Gesa Nurdiyanti
2115091880/3b
Pengaruh Model Pembelajaran Word Square terhadap Kemampuan Menulis
Puisi Siswa Kelas VII SMP Negri 47 Jakarta Pusat
Chrismawati
Fakultas
Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran Word Square terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP
Negeri 47 Jakarta Pusat. Variabel bebasnya adalah model pembelajaran Word Square , sedangkan variabel
terikatnya adalah kemampuan menulis puisi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP
Negeri 47 Jakarta Pusat. Waktu penelitian adalah semester genap tahun ajaran
2010/2011 pada bulan Maret dan Mei 2011. Metode yang digunakan adalah metode
eksperimen. Ada dua kelompok yaitu satu kelompok kelas kontrol dan satu
kelompok kelas eksperimen . Desain eksperimen yang digunakan adalah Randomized Control Group Pretest-Postest
Desain,dengan satu macam perlakuan. Populasi penelitian adalah seluruh
siswa kelas VII SMP Negeri 47 Jakarta Pusat pada semester genap tahun ajaran
2010/2011. Teknik pengambilan sampel secara random. Jumlah sampel 72 orang
siswa. Instrumen penelitian adalah tes menulis puisi yang meliputi aspek irama,
rima, pilihan kata, ungkapan dan jalinan imaji.Berdasarkan perhitungan yang
dilakukan, didapatkan nilai rata-rata postest hasil kemampuan menulis puisi
siswa pada kelas eksperimen sebesar 72,17 dan kelas kontrol sebesar 65,67. Uji
prasyarat analisis data dilakukan dengan uji normalitas (Liliefors), diperoleh Lhitung
= 0,1335 pada kelas eksperimen dan 0,4346 pada kelas kontrol,
sedangkan Ltabel pada taraf
signifikansi α=0,05 adalah 0,886 Lhitung <
Ltabel, maka dapat dinyatakan normal.
Hipotesis dinyatakan secara statistik Ho =
µe2 dan H1 = µe1 ≤ µe2.
Teknik analisis data dengan uji-t dengan taraf signifikansi 0,05. Dari
penggolongan data dengan uji-t diperoleh thitung =
2,52 dan ttabel = 1,645 ( 2,52
> 1,645 ). Ini menunjukan bahwa Hipotesis alternatif ( H1
) yang menyatakan bahwa model pembelajaran Word
Square berpengaruh terhadap kemampuan menulis puisi siswa diterima.Berdasarkan
hasil diatas, model pembelajaran Word
Square memiliki pengaruh cukup besar terhadap kemampuan menulis puisi siswa
terutama pada aspek irama, rima, pilihan kata, ungkapan, dan jalinan imaji.
Kata
kunci : model pembelajaran Word Square, kemampuan
menulis puisi.
Pendahuluan
Latar belakang
Didalam pendidikan formal seperti
sekolah, siswa dibekali berbagai ilmu diantaranya pelajaran bahasa dan sastra
Indonesia. Bahasa dan sastra Indonesia sebagai suatu bidang pelajaran yang
dipelajari dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, memiliki
kedudukan yang penting. Selain karena sebagai suatu bidang pelajaran, bahasa
dan sastra Indonesia juga memilki peran merekatkan persatuan dan kesaruan
bangsa Indonesia. Komponen kemampuan berbahasa dan bersastra memilki
aspek-aspek, diantaranya mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Salah
satu komponen berbahasa dan bersastra adalah kemampuan menulis. Salah satu
contoh dari hasil keterampilan menulis adalah puisi. Menulis puisi merupakan
sebuah penciptaan karya sastra. Bahasa diperlukan dalam penciptaan karya sastra
dalam bentuk puisi. Bahasa tidak dapat dipisahkan dengan sastra begitupun
sastra tidak terlepas dari bahasa. Bahasa dan sastra saling melengkapi sebagai
sarana pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mengetahui potensi yang
dimilki oleh siswa.
Dalam proses penuangan ide atau
gagasan dalam bentuk paparan tulis berupa rangkaian simbol-simbol ( huruf )
tersebut, siswa mulai berlatih menggabungkan kalimat-kalimat yang pada mulanya
berdiri sendiri menjadi gabungan beberapa kalimat. Hal ini selaras dengan
proses menulis puisi, yaitu siswa merangkai kata untuk menciptakan sebuah larik
yang terdiri dari bebrapa kalimat. Latihan merangkai kata atau kalimat dalam
menulis puisi dibutuhkan agar siswa dapat menuliskan tulisan kreatif.
Menulis merupakan suatu ketrampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
secara tatap muka dengan orang lain.³ Artinya, walau tanpa tatap muka, manusia
masih dapat berkomunikasi dengan sesama manusia lain, salah satu caranya
melalui tulisan.
