Bahasa “Alay” di Facebook: Suatu
Bentuk Penyimpangan Penggunaan Bahasa Indonesia
Oleh
Anisa Lastari
I.
Pendahuluan
Facebook adalah situs web jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari
2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan
murid Ardsley High School. Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa
dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke
sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts),
Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam
Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan
berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya,
orang-orang yang memiliki alamat surat-e suatu universitas (seperti .edu,
.ac.uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs ini[1].
Keberadaan Facebook di tengah-tengah masyarakat Indonesia sekarang ini
menjadi trend tersendiri di kalangan masyarakat Indonesia. Melalui Facebook, seseorang
dapat mengekspresikan dirinya dengan mengungkapkan perasaan, pikiran, maupun
berkomunikasi dengan orang lain. Alat atau media yang digunakan dalam media ini
tentu saja adalah bahasa. Masyarakat Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia
dalam pergaulan untuk menembus perbedaan bahasa yang beragam berdasarkan suku,
ras, maupun wilayah.
Dalam bahasa Indonesia telah dikenal ragam bahasa slang dalam pergaulan. Yang dimaksud dengan slang adalah variasi sosial
yang berisi sifat khusus dan rahasia. Artinya variasi ini digunakan oleh
karangan tertentu yang sangat terbatas, dan selalu berubah-ubah[2]. Kosakata bahasa prokem remaja sering diambil dari
kosakata yang hidup dilingkungan tertentu. Pembentukan kata dan maknanya
beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainnya. Bahasa prokem berfungsi
sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu dengan
menggunakan bahasa prokem mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok
masyarakat eksklusif.
Ada yang mengatakan bahwa bahasa prokem adalah bahasa
yang digunakan untuk mencari dan menunjukkan identitas diri, bahasa yang dapat
merahasiakan pembicaraan mereka dari kelompok yang lain.
Dalam situs Jejaring facebook,
pemilik akun juga seringkali menggunakan bahasa prokem, namun selain itu ditemukan
pula ragam bahasa baru yang saat ini tengah menjadi trend di kalangan
facebooker(pengguna facebook). Ragam bahasa ini dikenal dengan bahasa “Alay”.
Ragam bahasa ini disajikan dalam bentuk yang menyimpang dari Bahasa Indonesia
yang baik dan benar, dan dikhawatirkan dapat merusak identitas bangsa Indonesia,
karena bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas bangsa.
Banyaknya kesalahan berbahasa dalam penggunaan situs jejering facebook pada akhirnya tentu akan menimbulkan masalah yang
luas dan besar pengaruhnya terhadap identitas bangsa dan memudarnya rasa
nasionalisme.
2. Bahasa Alay: Variasi Bahasa yang Trend di Kalangan Facebooker
Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk
berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, konsep atau
juga perasaan[3].
Selain daripada iu, dilihat dari latar belakang lahirnya bahasa, bahasa
merupakan suatu wujud lambang yang mewakili asal tempat seseorang. Setiap
Negara bahkan setiap wilayah memiliki ragam bahasa yang berbeda-beda. Misal, di
Indonesia terdapat banyak sekali ragam bahasa yang dilatarbelakangi perbedaan
wilayah, suku, adat maupun ras. Namun keberadaan Bahasa Indonesia inilah yang
akhirnya menjadi alat pemersatu maupun media yang dapat menembus keberagaman
perbedaan bahasa. Namun sayangnya, Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
telah banyak mengalami pergeseran dalam penggunaannya. Munculnya berbagai variasi dalam
berbahasa Indonesia menjadi salah satu polemic sendiri dalam masyarakat. Hal
ini disebabkan adanya kehawatiran akan memudarnya penggunaan bahasa Indonesia
di masyarakat dan berbuntut pada memudarnya identitas bangsa.
