomized Control-Group Pretest-Posttest Design dengan satu macam perlakuan. Populasi terjangkau penelitian ini adalah seluruh siswa yang tercatat sebagai siswa kelas VII SMP Negeri 47 Jakarta Pusat pada semester genap tahun ajaran 2010/2011. Dari populasi, diambil dua kelas yang akan dijadikan sampel dengan menggunakan teknik acak. Berdasarkan hasil random, terpilihlah kelas VII-4 dan kelas VII-5 ebagai objek penelitian. Keseluruhan objek adalah 62 siswa. Kelas VII-4 terpilih sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-5 sebagai kelas kontrol.
            Data dikumpulkan melalui beberapa langkah dan prosedur. Peneliti melakukan tahap persiapan,yaitu meminta izin pihak sekolah untuk melaksanakan penelitian, melakukan wawancara kepada guru yang bersangkutan, beradaptasi terharap objek penelitian, menyiapkan segala perlengkapan penelitian, dan menyusun langkah-langkah penelitian. Tahapan selanjutnya adalah tahap pelaksanaan dengan menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol, mendata jumlah siswa, memberikan pretest bdengan instrumen penelitian soal esai kepada objek penelitian, melaksanakan tujuan penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan alokasi waktu dan pokok bahasan yang sama sesuai rencana pengajaran, dan memberikan posttest yang juga merupakan soal esai kepada objek penelitian. Sebelum pengujian hipotesis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji analisis berupa uji normalitas, yaitu menggunakan Lilieferos serta uji homogenitas, menggunakan uji Barlet.
            Untuk menganalisis data, langkah yang digunakan peneliti adalah mengoreksi hasil pekerjaan siswa, mengelompokkan skor tes menjadi dua, yaitu skor kelas eksperimen dan skor kelas kontrol, mencari nilai rata-rata, median, modus, mencari nilai deviasi kelas, melakukan uji normalitas dan uji homogentitas, melakukan pengujian hipotesis, membandingkan angka t hitung dengan nilai t dalam tabel. Untuk menguji hipotesis, hipotesis menggunakan uji t dengan kriteria hipotesis nol yang diuji yaitu H0 = µ1≥µe2 dan hipotesis satu yang diuji yaitu H1 µe1 < µe2.

HASIL PENELITIAN
            Setelah melakukan serangkaian penelitian yang dilakukan pada kelas ekperimen dan kelas kontrol, dapat diketahui hasil yang didapat. Kelas ekperimen menggunakan sampel sebanyak 31 siswa dan diberi perlakuan menggunakan metode learning cell. Skor terendah dalam pretest adalah 24, sedangkan skor tertingginya adalah 55, dengan mean 41.67, median 41.91, modus 41.38, simpangan baku7.74, dan varian 59.96. sedangkan dalam posttest, skor terendahnya yaitu 52, dan skor tertinggi 90 dengan mean 72.27,  median 72.95, modus 73.72, simpangan baku 9.42, dan varian 86.84.
            Untuk kelas kontrol, skor terendah pretestnya adalah 18, skor tertingginya adalah 67, dengan mean 34.77, median 33.25, modus 31, simpangan baku 11.33, dan varian 128.39. Berdasarkan skor posttest, skor terendah adalah 29, skor tertinggi adalah 77, dengan mean 51.89, median 56, modus 63.12, simpangan baku 13.69, dan varian 187.31. secara keseluruhan, nilai posttest di kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami perubahan.
            Dalam pengujian persyaratan analisis data, peneliti menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Dalam uji normalitas dengan menggunakan uji Lilifors, pada kelompok eksperimen, Lo yang didapatkan dari nilai pretest adalah 0,0766, sedangkan Lo pada nilai posttest adalah 0,3751 dengan Lt 0,886. Untuk kelas kontrol, Lo yang didapatkan dalam pretest adalah 0,1013, sedangkan Lo yang didapatkan pada posttest adalah 0,12, dengan Lt 0,886. Hasil perhitungan uji lilifors menyatakan bahwa dk > 30 dan taraf signifikansi α 0,05. Karena keempat Lo > Lt, maka sampel berdistribusi normal
            Untuk uji homogenitas, peneliti menggunakan uji Barlet dengan menggunakan tabel Chi Kuadrat dengan taraf signifikansi α 0,05. Uji homogenitas menyatakan X² hitung < X² tabel. Dalam penelitian ini didapat  didapat bahwa X² hitung sebesar 1,38 dan X² tabel sebesar 43,8. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan varians yang homogen
Hasil Pengujian Hipotesis
            Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan uji t. Setelah digunakan uji t, t yang didapat dibandingkan dengan t tabel, atau nilai kritis pada tabel. Hasil yang didapatkan yaitu t hitung = 5,73 dan t tabel = 1,67. Oleh karena t hitung > t tabel maka H0 ditolak, dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa pengaruh positif metode learning cell terhadap kemampuan membaca kritis siswa kelas VII SMP 47 Jakarta Pusat diterima.

