Jumat, 30 Desember 2011


Bahasa “Alay” di Facebook: Suatu Bentuk Penyimpangan Penggunaan Bahasa Indonesia
Oleh
Anisa Lastari

I.                   Pendahuluan

Facebook adalah situs web jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School. Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat-e suatu universitas (seperti .edu, .ac.uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs ini[1].   
Keberadaan Facebook di tengah-tengah masyarakat Indonesia sekarang ini menjadi trend tersendiri di kalangan masyarakat Indonesia. Melalui Facebook, seseorang dapat mengekspresikan dirinya dengan mengungkapkan perasaan, pikiran, maupun berkomunikasi dengan orang lain. Alat atau media yang digunakan dalam media ini tentu saja adalah bahasa. Masyarakat Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaulan untuk menembus perbedaan bahasa yang beragam berdasarkan suku, ras, maupun wilayah.
   Dalam bahasa Indonesia telah dikenal ragam bahasa slang dalam pergaulan. Yang dimaksud dengan slang adalah variasi sosial yang berisi sifat khusus dan rahasia. Artinya variasi ini digunakan oleh karangan tertentu yang sangat terbatas, dan selalu berubah-ubah[2]. Kosakata bahasa prokem remaja sering diambil dari kosakata yang hidup dilingkungan tertentu. Pembentukan kata dan maknanya beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainnya. Bahasa prokem berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu dengan menggunakan bahasa prokem mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok masyarakat eksklusif.
Ada yang mengatakan bahwa bahasa prokem adalah bahasa yang digunakan untuk mencari dan menunjukkan identitas diri, bahasa yang dapat merahasiakan pembicaraan mereka dari kelompok yang lain.
   Dalam situs Jejaring facebook, pemilik akun juga seringkali menggunakan bahasa prokem, namun selain itu ditemukan pula ragam bahasa baru yang saat ini tengah menjadi trend di kalangan facebooker(pengguna facebook). Ragam bahasa ini dikenal dengan bahasa “Alay”. Ragam bahasa ini disajikan dalam bentuk yang menyimpang dari Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan dikhawatirkan dapat merusak identitas bangsa Indonesia, karena bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas bangsa.
   Banyaknya kesalahan berbahasa dalam penggunaan situs jejering facebook pada akhirnya tentu akan menimbulkan masalah yang luas dan besar pengaruhnya terhadap identitas bangsa dan memudarnya rasa nasionalisme.



2. Bahasa Alay: Variasi Bahasa yang Trend di Kalangan Facebooker 

Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, konsep atau juga perasaan[3]. Selain daripada iu, dilihat dari latar belakang lahirnya bahasa, bahasa merupakan suatu wujud lambang yang mewakili asal tempat seseorang. Setiap Negara bahkan setiap wilayah memiliki ragam bahasa yang berbeda-beda. Misal, di Indonesia terdapat banyak sekali ragam bahasa yang dilatarbelakangi perbedaan wilayah, suku, adat maupun ras. Namun keberadaan Bahasa Indonesia inilah yang akhirnya menjadi alat pemersatu maupun media yang dapat menembus keberagaman perbedaan bahasa. Namun sayangnya, Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan telah banyak mengalami pergeseran dalam penggunaannya. Munculnya berbagai variasi dalam berbahasa Indonesia menjadi salah satu polemic sendiri dalam masyarakat. Hal ini disebabkan adanya kehawatiran akan memudarnya penggunaan bahasa Indonesia di masyarakat dan berbuntut pada memudarnya identitas bangsa.
Perkembangan zaman menuntut adanya perkembangan pula pada berbagai aspek kehidupa. Kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan berkembangnya ilmu pengetahuan akhirnya membuat manusia mempu menciptakan penemuan-penemuan baru dan mutakhir bagi kehidupan, salah satunya dalam bidang komunikasi. Saat ini untuk melakukan komunikasi sesorang dapat melakukannya dengan berbagai media yang tersedia. Jarak bukan halaman bagi seseorang untuk berkomunikasi satu sama lain.
Penemuan terbaru media komunikasi yang saat ini sedang digandrungi adalah facebook. Melalu facebook seseorang dapat mengekspresikan dirinya, dan tentu media yang digunakannya adalah bahasa. Sayangnya ternyata keberadaan facebook di Indonesia menjadi salah satu alat penyebaran penggunaan bahasa Indonesia yang tidak sesuai kaidah. Banyak pengguna facebook yang menunjukan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia, dan hal ini dengan mudah ditiru pengguna lainnya dan akhirnya malah menjadi trend, karena penyebaran informasi melalui facebook bisa terjadi dengan sangat cepat. Hal ini tentu akan memicu semakin luasnya kesalahan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan kemungkinan hal ini dianggap menjadi sesuatu yang wajar bisa saja terjadi.