Perkembangan zaman menuntut adanya perkembangan pula pada berbagai aspek
kehidupa. Kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan berkembangnya ilmu
pengetahuan akhirnya membuat manusia mempu menciptakan penemuan-penemuan baru
dan mutakhir bagi kehidupan, salah satunya dalam bidang komunikasi. Saat ini
untuk melakukan komunikasi sesorang dapat melakukannya dengan berbagai media
yang tersedia. Jarak bukan halaman bagi seseorang untuk berkomunikasi satu sama
lain.
Penemuan terbaru media komunikasi yang saat ini sedang digandrungi
adalah facebook. Melalu facebook seseorang dapat
mengekspresikan dirinya, dan tentu media yang digunakannya adalah bahasa. Sayangnya
ternyata keberadaan facebook di Indonesia menjadi salah satu alat penyebaran
penggunaan bahasa Indonesia yang tidak sesuai kaidah. Banyak pengguna facebook
yang menunjukan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia, dan hal ini dengan mudah
ditiru pengguna lainnya dan akhirnya malah menjadi trend, karena penyebaran informasi melalui facebook bisa
terjadi dengan sangat cepat. Hal ini tentu akan memicu semakin luasnya kesalahan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan kemungkinan hal ini dianggap
menjadi sesuatu yang wajar bisa saja terjadi.
Contoh 1 :
“dy mah ngajaqn tp dy gag mw”
Tabel Kesalahan
Kata
|
Bentuk yang dimaksud
|
keterangan
|
Bentuk baku
|
Dy
|
dia
|
-
|
-
|
Mah
|
Berasal dari bahasa sunda, tidak
memiliki arti khusus. Biasanya diguanakan sebagai penegasan makna
|
-
|
|
ngajaqn
|
ngajakin
|
Huruf Q digunakan sebagai penggantin
huruf k. karena huruf Q dieja menjadi (Qi) sehingga dianggap dapat mengurangi
penggunaan huruf /i/ di belakang huruf /Q/ dan dapat mewakili penggunaan /ki/
|
Mengajak
|
Tp
|
tapi
|
Tapi mengalami penyingkatan dengan
-menghilangkan huruf vokalnya
|
-
|
Gag
|
Ga/ngga
|
Merupakan bentuk bahasa prokem dari
tidak
|
tidak
|
mw
|
mau
|
-
|
-
|
Biodata pengguna
Alamat
facebook: iwmaw.ajjah@gmail.com
Umur
: 20
tahun
Status
: Mahasiswi
tingkat 2
Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia
Contoh 2
“tahun baru lembaran baru ..yang kemaren
jadi bahan pendewasaan diri ajh . .gag ush diinget . “.
Tabel Kesalahan
Ajh
|
aja
|
penambahan huruf /h/ pada
khir kata aja. Hal ini bisanya merupakan adaptasi penggunaan bahasa oleh
orang yang berlatarbelakang suku sunda.
|
Saja
|
Gag
|
Ngga
|
Tidak
|
|
Ush
|
usah
|
Penambahan huruf /h/ pada akhir kata
usah
|
|
diinget
|
diingat
|
Penggunaan kata tidak baku dengan mengubah
salah satu huruf vokal /a/ menjadi /e/
|
diingat
|
Biodata pengguna
Alamat facebook
: greenfrog_isaiiu@yahoo.com
Umur : 20
tahun
Status
: mahasiswi
poltekes depkes bandung
Dari sampel data di atas dapat disimpulkan bahwa kesalahan penggunaan
bahasa Indonesia di Facebook meliputi :
·
Penulisan yang tidak
baku
·
Penggunaan bahasa prokem
·
Pengunaan bahasa daerah
bercampur dengan bahasa Indonesia
·
Penambahan atau
pengurangan huruf yang sebenarnya tidak diperlukan
·
Pengabaian kelogisan
bahasa
Dan dapat pula disimpulkan bahwa kesalahan penggunaan bahasa Indonesia bisa
dilakukan oleh siapapun. Pada contoh 1 misalnya, pengguna merupakan seorang
mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia tingkat 2. Namun, tampak
kesalahan penggunaan Bahasa Indonesia dilakukan secara sengaja. Pasalnya tidak
logis seorang mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia bisa melakukan
kesalaan fatal dalam penggunaan Bahasa Indonesia, apalagi di tingkat yang
paling dasar, yaitu penggunaan huruf kapital yang tidak sesuai kaidah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa Indonesia dilatarbelakangi oleh
beberapapa faktor, yaitu:
1.
