Minggu, 25 Desember 2011


Strategi-strategi Praktis untuk Siswa Aktif
oleh Rawdotul Jannah

            Setiap manusia membutuhkan pendidikan untuk bekal kehidupannya di dunia dan di akhirat. Pendidikan akan berjalan dengan lancar bila ada pihak yang mengorganisasikannya. Maka dari itu, peran guru sangatlah dibutuhkan untuk mendidik para siswanya. Seorang guru yang baik haruslah melakukan proses pendidikan yang terbagi menjadi tiga proses, yaitu proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Ketiga proses tersebut haruslah mendapatkan prioritas yang sama dalam penyajiannya. Dalam hal ini, proses pelaksanaan pembelajaran haruslah dibuat semenarik mungkin demi terciptanya siswa-siswa yang aktif. Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan tentang strategi-strategi praktis yang dapat menjadikan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
            Berdasarkan hal tersebut, saya ingin melaporkan kegiatan membaca buku yang terkait dengan strategi-strategi praktis untuk siswa aktif sebagai tugas Mata Kuliah Pengembangan Keterampilan Menulis pada semester 5 serta mengasah kemampuan menulis saya. Buku yang saya baca ialah buku yang berjenis nonfiksi dengan judul Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Melvin L. Silberman ialah penulis buku ini. Buku ini merupakan buku terjemahan dari buku Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject yang diterjemahkan oleh Raisul Muttaqien. Penerbit Nusamedia yang bekerja sama dengan Penerbit Nuansa berhasil menerbitkan buku ini di Bandung pada bulan Januari tahun 2011. Pada tahun itu, buku ini sudah empat kali dicetak dan merupakan edisi revisi. Ketebalan buku ini mencapai 301 halaman. Nomor ISBN buku ini, yaitu 979-98613-5-7. Alamat penerbit berada di Kompleks Sukup Baru No. 23 Ujungberung-Bandung 40619. Nomor yang dapat dihubungi, antara lain 022-76883000-92293000 (telepon), 022-7801410 (faks), dan 0818638038 (layanan SMS). Alamat email penerbit dapat diakses pada situs nuansa.cendekia@gmail.com. Selanjutnya, akan dibahas mengenai isi buku.
            Buku Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif ini terdiri atas empat bagian. Bagian pertama memperkenalkan belajar aktif. Bagian kedua menerangkan strategi tentang bagaimana menjadikan siswa aktif sejak awal. Bagian ketiga membicarakan masalah tentang bagaimana membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif. Bagian keempat membahas masalah tentang bagaimana menjadikan belajar tidak terlupakan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan materi yang terdapat dalam tiap bagian.
Bagian pertama memperkenalkan belajar aktif. Materi yang dijelaskan pada bagian ini, yaitu bagaimanakah otak bekerja, gaya belajar, sisi sosial proses belajar, kekhawatiran tentang belajar aktif, dan perlengkapan belajar aktif. Menurut Melvin L. Silberman yang memperluas kata-kata bijak Konfusius, “yang saya dengar, saya lupa; yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat; yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami, dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan; dan yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai”. Berdasarkan pernyataan itu, belajar tidaklah cukup hanya dengan mendengarkan atau melihat sesuatu, tetapi juga mendiskusikan, mengajukan pertanyaan, mempraktikkan, bahkan mengajarkannya kepada siswa yang lain. Pada bagian pertama terdapat perlengkapan belajar aktif, antara lain sepuluh tata letak untuk menyusun kelas, sepuluh metode untuk mendapatkan mitra belajar, sepuluh pertanyaan untuk mengetahui harapan siswa, sepuluh saran untuk mengefektifkan pengajaran dengan ceramah, sepuluh strategi untuk membentuk kelompok belajar, sepuluh alternatif dalam menyeleksi ketua kelompok dan mengerjakan tugas lain, sepuluh kiat ketika memfasilitasi diskusi, sepuluh langkah dalam membantu kegiatan eksperiensial, sepuluh pilihan untuk seni peran, sepuluh penghematan waktu bila kegiatan belajar aktif menyita waktu, dan sepuluh cara penanganan ketika siswa menjadi sulit diatur.
Bagian kedua berisi tentang kiat menjadikan siswa aktif sejak awal. Pembuka percakapan dan aktivitas pembuka lain untuk segala bentuk pelajaran dibahas pada bagia ini. Materi yang diterangkan pada bagian kedua, yakni strategi pembentukan tim, penilaian sederhana, dan pelibatan belajar langsung. Dalam buku ini, dikatakan bahwa teknik-teknik yang terdapat pada bagian ini dirancang untuk mengerjakan salah satu atau beberapa dari yang berikut ini.
·         Pembentukan tim: membantu siswa menjadi lebih mengenal satu sama lain atau menciptakan semangat kerja sama dan saling ketergantungan.
·         Penilaian serentak: mempelajari sikap, pengetahuan, dan pengalaman siswa.
·         Palibatan belajar secara langsung: menciptakan minat awal terhadap pelajaran.
Di samping itu, teknik-teknik ini mendorong siswa untuk mengambil peran aktif semenjak awal. Strategi dalam pembentukan tim, antara lain bertukar tempat, siapa saja yang ada di kelas?, resume kelompok, prediksi, iklan televisi, teman yang kita miliki, benar-benar kian mengenal, “benteng pertahanan”, mengakrabkan kembali, hembusan angin kencang, dan menyusun aturan dasar kelas.
Strategi penilaian sederhana, yaitu pertanyaan penilaian, pertanyaan yang dimiliki siswa, penilaian instan, sampel perwakilan, dan persoalan pelajaran. Strategi pelibatan belajar langsung, yakni berbagi pengetahuan secara aktif, merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang, kemabali ke tempat semula, menyemarakkan suasana belajar, bertukar pendapat, benar atau salah?, dan bertanggung jawab terhadap mata pelajaran.
Bagian ketiga menerangkan masalah tentang bagaimana membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif. Teknik-teknik pengajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan inti dari pelajaran dibahas pada bagian ini. Materi yang dibicarakan pada bagian ketiga ialah kegiatan belajar dalam satu kelas penuh, menstimulasi diskusi kelas, pengajuan pertanyaan, belajar bersama, pengajaran sesama siswa, belajar secara mandiri, belajar yang efektif, dan pengembangan keterampilan. Teknik-tekniknya dirancang untuk menghindari atau justru menguatkan cara pengajaran yang didominasi oleh guru. Beraneka macam alternatif disediakan, dan semuanya secara halus menekan siswa untuk memikirkan, merasakan, dan menerapkannya. Dalam buku ini, dijelaskan alternatif-alternatif itu sebagai berikut.
·         Proses belajar satu kelas penuh: pengajaran yang dipimpin oleh guru yang menstimulasi seluruh siswa.
·         Diskusi kelas: dialog dan debat tentang persoalan-persoalan utama.
·         Pengajuan pertanyaan: siswa meminta penjelasan.
·         Kegiatan belajar kolaboratif: tugas dikerjakan secara bersama dalam kelompok kecil.
·         Pengajaran oleh teman sekelas: pengajaran yang dilakukan oleh siswa sendiri.
·         Kegiatan belajar mandiri: aktivitas belajar yang dilakukan secara perseorangan.
·         Kegiatan belajar aktif: kegiatan yang membantu siswa memahami perasaan, nilai-nilai, dan sikap mereka.
·         Pengembangan keterampilan: mempelajari dan mempraktikkan keterampilan, baik teknis maupun nonteknis.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan teknik-teknik dalam setiap materi pada bagian kedua buku ini. Teknik pikiran yang penuh tanya selalu ingin mengetahui, tim pendengar, membuat catatan dengan bimbingan, mata pelajaran ala permainan bingo, pengajaran sinergis, pengajaran terarah, menemui pembicara tamu, mempraktikkan materi yang diajarkan, yang manakah kelompok saya?, dan menjadi kritikus tayangan video dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam satu kelas penuh. Teknik debat aktif, rapat dewan kota, keputusan terbuka tiga tahap, memperbanyak anggota diskusi panel, argumen dan argumen tandingan, membaca keras-keras, dan pengadilan oleh majelis hakim dapat digunakan dalam menstimulasi diskusi kelas. Teknik belajar berawal dari pertanyaan, pertanyaan yang disiapkan, dan pertanyaan pembalikan peran dapat digunakan dalam pengajuan pertanyaan. Teknik pencarian informasi, kelompok belajar, pemilahan kartu, turnamen belajar, kekuatan dua orang, kuis tim dapat digunakan dalam belajar bersama. Teknik pertukaran kelompok dengan kelompok, belajar ala permainan jigsaw, setiap siswa bisa menjadi guru di sini, pemberian pelajaran antarsiswa, studi kasus bikinan siswa, pemberitaan, dan poster dapat digunakan dalam pengajaran sesama siswa. Teknik imajinasi, menulis di sini dan saat ini, peta pikiran, belajar sekaligus bertindak, jurnal belajar, dan kontrak belajar dapat dilakukan dalam belajar secara mandiri. Teknik mengetahui yang sebenarnya, pemeringkatan pada papan pengumuman, apa? lantas apa? dan sekarang bagaimana?, penilaian diri secara aktif, dan peraga peran dapat dilakukan dalam belajar yang efektif. Teknik formasi regu tembak, pengamatan dan pemberian masukan secara aktif, pengamatan dan pemberian masukan secara aktif, pemeranan lakon yang tidak membuat grogi siswa, pemeranan lakon oleh tiga orang siswa, menggilir peran, memperagakan caranya, pemeragaan tanpa bicara, pasangan dalam praktik pengulangan, pemberian peran, lempar bola, dan kelompok penasihat dapat dilakukan dalam pengembangan keterampilan.
Bagian keempat buku ini membahas mengenai teknik bagaimana menjadikan belajar tidak terlupakan. Materi yang dibahas pada bagian keempat, antara lain strategi peninjauan kembali, penilaian sendiri, perencanaan masa depan, dan ucapan perpisahan. Cara-cara untuk mengakhiri sebuah pelajaran agar siswa mengingat apa yang telah ia pelajari dan memahami cara menerapkannya pada masa mendatang dibahas pada bagian ini. Dalam buku ini, dikatakan bahwa teknik-teknik yang ada dalam bagian ini dirancang untuk melakukan salah satu atau beberapa dari yang berikut ini.