Menurut Billow, paling tidak
terdaoat enam tipe tulisan, yaitu :
Laporan yakni biasanya
tulisan yang berisi fakta yang berhasil dikumpulkan di lapangan, timbangan
yaitu menulis isi buku berkaitan dengan ide yang dikemukakan penulis, hal-hal
yang disetujui dan yang ditolak, iklan atau publikasi yaitu tulisan yang berupa
penawaran promosi, artikel yaitu tulisan ilmiah yang membicarakan masalah yang
aktual, surat yaitu tulisan yang merupakan proyeksi personal seseorang untuk
orang lain, dan tulisan kreatif yaitu tulisan bebas sekehendak penulis, yang
biasanya dalam bentuk karangan imajinatif, sperti puisi, cerpen dan novel[1].
Dari pendapat tokoh diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa puisi merupakan sebuah tulisan kreatif yang memiliki
tahap-tahap penulisan. Puisi diciptakan dalam suasana yang intens yang menuntut
pengucapan jiwa yang spontan dan padat[2]. Oleh
karena itu, bagi beberapa siswa dikelas, menulis merupakan sesuatu yang
menyenagkan namun tidak bagi sebagian yang lainnya karena menulis masih
dianggap bagi bebrapa siswa sebagai tugas berat. Hal tersebut dapat terjadi
karena dalam menulis memang seseorang membutuhkan konsentrasi yang tinggi,
waktu dan perhatian yang sungguh-sungguh. Guru harus memiliki kreativitas dalam
mengajar untuk menghadapi masalah ini karena guru salah satu fasilitator dalam
mentransfer ilmu di kelas. Hal ini merupakan tantangan ketika mengajarkan
materi menulis kepada siswa yang menganggap menulis puisi itu adalah tugas yang
berat. Salah satu tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ), dimana siswa mampu menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti,
serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa[3].
Pada umumnya siswa SMP di Indonesia
berusia antara 12-15 tahun. Menurut Andi Mappiare pada usia 12-15 tahun belum
memasuki usia dewasa. Ini berarti dibutuhkan suatu model pembelajaran
pengajaran bahasa hendaknya sesuai dengan usia siswa guna keberhasilan siswa
dalam mengkap pelajaran.
Sebagian guru di sekolah sudah ada
yang dapat mengatasi masalah ini dengan menumbuhkan kreativitas siswa dalam
menulis puisi melalui model pembelajaran atau model pembe;ajaran yang inovatif
dan disenangi oleh siswa, tetapi sebagian guru lain masih menggunakan sistem
pembelajran konvesional dalam mengajarkan materi menulis puisi. Bagi sbagian
guru yang masih menggunakan cara konvensional dalam mengajarkan materi menulis
puisi, lebih bijak jika mempertimbangkan bahwa oerkembangan dan kebutuhan siswa
dari tahun ke tahun tidaklah sama. Dibutuhkan perubahan ke arah hasil
pembelajaran yang lebih baik guna mencapai tujuan pembelajarn dalam kurikulum.
Melalui model pembelajarn yang digunakan diharapkan akan terciptanya suasana
belajar yang lebih menyenangkan, lebih komunikatif, lebih apresiatif, sehingga
dapat menumbuhkan minat serta kreatifitas siswa dalam bidang sastra terutama
menulis puisi.
Plato mengatakan nahwa :
Tujuan pendidikan
sesunggguhnya adalah penyadaran terhadap selfknowing
dan selfrealzation kemudian inquiry dan reasioning and logic. Maksudnya yaitu tujuan pendidikan memberikan
penyadaran terhadap yang diketahuinya, kemudian penegtahuan tersebut harus
direalisasikan sendiri dan selanjutnya mengadakan penelitian serta mengetahui
hubungan kasual, yaitu alasan dan alur pikirnya[4].
Hal ini sejalan dengan Tujuan
Pendidikan Nasional Indonesia yang berasal dari berbagai akar budaya bangsa
Indonesia terdapat dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, yaitu UU No.20 Tahun
2003. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tersebut dikatakan :
Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab[5].
Pencapaian
tujuan pendidikan nasional adalah ketika berhasil menghasilkan siswa yang
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulis,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Guna mencapai tujuan pendidikan nasional
tersebut, diajukanlah model pembelajaran Word
Square sebagai salah satu bentuk atau model pembelajaran inofatif yang
diharapkan dapat meningkatkan potensi kecakapan dan kekratifitasan siswa
khusunya dalam bidang ketrampilan siswa menulis puisi. Dikatakan inovatif
karena model pembelajaran Word Square masih
dibilang baru untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas Bahasa
dan Sastra Indonesia. Walaupun masih dikatakan inofatif dalam pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia, namun sebelumnya model pembelajaran Word Square pernah diteliti. Hanya
saja dalam penelitian sebelumnya, model
pembelajaran Word Square digunakan
untuk mata pelajaran fisika.
