Minggu, 11 Desember 2011

LAPORAN BUKU "Pengantar Teori Sastra" oleh Mumun Siti MUnawwaroh




 

       
Sebuah pembahasan ilmu pengetahuan haruslah didasarkan pada kebutuhan ilmu pengetahuan tersebut. Ilmu pengetahuan akan relevan dengan objek yang dituju serta tepat guna dalam memenuhi kebutuhannya. Sebuah buku pengantar teori merupakan salah satu bentuk pemenuhan akan suatu ilmu pengetahuan yang dibutuhkan. Buku Pengantar Teori Sastra yang ditulis oleh Dr. Wahyudi Siswanto merupakan salah satu dari sekian banyak buku teori sastra yang beredar di pasaran. Buku ini diterbitkan pertama kali oleh Grasindo pada tahun 2008.
            Wahyudi yang latar belakang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia menulis buku ini guna memenuhi referensi mahasiswa bahasa Indonesia dalam memahami teori sastra. Berdasarkan latar belakag kependidikannya tersebut, buku ini juga ia tulis untuk para pengajar yang mengajarkan sastra.
            Teori yang merupakan peletak dasar pemahaman seseorang dalam memahami ilmu pengetahuan yang akan dibahas, sangat berpengaruh dalam pengembangannya. Wahyudi membagi buku ini ke dalam beberapa bab yang menurutnya hal tersebut  memudahkan dalam mempelajari teori sastra secara keseluruhan. Ia memikirkan mengenai tiga hal, yaitu masalah sastra, karya sastra dan sastrawan itu sendiri. Dengan demikian, buku ini memberikan penggambaran yang menyeluruh mengenai teori sastra.
            Secara garis besar, Wahyudi membagi isi buku ini dalam enam pembahasan. Enam pembahasan tersebut adalah sastrawan dan proses kreatifnya, sastrawan dan karya sastranya, sastrawan dan pembacanya, sastra dan pendidikan, kajian sastra dan beberapa pendekatan, serta puisi dan prosa.
            Wahyudi menjelaskan mengenai sastrawan yang dihubungkan dengan proses kreatifnya. Ia menjelaskan prapenulisan yang dilakukan oleh sastrawan hingga tersusunlah karya sastra yang ia rencanakan. Kemudian ia menjelaskan hubungan sastrawan dengan karya sastranya. Teori yang dijelaskan dalam bab ini adalah mengenai ciri-ciri karya sastra secara keseluruhan. Wahyudi selalu memberikan contoh baik itu sastrawan dan karya sastra yang berasal dari Indonesia. Hal itulah yang sekaligus menjadi kelebihan buku ini.
            Salah satu pembahasan yang menarik dalam buku ini ialah mengenai hubungan sastrawan dan karya sastranya. Sastrawan merupakan seseorang yang menciptakan karya sastra. Karya sastra merupakan cara pembaca untuk mengenal sastrawan. Karya sastra juga merupakan salah satu cara pembaca dan sastrawan berkomunikasi. Di dalam bukunya, Wahyudi juga menambahkankan bahwa komunikasi sastrawan dengan karya sastranya terdiri dari dua macam. Pertama adalah komunikasi sastrawan dengan karya sastranya sendiri dan kedua adalah komunikasi sastrawan dengan karya sastra orang lain.
            Buku yang ditulis oleh Wahyudi ini semuanya menyajkan contoh-contoh karya sastra seperti puisi yang beragam. Hal tersebut dimaksudkan untuk membuat perbandingan mengenai beberapa karya sastra. Contoh-contoh tersebut merupakan bagian pembahasan dalam kajiannya mengenai sastra yang berhubungan dengan pendidikan. Karya sastra dapat merepresentasikan sebuah gambaran sosial yang dapat dijadikan pembelajaran bagi pembaca.
            Pendekatan-pendekatan yang menjadi dasar teori sastra pun dhadirkan dalam buku ini. Pedekatan mimetik, ekpresif, pragmatik dan objektif pun dijelaskan dan diberi contoh. Serta dapat dilihat pula pembahasan mengenai prosa dan puisi. Namun memang dapat diakui bahwa pembahasannya tidak terlalu mendalam hanya terletak pada unsur intrnsiknya saja. Satu nlai lebih yang disajika oleh Wahyudi adalah ia juga menuliskan perbedaan antaa prosa dengan drama. Penjelasannya pun sudah cukup memadai bagi pemula yang belum mengetahuinya. Namun, sayang sekali dapat dikatakan buku ini belum dapat dijadikan rujukan utama bagi para pembaca, hal itu dikarenakan buku ini belum memberikan penjelasan yang mendalam mengenai teori. Akan tetapi buku ini cukup memadai bagi pemula yang bar mempelajari sastra.

Tidak ada komentar: