Strategi-strategi
Praktis untuk Siswa Aktif
oleh Rawdotul Jannah
Setiap
manusia membutuhkan pendidikan untuk bekal kehidupannya di dunia dan di
akhirat. Pendidikan akan berjalan dengan lancar bila ada pihak yang
mengorganisasikannya. Maka dari itu, peran guru sangatlah dibutuhkan untuk
mendidik para siswanya. Seorang guru yang baik haruslah melakukan proses
pendidikan yang terbagi menjadi tiga proses, yaitu proses perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Ketiga
proses tersebut haruslah mendapatkan prioritas yang sama dalam penyajiannya. Dalam
hal ini, proses pelaksanaan pembelajaran haruslah dibuat semenarik mungkin demi
terciptanya siswa-siswa yang aktif. Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan
tentang strategi-strategi praktis yang dapat menjadikan siswa aktif dalam
kegiatan pembelajaran di kelas.
Berdasarkan
hal tersebut, saya ingin melaporkan kegiatan membaca buku yang terkait dengan strategi-strategi
praktis untuk siswa aktif sebagai tugas Mata Kuliah Pengembangan Keterampilan
Menulis pada semester 5 serta mengasah kemampuan menulis saya. Buku yang saya
baca ialah buku yang berjenis nonfiksi dengan judul Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Melvin L. Silberman
ialah penulis buku ini. Buku ini merupakan buku terjemahan dari buku Active Learning: 101 Strategies to Teach Any
Subject yang diterjemahkan oleh Raisul Muttaqien. Penerbit Nusamedia yang
bekerja sama dengan Penerbit Nuansa berhasil menerbitkan buku ini di Bandung
pada bulan Januari tahun 2011. Pada tahun itu, buku ini sudah empat kali
dicetak dan merupakan edisi revisi. Ketebalan buku ini mencapai 301 halaman.
Nomor ISBN buku ini, yaitu 979-98613-5-7. Alamat penerbit berada di Kompleks
Sukup Baru No. 23 Ujungberung-Bandung 40619. Nomor yang dapat dihubungi, antara
lain 022-76883000-92293000 (telepon), 022-7801410 (faks), dan 0818638038
(layanan SMS). Alamat email penerbit dapat diakses pada situs nuansa.cendekia@gmail.com.
Selanjutnya, akan dibahas mengenai isi buku.
Buku Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif ini terdiri atas
empat bagian. Bagian pertama memperkenalkan belajar aktif. Bagian kedua
menerangkan strategi tentang bagaimana menjadikan siswa aktif sejak awal.
Bagian ketiga membicarakan masalah tentang bagaimana membantu siswa mendapatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif. Bagian keempat membahas masalah
tentang bagaimana menjadikan belajar tidak terlupakan. Untuk lebih jelasnya,
berikut ini disajikan materi yang terdapat dalam tiap bagian.
Bagian pertama
memperkenalkan belajar aktif. Materi yang dijelaskan pada bagian ini, yaitu
bagaimanakah otak bekerja, gaya belajar, sisi sosial proses belajar,
kekhawatiran tentang belajar aktif, dan perlengkapan belajar aktif. Menurut
Melvin L. Silberman yang memperluas kata-kata bijak Konfusius, “yang saya
dengar, saya lupa; yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat; yang saya
dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai
pahami, dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan
pengetahuan dan keterampilan; dan yang saya ajarkan kepada orang lain, saya
kuasai”. Berdasarkan pernyataan itu, belajar tidaklah cukup hanya dengan
mendengarkan atau melihat sesuatu, tetapi juga mendiskusikan, mengajukan
pertanyaan, mempraktikkan, bahkan mengajarkannya kepada siswa yang lain. Pada
bagian pertama terdapat perlengkapan belajar aktif, antara lain sepuluh tata
letak untuk menyusun kelas, sepuluh metode untuk mendapatkan mitra belajar,
sepuluh pertanyaan untuk mengetahui harapan siswa, sepuluh saran untuk
mengefektifkan pengajaran dengan ceramah, sepuluh strategi untuk membentuk
kelompok belajar, sepuluh alternatif dalam menyeleksi ketua kelompok dan
mengerjakan tugas lain, sepuluh kiat ketika memfasilitasi diskusi, sepuluh
langkah dalam membantu kegiatan eksperiensial, sepuluh pilihan untuk seni
peran, sepuluh penghematan waktu bila kegiatan belajar aktif menyita waktu, dan
sepuluh cara penanganan ketika siswa menjadi sulit diatur.