Peneliti tertarik untuk meneliti
lebih lanjut mengenai model pembelajaran Word
Square dalam bidang ilmu lain, yaitu bahasa dan sastra Indonesia khusunya
dalam kompetensi menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 47 Jakarta Pusat.
Model pembelajaran Word Square menggunakan media kertas
yang diberi kotak-kotak. Disetia kotak tersebut tertulis satu huruf. Jika
huruf-huruf dirangkaikan secara vertikal, horizontal maupun diagonal dapat
merunjuk pada satu kata yang merupakan jawaban dari pertannyaan yang telah
diberikan oleh guru.
Model pembelajaran Word Square diharapakn dapat memberikan
stimulus kepada siswa dalam menulis puisi. Stimulus yang diberikan itu
diharapkan dapat merangsang motovasi dan kreativitas siswa untuk menulis puisi
yang lebih baik.
Peneliti berharap agar pengguna
model pembelajaran Word Square pada
pemebelajaran menulis puisi di SMP dapat memecahkan masalah yang timbul dalam
proses pembelajaran menulis puisi. Dengan demikian, siswa memperoleh cara yang
mudah untuk meningkatkan diri dalam ketrampil bersastra, khususnya ketrampilan
menulis puisi.
Metode Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian
ini dilaksanakan di kelas pada jam pelajaran Bahasa Indonesia dan teknik
pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a.
Pertemuan dengan guru bidang studi
Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Negeri 47 Jakarta Pusat untuk menjelaskan
tujuan dan rencana penelitian.
b.
Mengadakan survei lapangan terlebih
dahulu dengan berkonsultasi bersama guru Bahasa Indonesia untuk menyamakan
persepsi, bertanya tentang model pembelajaran yang digunakan, dan sebagaiannya.
c.
Mendata jumlah siswa dan mencatat nama
siswa sebagai populasi.
d.
Menentukan kelas yang menjadi kelas
eksprimen dan kelas kontrol.
e.
Menyusun rencana pelaksanaan dan
pembelajaran dan langkah-langkah untuk kelas kesperimen dan kelas kontrol.
f.
Memberi pretest kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
g.
Memberi perlakuan kepada kelas
eksperimen dengan tahapan berikut ini :
1.
Memberi materi kepada siswa cara
menulis puisi menggunakan model pembelajaran word square.
2.
Memberi latihan menulis puisi dengan
menggunakan model pembelajaran word
square kepada siswa.
Sedangkan untuk kelas kontrol diberikan perlakuan dengan tahapan
sebagai berikut :
1.
Memberi materi kepada siswa cara
menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran konvensional ( ceramah )
2.
Memberi latihan menulis puisi dengan
menggunakan model pembelajaran konvensonal ( ceramah ) kepada siswa.
h.
Setelah memberikan perlakuan kepada
kelas eksperimen dan kelas kontrol, peneliti memberikan postest tes menulis
puisi.
i.
Memberikan skor berdasarkan kriteria
penilaian kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, diperoleh data yang berasal dari pengambilan data sebanyak empat
kali, yaitu dua kali di kelompok eksperimen dan dua kali di kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran word square, sedangkan kelompok kontrol
tanpa menggunakan model pembelajaran word
square atau hanya diberi pembelajaran menulis puisi secara konvensional
yaitu dengan model pembelajaran ceramah dan diskusi. Jumlah sampel setiap kelas
sebanyak tiga puluh enam siswa. Data penelitian ini berupa hasil tesmenulis
puisi yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah menggunakan model
pembelajaran word square pada
kelompok eksperimen dan hasil tes menulis puisi yang diberikan kepada siswa
sebelum dan sesudah pembelajaran menulis puisi yang dilakukan pada kelompok
kontrol.
Skor tes tiap siswa didapat dengan
mencari nilai rata-rata siswa setelah tes diselenggarakan. Nilai tertinggi
pretest pada kelompok eksperimen yang didapat diraih adalah 82 dan nilai
terendah 37, sedangkan nilai tertinggi pretest pada kelompok kontrol yang dapat
diraih adalah 82 dan nilai terendah 38. Nilai tertinggi postest pada kelompok
eksperimen yang dapat diraih adalah 93 dan nilai terendah 54, sedangkan nilai
tertinggi postest pada kelompok kontrol yang didapat adalah 84 dan nilai
terendah 44. Deskripsi data hasil penelitian dimaksudkan untuk memberi gambaran
umum mengenai distribusi data. Data yang disajikan merupakan data yang telah
diolah dari data mentah menggunakan teknik statistik, yaitu nilai rata-rata,
simpangan baku, variansi, rentangan skor, distribusi frekuensi serta diagram.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan hasil penelitia dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.