Contoh 1 :
dy mah ngajaqn tp dy gag mw
Tabel Kesalahan
Kata
Bentuk yang dimaksud
keterangan
Bentuk baku
Dy
dia
-
-
Mah

Berasal dari bahasa sunda, tidak memiliki arti khusus. Biasanya diguanakan sebagai penegasan makna
-
ngajaqn
ngajakin
Huruf Q digunakan sebagai penggantin huruf k. karena huruf Q dieja menjadi (Qi) sehingga dianggap dapat mengurangi penggunaan huruf /i/ di belakang huruf /Q/ dan dapat mewakili penggunaan /ki/
Mengajak

Tp
tapi
Tapi mengalami penyingkatan dengan -menghilangkan huruf vokalnya
-
Gag
Ga/ngga
Merupakan bentuk bahasa prokem dari tidak
tidak
mw
mau
-
-

Biodata pengguna
Alamat facebook:                  iwmaw.ajjah@gmail.com
Umur :                                    20 tahun
Status :                                   Mahasiswi tingkat 2
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia


Contoh 2
tahun baru lembaran baru ..yang kemaren jadi bahan pendewasaan diri ajh . .gag ush diinget . .
Tabel Kesalahan




Ajh
aja
penambahan huruf /h/  pada khir kata aja. Hal ini bisanya merupakan adaptasi penggunaan bahasa oleh orang yang berlatarbelakang suku sunda.
Saja
Gag
Ngga

Tidak
Ush
usah
Penambahan huruf /h/ pada akhir kata usah

diinget
diingat
Penggunaan kata tidak baku dengan mengubah salah satu huruf vokal /a/ menjadi /e/
diingat

Biodata pengguna
Alamat facebook :                             greenfrog_isaiiu@yahoo.com
Umur :                                                20 tahun
Status :                                               mahasiswi poltekes depkes bandung

Dari sampel data di atas dapat disimpulkan bahwa kesalahan penggunaan bahasa Indonesia di Facebook meliputi :
·         Penulisan yang tidak baku
·         Penggunaan bahasa prokem
·         Pengunaan bahasa daerah bercampur dengan bahasa Indonesia
·         Penambahan atau pengurangan huruf yang sebenarnya tidak diperlukan
·         Pengabaian kelogisan bahasa

Dan dapat pula disimpulkan bahwa kesalahan penggunaan bahasa Indonesia bisa dilakukan oleh siapapun. Pada contoh 1 misalnya, pengguna merupakan seorang mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia tingkat 2. Namun, tampak kesalahan penggunaan Bahasa Indonesia dilakukan secara sengaja. Pasalnya tidak logis seorang mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia bisa melakukan kesalaan fatal dalam penggunaan Bahasa Indonesia, apalagi di tingkat yang paling dasar, yaitu penggunaan huruf kapital yang tidak sesuai kaidah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa Indonesia dilatarbelakangi oleh beberapapa faktor, yaitu:
1.         Kurangnya kecintaan terhadap Bahasa Indonesia
2.         Kurangnya kesadaran pentingnya menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
3.         Keinginan menunjukan eksistensi diri dengan tampil berbeda/menyimpang dari aturan
4.         Usaha menunjukan identitas diri
Pada poin 3 ’’Keinginan menunjukan eksistensi diri dengan tampil berbeda/menyimpang dari aturan’’,  merupakan hal yang saat ini menjadi trend di kalangan remaja Indonesia. Kreativitas yang tidak pada tempatnya pada akhirnya memunculkan berbagai penyimpangan penggunaan bahasa baik disadari atau tidak. Hal lain, yaitu pada poin 4 ‘’ Usaha menunjukan identitas diri’’, adalah juga alasan lain yang saat ini menjadi faktor yang tidak disadari menjadi momok terjadinya kesalahan berbahasa dalam situs jejaring social facebook. Sat ini di Indonesia dikenal sebutan “Alay”. Berikut definisi alay menurut ahli :
1.    Koentjara Ningrat: "Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia, yang ingin diakui statusnya diantara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakain.
2.  Selo Soemaridjan: "Alay adalah perilaku remaja Indonesia, yang membuat dirinya merasa keren, cantik, hebat diantara yang lain. Hal ini bertentangan dengan sifat Rakyat Indonesia yang sopan, santun, dan ramah. Faktor yang menyebabkan bisa melalui media (Televisi dan sebagainya)[4]
Dari pengertian menurut Koentjara Ningrat, gaya tulisan termasuk dalam identitas diri kaum “alay”. Maka dapat diambil pemahaman bahwa pelaku kesalahan  berbahasa Indonesia dalam situs facebook, mengidap salah satu ciri kaum “Alay” yang sedang menjadi trend saat ini.
Apabila kesalahan penggunaan berbahasa Indonesia dalam situs Jejaring facebook tidak segera dihentikan tentu dampak yang ditimbulkan tidaklah ringan. Karena facebook merupakn situs jejaring yang mendunia, maka banyaknya kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia di situs jejaring ini akan mengakibatkan memudarnya identitas bangsa Indonesia di mata dunia, disebabkan masyarakat sendiri mulai meninggalkan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Berikut ini adalah cara yang dapat menghilangkan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia khususnya dalam situs Facebook:
1.                   Menumbuhkan kesadaran diri pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan benar
2.                   Menyadari efek buruk yang ditibulkan dari kesalahan/penyimpangan berbahas dalam facebook
3.                   Membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan
4.                   Sejak dini mempelajari kaidah berbahasa Indonesia
5.                   Tidak berusaha melakukan penyimpangan berbahasa secara disengaja
6.                   Segera melakukan perbaikan ketika menyadari adanya kesalahan berbahasa

Tentu saja hal-hal di atas tidak dapat dilakukan bila tidak adanya kesadaran menyeluruh dari masyarakat Indonesia mengenai efek buruk yang ditimbulkan oleh kebiasaa penyimpangan berbahasa.