Bagian kedua berisi
tentang kiat menjadikan siswa aktif sejak awal. Pembuka percakapan dan
aktivitas pembuka lain untuk segala bentuk pelajaran dibahas pada bagia ini. Materi
yang diterangkan pada bagian kedua, yakni strategi pembentukan tim, penilaian
sederhana, dan pelibatan belajar langsung. Dalam buku ini, dikatakan bahwa teknik-teknik
yang terdapat pada bagian ini dirancang untuk mengerjakan salah satu atau
beberapa dari yang berikut ini.
·
Pembentukan tim:
membantu siswa menjadi lebih mengenal satu sama lain atau menciptakan semangat
kerja sama dan saling ketergantungan.
·
Penilaian serentak:
mempelajari sikap, pengetahuan, dan pengalaman siswa.
·
Palibatan belajar
secara langsung: menciptakan minat awal terhadap pelajaran.
Di samping itu, teknik-teknik ini
mendorong siswa untuk mengambil peran aktif semenjak awal. Strategi dalam
pembentukan tim, antara lain bertukar tempat, siapa saja yang ada di kelas?,
resume kelompok, prediksi, iklan televisi, teman yang kita miliki, benar-benar
kian mengenal, “benteng pertahanan”, mengakrabkan kembali, hembusan angin
kencang, dan menyusun aturan dasar kelas.
Strategi penilaian sederhana, yaitu
pertanyaan penilaian, pertanyaan yang dimiliki siswa, penilaian instan, sampel
perwakilan, dan persoalan pelajaran. Strategi pelibatan belajar langsung, yakni
berbagi pengetahuan secara aktif, merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga
orang, kemabali ke tempat semula, menyemarakkan suasana belajar, bertukar
pendapat, benar atau salah?, dan bertanggung jawab terhadap mata pelajaran.
Bagian ketiga
menerangkan masalah tentang bagaimana membantu siswa mendapatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap secara aktif. Teknik-teknik pengajaran yang dapat
digunakan untuk mengajarkan inti dari pelajaran dibahas pada bagian ini. Materi
yang dibicarakan pada bagian ketiga ialah kegiatan belajar dalam satu kelas
penuh, menstimulasi diskusi kelas, pengajuan pertanyaan, belajar bersama, pengajaran
sesama siswa, belajar secara mandiri, belajar yang efektif, dan pengembangan keterampilan.
Teknik-tekniknya dirancang untuk menghindari atau justru menguatkan cara
pengajaran yang didominasi oleh guru. Beraneka macam alternatif disediakan, dan
semuanya secara halus menekan siswa untuk memikirkan, merasakan, dan
menerapkannya. Dalam buku ini, dijelaskan alternatif-alternatif itu sebagai
berikut.
·
Proses belajar satu
kelas penuh: pengajaran yang dipimpin oleh guru yang menstimulasi seluruh
siswa.
·
Diskusi kelas: dialog
dan debat tentang persoalan-persoalan utama.
·
Pengajuan pertanyaan:
siswa meminta penjelasan.
·
Kegiatan belajar
kolaboratif: tugas dikerjakan secara bersama dalam kelompok kecil.
·
Pengajaran oleh teman
sekelas: pengajaran yang dilakukan oleh siswa sendiri.
·
Kegiatan belajar
mandiri: aktivitas belajar yang dilakukan secara perseorangan.
·
Kegiatan belajar aktif:
kegiatan yang membantu siswa memahami perasaan, nilai-nilai, dan sikap mereka.
·
Pengembangan
keterampilan: mempelajari dan mempraktikkan keterampilan, baik teknis maupun
nonteknis.
Untuk lebih jelasnya,
berikut ini disajikan teknik-teknik dalam setiap materi pada bagian kedua buku
ini. Teknik pikiran yang penuh tanya selalu ingin mengetahui, tim pendengar,
membuat catatan dengan bimbingan, mata pelajaran ala permainan bingo,
pengajaran sinergis, pengajaran terarah, menemui pembicara tamu, mempraktikkan
materi yang diajarkan, yang manakah kelompok saya?, dan menjadi kritikus
tayangan video dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam satu kelas penuh.