Kurangnya kecintaan
terhadap Bahasa Indonesia
2.
Kurangnya kesadaran
pentingnya menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
3.
Keinginan menunjukan
eksistensi diri dengan tampil berbeda/menyimpang dari aturan
4.
Usaha menunjukan
identitas diri
Pada poin 3 ’’Keinginan menunjukan eksistensi diri dengan tampil
berbeda/menyimpang dari aturan’’, merupakan hal yang saat ini
menjadi trend di kalangan remaja Indonesia. Kreativitas yang tidak pada
tempatnya pada akhirnya memunculkan berbagai penyimpangan penggunaan bahasa
baik disadari atau tidak. Hal lain, yaitu pada poin 4 ‘’ Usaha menunjukan
identitas diri’’, adalah juga alasan lain yang saat ini menjadi faktor yang
tidak disadari menjadi momok terjadinya kesalahan berbahasa dalam situs
jejaring social facebook. Sat ini di Indonesia dikenal sebutan “Alay”.
Berikut definisi alay menurut ahli :
1. Koentjara
Ningrat: "Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia, yang
ingin diakui statusnya diantara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya
tulisan, dan gaya berpakain.
2. Selo Soemaridjan:
"Alay adalah perilaku remaja Indonesia, yang membuat dirinya merasa keren,
cantik, hebat diantara yang lain. Hal ini bertentangan dengan sifat Rakyat
Indonesia yang sopan, santun, dan ramah. Faktor yang menyebabkan bisa melalui
media (Televisi dan
sebagainya)[4]
Dari
pengertian menurut Koentjara Ningrat, gaya tulisan termasuk dalam identitas
diri kaum “alay”. Maka dapat diambil pemahaman bahwa pelaku
kesalahan berbahasa Indonesia dalam situs facebook, mengidap salah
satu ciri kaum “Alay” yang sedang menjadi trend saat ini.
Apabila kesalahan penggunaan berbahasa Indonesia dalam situs Jejaring
facebook tidak segera dihentikan tentu dampak yang ditimbulkan tidaklah ringan.
Karena facebook merupakn situs jejaring yang mendunia, maka banyaknya kesalahan
berbahasa yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia di situs jejaring ini akan
mengakibatkan memudarnya identitas bangsa Indonesia di mata dunia, disebabkan
masyarakat sendiri mulai meninggalkan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Berikut ini adalah cara yang dapat menghilangkan kesalahan penggunaan
bahasa Indonesia khususnya dalam situs Facebook:
1.
Menumbuhkan kesadaran
diri pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan benar
2.
Menyadari efek buruk
yang ditibulkan dari kesalahan/penyimpangan berbahas dalam facebook
3.
Membiasakan diri
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun
tulisan
4.
Sejak dini mempelajari
kaidah berbahasa Indonesia
5.
Tidak berusaha melakukan
penyimpangan berbahasa secara disengaja
6.
Segera melakukan
perbaikan ketika menyadari adanya kesalahan berbahasa
Tentu saja hal-hal di atas tidak dapat dilakukan bila tidak adanya
kesadaran menyeluruh dari masyarakat Indonesia mengenai efek buruk yang
ditimbulkan oleh kebiasaa penyimpangan berbahasa.
3. Simpulan
Pengguna facebook di Indonesia khususnya kalangan remaja seringkali
melakukan penyimpangan berbahasa. Penyimpangan ditunjukkan dalam bentuk update
status maupun kegiatan lainnya yang dapat dilakukn lewat facbook
dengan menggunakan media bahasa tulisan.