·         Peninjauan: mengingat atau mengikhtisarkan apa yang telah dipelajari.
·         Penilaian diri: mengevaluasi perubahan-perubahan pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
·         Perencanaan masa mendatang: menentukan bagaimana siswa akan melanjutkan belajarnya setelah pelajaran berakhir.
·         Ungkapan perasaan terakhir: menyampaikan pikiran, perasaan, dan persoalan yang dihadapi siswa pada akhir pelajaran.
Agar lebih jelas, berikut ini dijelaskan teknik-teknik yang dapat digunakan supaya belajar tidak terlupakan. Teknik pencocokan kartu indeks, peninjauan ulang topik, memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban, teka-teki silang, meninjau kesulitan pada materi pelajaran, bowling kampus, ikhtisar siswa, tinjauan ala permainan bingo, dan tinjauan ala permainan “Hollywood Squares” dapat dipraktikkan dalam strategi peninjauan kembali. Teknik mempertimbangkan kembali, keuntungan dari investasi Anda, galeri belajar, penilaian diri secara fisik, dan mozaik penilaian dapat dipraktikkan dalam penilaian sendiri. Teknik tetaplah belajar, stiker yang sangat lengket, dengan ini saya tetapkan bahwa..., kuesioner lanjutan, dan berpegang erat dapat digunakan dalam perencanaan masa depan. Teknik papan scrabble perpisahan, menjalin hubungan, foto bersama, dan “ujian akhir” dapat dilakukan dalam ucapan perpisahan.
Secara keseluruhan, isi buku sudah sesuai dengan judul buku, yaitu Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Buku ini menyajikan beragam teknik yang dapat digunakan oleh guru untuk menjadikan siswanya aktif dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa materi dalam buku ini dilengkapi dengan gambar sehingga memperjelas informasi yang disajikan, seperti pada materi tentang “sepuluh tata letak untuk menyusun kelas” halaman 35. Persoalan yang terdapat pada buku ini merupakan hasil penelitian penulis tentang cara belajar aktif setelah 25 tahun bekerja dengan guru-guru prabakti dan bakti di semua jenjang pendidikan. Penulis buku memiliki reputasi internal dalam bidang proses belajar aktif. Dr. Melvin L. Silberman ialah seorang Guru Besar Kajian Psikologi Pendidikan di Temple University dalam bidang Psikologi Pengajaran. Ia adalah lulusan Brandeis University dan memiliki gelar A.M. dan Ph.D di bidang psikologi pendidikan dari Universitas Chicago. Bahasa yang digunakan ialah ragam bahasa baku. Ragam bahasa baku yang digunakan dalam buku ini mempermudah pembaca dari golongan apa pun untuk memahami isi buku ini dengan baik.
Cara penyusunan dan teknik pencetakan buku pun sudah baik. Materi yang disajikan dalam buku ini sudah disusun dengan rapi, mulai dari memperkenalkan belajar aktif, menjadikan siswa aktif sejak awal, membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif, serta menjadikan belajar tidak terlupakan. Buku ini diformat dengan baik. Perpaduan warna dasar krem untuk sampul buku dengan perpaduan warna merah, biru, hijau, putih, hitam untuk tulisan yang terdapat di bagian sampulnya menjadikannya penuh warna dan unik.
Bagian belakang buku memuat isi buku dan pengenalan pengarang. Jenis huruf yang dipakai ialah jenis huruf yang sudah lazim digunakan (Times New Roman) dengan ukuran huruf 12. Batas pengetikan 2-2-2-2 cm sudah cukup baik. Hal tersebut berguna sebagai ruang kosong yang dapat digunakan untuk memuat catatan tertentu dari pembacanya. Terdapat halaman buku, yang di sebelah kanan memuat judul buku dan yang di sebelah kiri memuat nama penulis buku, pada bagian bawah buku. Setiap paragraf baru terlihat dengan jelas dengan adanya penjorokan ke dalam pada setiap paragraf baru dan judul baru dengan paragraf terakhir terlihat jelas dengan adanya jarak yang pas.
Namun demikian, “tak ada gading yang tak retak”. Sama halnya dengan buku ini, terdapat beberapa kekurangan. Buku ini tidak mencantumkan rangkuman setiap bagiannya. Pemilihan gambar pada sampul depan buku kurang sesuai dengan isi buku. Pendesain cover memilih gambar bola dunia dan orang yang ingin mengetik dengan komputernya untuk diletakkan pada bagian depan sampul buku ini. Namun, yang membuatnya janggal ialah orang yang ingin mengetik tersebut mencolokkan kabel komputer ke monitornya. Menurut saya, hal itu tidak logis dan kurang sesuai dengan isi buku yang berisikan strategi-strategi belajar siswa aktif. Nomor dan nama bagian pada lembaran pembahasan setiap bagian tidak dicantumkan sehingga menyulitkan pembacanya dalam mengetahui bagian yang sedang dibacanya.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut, ada baiknya penulis menyajikan rangkuman setiap bagian pada akhir pembahasan. Pendesain cover memilih gambar untuk sampul depan yang sesuai dengan isi buku. Penyunting buku mencantumkan nomor dan nama bab pada lembaran pembahasan setiap bab. Biasanya, hal tersebut dituliskan bersamaan dengan penulisan halaman buku.