PEMBAHASAN PENELITIAN
            Dari rangkaian kegiatan penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa pembelajaran membaca kritis dengan menggunakan metode learning cell lebih baik daripada pembelajaran membaca kritis tidak dengan menggunakan metode learning cell. Hal ini dilihat dari perbedaan skor antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rentangan skor kelas eskperimen adalah 52-91 dengan skor rata-rata 72,27, sedangkan rentangan skor posttest keals kontrol adalah 29-78 dengan skor rata-rata 51,89. Dilihat dari hasil perhitungan, skor rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi daripada skor rata-rata posttest kelas kontrol. Begitu pula penilaian dari kelima aspek membaca kritis, yaitu kemampuan menginterpretasi bacaan, menganalisis bacaan, mengorganisasikan bacaan, menilai bacaan, dan menerapkan konsep bacaan. kelimanya digunakan untuk menilai pembelajaran membeca kritis di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil menunjukkan bahwa kelas eksperimenlah yang mengalami peningkatan dari segi pretest dan postest. Hasil tersebut menunjukkan bahwa metode learning cell memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan membaca kritis siswa kelas VII.

KESIMPULAN
            Metode learning cell ternyata memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan membaca kritis siswa kelas VII, dengan diperolehnya t hitung = 5,73 > t tabel =1,67. Hal ini menyatakan bahwa hipotesis diterima. Rentangan skor kelas eskperimen adalah 52-91 dengan skor rata-rata 72,27, sedangkan rentangan skor posttest kelas kontrol adalah 29-78 dengan skor rata-rata 51,89. Berdasarkan hal tersebut, kenaikan rata-rata kemampuan membaca kritis siswa eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Hal ini pula menyatakan bahwa kemampuan membaca kritis siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode learning celllebih baik hasilnya dibandingkan dengan yang tidak menggunakan learning cell.
            Metode learning cell merupakan salah satu metode alternatif yang dapat digunakan untuk pembelajaran membaca kritis di kelas. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa. Implikasi bagi siswa adalah dengan menggunakan metode larning cell, akan memberikan stimulus dan motivasi pada siswa dalam pembelajaran membaca. Diharapkan siswa dapat kritis menemukan serta memahami makna yang tersirat maupun tersurat dalam bacaan.

DAFTAR PUSTAKA
Mintowati, Farida. 2003. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia: Memabbaca. Jakarta: Departemen Pendidikan Lanjutan Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Nurhadi. 1989. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca?? Suatu teknik memahami literatur yang efisien. Bandung: CV. Sinar Baru Bandung.
Supridjono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tarigan, Henry Guntur. 1984. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

(MUMUN SITI MUNAWWAROH)

Abstrak yang ditulis oleh Hety sudah merupakan penggambaran isi dari artikel jurnal ilmiahnya. Isi abstrak tersebut berupa tujuan penelitian, metode yang digunakan serta sedikit penjelasannya. Ia juga tidak lupa menuliskan kata kunci dalam penelitian.
Tulisan ini adalah artikel jurnal ilmiah yang berdasarkan skripsi. Namun, di dalam penulisannya agar dapat dibedakan dari skripsi, sebaiknya Hety tidak menuliskan identifikasi masalah seperti rumusan masalah yang terdapat dalam skripsi. Ia tuliskan semuanya secara berurutan dari rumusan masalah, landasan teori, tujuan penelitian, metode penelitian, hingga hasil penelitian seperti susunan dalam skripsi.
Artikel sudah sesuai dengan mind map yang dibuat. Mulai dari abstrak, pendahuluan, metode penelitian, pembahasan, hasil serta kesimpulan. Mind map yang dibuat pun sudah mempergunakan warna yang beragam.
Kalimat yang digunakan oleh Hety berkoherensi satu sama lain. Ia memilih diksi yang tepat sehingga mudah dibaca. Maksud dari tulisannya pun dapat tersampaikan oleh pilihan katanya tersebut.

Anonim mengatakan...

(SITI LUTFIAH)

Dari teknik penulisan: penulis memilih diksi yang begitu baik sesuai dengan EYD, bahasanya komunikatif, koherensi kalimatnya sangat baik.

Sistematika penulisan: Penulis membuat artikel ini sesuai dengan penulisan artikel jurnal ilmiah yakni diawali dengan abstrak, pendahuluan, kajian teori, metode, pembahasan, hasil dan simpulan.

Segi isi: Tulisan ini telah begitu baik dalam merangkum dan menggambarkan keseluruhan isi yang terdapat dalam skripsi. penulisannya pun begitu apik dan bersesuaian dengan mind map yang telah dibuat.