Teknik debat aktif, rapat dewan kota, keputusan terbuka tiga tahap,
memperbanyak anggota diskusi panel, argumen dan argumen tandingan, membaca
keras-keras, dan pengadilan oleh majelis hakim dapat digunakan dalam
menstimulasi diskusi kelas. Teknik belajar berawal dari pertanyaan, pertanyaan
yang disiapkan, dan pertanyaan pembalikan peran dapat digunakan dalam pengajuan
pertanyaan. Teknik pencarian informasi, kelompok belajar, pemilahan kartu,
turnamen belajar, kekuatan dua orang, kuis tim dapat digunakan dalam belajar
bersama. Teknik pertukaran kelompok dengan kelompok, belajar ala permainan jigsaw,
setiap siswa bisa menjadi guru di sini, pemberian pelajaran antarsiswa, studi
kasus bikinan siswa, pemberitaan, dan poster dapat digunakan dalam pengajaran
sesama siswa. Teknik imajinasi, menulis di sini dan saat ini, peta pikiran,
belajar sekaligus bertindak, jurnal belajar, dan kontrak belajar dapat
dilakukan dalam belajar secara mandiri. Teknik mengetahui yang sebenarnya,
pemeringkatan pada papan pengumuman, apa? lantas apa? dan sekarang bagaimana?,
penilaian diri secara aktif, dan peraga peran dapat dilakukan dalam belajar
yang efektif. Teknik formasi regu tembak, pengamatan dan pemberian masukan
secara aktif, pengamatan dan pemberian masukan secara aktif, pemeranan lakon
yang tidak membuat grogi siswa, pemeranan lakon oleh tiga orang siswa, menggilir
peran, memperagakan caranya, pemeragaan tanpa bicara, pasangan dalam praktik
pengulangan, pemberian peran, lempar bola, dan kelompok penasihat dapat
dilakukan dalam pengembangan keterampilan.
Bagian keempat buku ini
membahas mengenai teknik bagaimana menjadikan belajar tidak terlupakan. Materi
yang dibahas pada bagian keempat, antara lain strategi peninjauan kembali,
penilaian sendiri, perencanaan masa depan, dan ucapan perpisahan. Cara-cara
untuk mengakhiri sebuah pelajaran agar siswa mengingat apa yang telah ia
pelajari dan memahami cara menerapkannya pada masa mendatang dibahas pada
bagian ini. Dalam buku ini, dikatakan bahwa teknik-teknik yang ada dalam bagian
ini dirancang untuk melakukan salah satu atau beberapa dari yang berikut ini.
·
Peninjauan: mengingat
atau mengikhtisarkan apa yang telah dipelajari.
·
Penilaian diri:
mengevaluasi perubahan-perubahan pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
·
Perencanaan masa
mendatang: menentukan bagaimana siswa akan melanjutkan belajarnya setelah
pelajaran berakhir.
·
Ungkapan perasaan
terakhir: menyampaikan pikiran, perasaan, dan persoalan yang dihadapi siswa
pada akhir pelajaran.
Agar lebih jelas,
berikut ini dijelaskan teknik-teknik yang dapat digunakan supaya belajar tidak
terlupakan. Teknik pencocokan kartu indeks, peninjauan ulang topik, memberikan
pertanyaan dan mendapatkan jawaban, teka-teki silang, meninjau kesulitan pada
materi pelajaran, bowling kampus, ikhtisar siswa, tinjauan ala permainan bingo,
dan tinjauan ala permainan “Hollywood Squares” dapat dipraktikkan dalam
strategi peninjauan kembali. Teknik mempertimbangkan kembali, keuntungan dari
investasi Anda, galeri belajar, penilaian diri secara fisik, dan mozaik
penilaian dapat dipraktikkan dalam penilaian sendiri. Teknik tetaplah belajar,
stiker yang sangat lengket, dengan ini saya tetapkan bahwa..., kuesioner
lanjutan, dan berpegang erat dapat digunakan dalam perencanaan masa depan.
Teknik papan scrabble perpisahan, menjalin hubungan, foto bersama, dan “ujian
akhir” dapat dilakukan dalam ucapan perpisahan.
Secara keseluruhan, isi
buku sudah sesuai dengan judul buku, yaitu Active
Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Buku ini menyajikan beragam teknik
yang dapat digunakan oleh guru untuk menjadikan siswanya aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Beberapa materi dalam buku ini dilengkapi dengan gambar sehingga
memperjelas informasi yang disajikan, seperti pada materi tentang “sepuluh tata
letak untuk menyusun kelas” halaman 35. Persoalan yang terdapat pada buku ini
merupakan hasil penelitian penulis tentang cara belajar aktif setelah 25 tahun
bekerja dengan guru-guru prabakti dan bakti di semua jenjang pendidikan. Penulis
buku memiliki reputasi internal dalam bidang proses belajar aktif. Dr. Melvin
L. Silberman ialah seorang Guru Besar Kajian Psikologi Pendidikan di Temple
University dalam bidang Psikologi Pengajaran. Ia adalah lulusan Brandeis
University dan memiliki gelar A.M. dan Ph.D di bidang psikologi pendidikan dari
Universitas Chicago. Bahasa yang digunakan ialah ragam bahasa baku. Ragam
bahasa baku yang digunakan dalam buku ini mempermudah pembaca dari golongan apa
pun untuk memahami isi buku ini dengan baik.