DAFTAR PUSTAKA

Silberman, Melvin L.. 2011. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa.

3 komentar:

KEBULAN mengatakan...

Laporan buku nonfiksi yang dibuat oleh Jannah sangat terperinci. Susunan unsurnya pun sudah urut dan sistematis plus sudah sesuai dengan mindmap. Sekedar kekurangan teknis, kualitas mindmap yang dibuat Jannah kurang memadai untuk dibaca.
Bahasa yang digunakan Jannah tergolong yang mudah dimengerti.
Namun kevariasian dalam paragraf-paragraf yang jannah bikin masih kurang sedikit lagi.

Terima kasih.
FIFY FILDZAH HABIBAH (2115091110)

KEBULAN mengatakan...

secara sistematika, mind map dengan pengembangan yang dibuat oleh Jannah sudah sesuai.
di bagian mind map, Jannah menjelaskan pendahuluan, isi dan kesimpulan. ini sangat sesuai dengan pengembangan yang dibuat oleh Jannah. seperti pada paragraf pertama yang menjelas kan latar belakang, lalu pada paragraf selanjutnya menjelaskan identitas buku.
secara keseluruhan laporan buku yang dibuat oleh Jannah sudah mewakili isi dari buku Active Learning.

KEBULAN mengatakan...

Komentar diatas ditulis oleh Umi Chairunnisa