3. Simpulan
Pengguna facebook di Indonesia khususnya kalangan remaja seringkali melakukan penyimpangan berbahasa. Penyimpangan ditunjukkan dalam bentuk update status maupun kegiatan lainnya yang dapat dilakukn lewat facbook dengan menggunakan media bahasa tulisan.
Penyimpangan dalam situs jejaring social ini terdapat dalam bentuk :
1.                   Penulisan yang tidak baku
2.                   Penggunaan bahasa prokem
3.                   Pengunaan bahasa daerah bercampur dengan bahasa Indonesia
4.                   Penambahan atau pengurangan huruf yang sebenarnya tidak diperlukan
5.                   Pengabaian kelogisan bahasa
Hal ini tentu saja akan berimbas negative terhadap jati diri bangsa. Pasalnya Bhasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu dan identitas bangsa sebagai warga dunia yang telah memiliki kaidah yang baku dan ditetapkan sejak lama. Adanya ragam bahasa baru yang menyimpang seperti yang menjadi trend di kalangan anak muda sekarang ini tentu saja merusak kaidah berbahasa yang telah ada, karena tidak didasarkan pada alasan yang logis, melainkan hanya menjadi symbol kekretivitasan yang tidak pada tempatnya.
Apabila penyimpangan berbahasa Indonesia ini tidak segera ditindaklanjuti, bukan tidak mungkin kemudian akan muncul ragam bahasa baru yang juga mnyimpang dan akan merusak keaslian Bahasa Indonesia.


Daftar Pustaka
Chaer, Abdul dan Leona Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Nn. Facebook:Data dan Fakta Sejarah. http://www.asal-usul.com/2009/03/facebook-data-dan-fakta-sejarah.htmlJakarta, 20 Desember 2011



[1] http://my.opera.com/kukuhbagas/blog/2009/03/18/awal-mula-facebook
[2] Abdul Chaer dan Leonie agustina, Sosiolinguistik, (Jakarta: PT Rineka Cipta: 1995), hlm. 87-88
[3] Ibid., hlm 19
[4] http://rahmanrosemary13.blogspot.com/2010/09/bahasa-gaul-bahasa-prokem.html



2 komentar:

yunitalestari mengatakan...

Artikel Ilmiah berjudul Bahasa “Alay” di Facebook: Suatu Bentuk Penyimpangan Penggunaan Bahasa Indonesia yang ditulis oleh penulis sudah cukup baik. Kesesuaian antara perencanaan (mind map) dan tulisan artikel ilmiah sudah sesuai. Namun, seharusnya penulis menampilkan bentuk mind map terlebih dahulu baru kemudian tulisan artikel ilmiah. Sistematika penulisan terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan simpulan. Pembahasan yang ditulis oleh penulis sudah baik apalagi dengan dilampirkannya contoh dan tabel yang menunjang pembahasan. Penulis juga menggunakan catatan kaki yang merupakan sumber data dari teori-teori yang terpapar dalam artikel ilmiah ini. Teknik penulisan cukup baik dilihat dari kohesi dan koherensi kalimat dan paragraf. Namun, pada pendahuluan paragraf 4 dan 6 hanya terdiri dari satu kalimat saja. Hal tersebut tidaklah sesuai dengan ciri paragraf yang baik yang seharusnya terdiri dari 5-8 kalimat per paragraf. Terdapat pula kesalahan penulisan dan kurangnya tanda baca. Misalnya, pada bagian pembahasan paragraf 1 kalimat kelima setelah kata “Namun” tidak dibubuhi dengan tanda koma. Selain itu pada paragraf kedua terdapat kesalahan penulisan “Jarak bukan halaman bagi seseorang untuk berkomunikasi satu sama lain.” mungkin yang dimaksudkan oleh penulis kata halaman pada kalimat tersebut adalah halangan.

KEBULAN mengatakan...

Hilda Septiani (2115090050)

saya sependat dengan komentar saudara yunita lestari, dimana kecenderungan penulis dalam menempatkan posisi mind map selalu terletak setelah pengembangan, padahal seharusnya mind map berada di awal sebelum pengembangan. untuk sekedar menambahkan, pada simpulan paragraf terakhir hanya terdiri dari satu kalimat. hal tersebut belum memenuhi kriteria kalimat yang baik. terlepas dari itu semua, kesesuaian pengembangan dengan mind map dapat dikatakan baik dan di kuatkan dengan teori terkait.