Cara penyusunan dan
teknik pencetakan buku pun sudah baik. Materi yang disajikan dalam buku ini
sudah disusun dengan rapi, mulai dari memperkenalkan belajar aktif, menjadikan
siswa aktif sejak awal, membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap secara aktif, serta menjadikan belajar tidak terlupakan. Buku ini
diformat dengan baik. Perpaduan warna dasar krem untuk sampul buku dengan
perpaduan warna merah, biru, hijau, putih, hitam untuk tulisan yang terdapat di
bagian sampulnya menjadikannya penuh warna dan unik.
Bagian belakang buku memuat isi
buku dan pengenalan pengarang. Jenis huruf yang dipakai ialah jenis huruf yang sudah
lazim digunakan (Times New Roman) dengan ukuran huruf 12. Batas pengetikan
2-2-2-2 cm sudah cukup baik. Hal tersebut berguna sebagai ruang kosong yang
dapat digunakan untuk memuat catatan tertentu dari pembacanya. Terdapat halaman
buku, yang di sebelah kanan memuat judul buku dan yang di sebelah kiri memuat
nama penulis buku, pada bagian bawah buku. Setiap paragraf baru terlihat dengan
jelas dengan adanya penjorokan ke dalam pada setiap paragraf baru dan judul
baru dengan paragraf terakhir terlihat jelas dengan adanya jarak yang pas.
Namun demikian, “tak
ada gading yang tak retak”. Sama halnya dengan buku ini, terdapat beberapa
kekurangan. Buku ini tidak mencantumkan rangkuman setiap bagiannya. Pemilihan
gambar pada sampul depan buku kurang sesuai dengan isi buku. Pendesain cover memilih gambar bola dunia dan
orang yang ingin mengetik dengan komputernya untuk diletakkan pada bagian depan
sampul buku ini. Namun, yang membuatnya janggal ialah orang yang ingin mengetik
tersebut mencolokkan kabel komputer ke monitornya. Menurut saya, hal itu tidak
logis dan kurang sesuai dengan isi buku yang berisikan strategi-strategi belajar
siswa aktif. Nomor dan nama bagian pada lembaran pembahasan setiap bagian tidak
dicantumkan sehingga menyulitkan pembacanya dalam mengetahui bagian yang sedang
dibacanya.
Untuk mengatasi
kekurangan tersebut, ada baiknya penulis menyajikan rangkuman setiap bagian
pada akhir pembahasan. Pendesain cover
memilih gambar untuk sampul depan yang sesuai dengan isi buku. Penyunting buku
mencantumkan nomor dan nama bab pada lembaran pembahasan setiap bab. Biasanya,
hal tersebut dituliskan bersamaan dengan penulisan halaman buku.
DAFTAR
PUSTAKA
Silberman, Melvin L.. 2011. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa
Aktif. Bandung: Nuansa.
3 komentar:
Laporan buku nonfiksi yang dibuat oleh Jannah sangat terperinci. Susunan unsurnya pun sudah urut dan sistematis plus sudah sesuai dengan mindmap. Sekedar kekurangan teknis, kualitas mindmap yang dibuat Jannah kurang memadai untuk dibaca.
Bahasa yang digunakan Jannah tergolong yang mudah dimengerti.
Namun kevariasian dalam paragraf-paragraf yang jannah bikin masih kurang sedikit lagi.
Terima kasih.
FIFY FILDZAH HABIBAH (2115091110)
secara sistematika, mind map dengan pengembangan yang dibuat oleh Jannah sudah sesuai.
di bagian mind map, Jannah menjelaskan pendahuluan, isi dan kesimpulan. ini sangat sesuai dengan pengembangan yang dibuat oleh Jannah. seperti pada paragraf pertama yang menjelas kan latar belakang, lalu pada paragraf selanjutnya menjelaskan identitas buku.
secara keseluruhan laporan buku yang dibuat oleh Jannah sudah mewakili isi dari buku Active Learning.
Komentar diatas ditulis oleh Umi Chairunnisa
Posting Komentar