Penyimpangan dalam situs jejaring social ini terdapat dalam bentuk :
1.
Penulisan yang tidak
baku
2.
Penggunaan bahasa prokem
3.
Pengunaan bahasa daerah
bercampur dengan bahasa Indonesia
4.
Penambahan atau
pengurangan huruf yang sebenarnya tidak diperlukan
5.
Pengabaian kelogisan bahasa
Hal ini tentu saja akan berimbas negative terhadap jati diri bangsa.
Pasalnya Bhasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu dan identitas bangsa
sebagai warga dunia yang telah memiliki kaidah yang baku dan ditetapkan sejak
lama. Adanya ragam bahasa baru yang menyimpang seperti yang menjadi trend di
kalangan anak muda sekarang ini tentu saja merusak kaidah berbahasa yang telah
ada, karena tidak didasarkan pada alasan yang logis, melainkan hanya menjadi
symbol kekretivitasan yang tidak pada tempatnya.
Apabila penyimpangan berbahasa Indonesia ini tidak segera ditindaklanjuti,
bukan tidak mungkin kemudian akan muncul ragam bahasa baru yang juga mnyimpang
dan akan merusak keaslian Bahasa Indonesia.
Daftar Pustaka
Chaer,
Abdul dan Leona Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta:
Rineka Cipta.
NN. Bahasa Gaul (Bahasa
Prokem). http://rahmanrosemary13.blogspot.com/2010/09/bahasa-gaul-bahasa-prokem.html.
Jakarta, 20 Desember 2011
Nn. Facebook:Data dan Fakta
Sejarah. http://www.asal-usul.com/2009/03/facebook-data-dan-fakta-sejarah.html. Jakarta,
20 Desember 2011
2 komentar:
Artikel Ilmiah berjudul Bahasa “Alay” di Facebook: Suatu Bentuk Penyimpangan Penggunaan Bahasa Indonesia yang ditulis oleh penulis sudah cukup baik. Kesesuaian antara perencanaan (mind map) dan tulisan artikel ilmiah sudah sesuai. Namun, seharusnya penulis menampilkan bentuk mind map terlebih dahulu baru kemudian tulisan artikel ilmiah. Sistematika penulisan terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan simpulan. Pembahasan yang ditulis oleh penulis sudah baik apalagi dengan dilampirkannya contoh dan tabel yang menunjang pembahasan. Penulis juga menggunakan catatan kaki yang merupakan sumber data dari teori-teori yang terpapar dalam artikel ilmiah ini. Teknik penulisan cukup baik dilihat dari kohesi dan koherensi kalimat dan paragraf. Namun, pada pendahuluan paragraf 4 dan 6 hanya terdiri dari satu kalimat saja. Hal tersebut tidaklah sesuai dengan ciri paragraf yang baik yang seharusnya terdiri dari 5-8 kalimat per paragraf. Terdapat pula kesalahan penulisan dan kurangnya tanda baca. Misalnya, pada bagian pembahasan paragraf 1 kalimat kelima setelah kata “Namun” tidak dibubuhi dengan tanda koma. Selain itu pada paragraf kedua terdapat kesalahan penulisan “Jarak bukan halaman bagi seseorang untuk berkomunikasi satu sama lain.” mungkin yang dimaksudkan oleh penulis kata halaman pada kalimat tersebut adalah halangan.
Hilda Septiani (2115090050)
saya sependat dengan komentar saudara yunita lestari, dimana kecenderungan penulis dalam menempatkan posisi mind map selalu terletak setelah pengembangan, padahal seharusnya mind map berada di awal sebelum pengembangan. untuk sekedar menambahkan, pada simpulan paragraf terakhir hanya terdiri dari satu kalimat. hal tersebut belum memenuhi kriteria kalimat yang baik. terlepas dari itu semua, kesesuaian pengembangan dengan mind map dapat dikatakan baik dan di kuatkan dengan teori terkait.
Posting Komentar