Berdasarkan hasil perhitungan data
dengan menggunakan uji-t dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif
model pembelajaran word square terhadap
kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 47 Jakarta Pusat. Hal ini
ditandai dengan diperolehnya harga thitung =
2,71 pada derajat kebebasan 36+36-2 = 70, sedangkan harga ttabel
pada dk 70=1,645 untuk taraf signifikasi α 0,05. Perhitungan yang
didapat adalah thitung = 2,71 > t
tabel 1,645. Dengan demikian hipotesis penelitian
yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif model pembelajaran word square terhadap kemampuan menulis
puisi siswa diterima.
2.
Berdasarkan hasil analisis data ,
diketahui bahwa rentangan skor pretest kemampuan menulis puisi kelas eksperimen
antara 37 hingga 85 mencapai skor rata-rata 62,75 dan rentangan skor postest
kemampuan menulis puisi kelas eksperimen antara 54 hingga 95 mencapai skor
rata-rata 72,167. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata siswa
kelas eksperimen meningkat sebesar 9,417 poin. Adapuan rentangan skor pretest
kelas kontrol antara 38 hingga 86 mencapai skor rata-rata 64,139 dan rentangan
skor postest kemampuan menulis puisi kelas kontrol antara 44 hingga 85 mencapai
skor rata-rata 65,680. Dengan demikian, skor rata-rata kelas kontrol hanya
meningkat 1,541. Berdasarkan penjabaran tersebut, terlihat bahwa kenaikan
rata-rata kemampuan menulis siswa kelas eksperimen lebih besar daripada
kenaikan skor rata-rata kelas kontrol. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan menulis puisi siswa yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran word square lebih baik
hasilnya dibandingkan yang tidak.
3.
Bila dibandingkan dengan nilai
posttest kontrol, penggunaan model pembelajaran word square pada kelas eksperimen berpengaruh positif pada
perolehan hasil kemampuan menulis puisi siswa, terutama pada aspek rima,
ungkapan dan jalinan imaji.
4.
Berdasarkan hasil perhitungan
diketahui bahwa terdapat tujuh orang siswa kelas kontrol yang sor posttestnya
diatas rata-rata skor rata-rata posttest kelas eksperimen (72,167). Hal ini
dapat terjadi karena siswa-siswa tersebuttelah mnguasai aspek-aspek menulis
puisi yaitu mampu membuat irama yang baik. Irama yang dihasilkan adalah alunan
yang tercipta oleh kalimat yang berimabng meliputi keras lembut tekanan dan
tinggi rendahnya nada. Irama dapat dilihat dari jumlah suku kata yang digunakan
dalam membuat puisi. Semakin banyak jumlah suku kata yang hampir sama, semakin
berirama puisi tersebut. Siswa-siswa tersebut juga mempu mengatur rima dengan
baik, sehingga dapat menciptakan irama yang indah. Selain itu, pilihan kata
yang digunakan siswa-siswa tersebut juga tepat sehingga mendukung puisi.
Ungkapan yang digunakan siswa-siswa tersebut cukup bervariasi dengan
menggunakan berbagai majas perlambang, serta jalinan imaji yang terfokus kepada
tema judul puisi membuat nilai puisi siswa-siswa tersebut tinggi.
5.
Pengaruh model pembelajaran word square terhadap kemampuan menulis
puisi yang terlihat perbedaan paling signifikasi nilainya adalah pada aspek
jalinan imaji.
6.
Terdapat enam orang siswa kelas
eksperimen yang nilai posttestnya rendah. Hal ini daoat terjadi karena keenam
siswa tersebut malas menulis dan lebih sibuk mengganggu dan menjahili
teman-teman mereka yang serius mengerjakan tugas sehingga menulis puisi secara
asal-asalan dan terburu-buru mencontek hasil tulisan temannya ketika lembar
jawaban hendak dikumpulkan. Oleh sebab itu, hal ini membuktikan bahwa sekalipun
pada kelas eksperimen diajarkan dengan model pembelajaran word square , tetapi jika siswa tersebut tidak memilki kemauan atau
malas untuk membaca, serta tidak
berlatih secara kooperatif dengan kelompoknya, maka siswa tersebut akan
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tulisan puisi, sehingga siswa memiliki
kemungkinan mendapatkan skor yang rendah. Selain itu, berdasarkan pengalaman
peneliti selama mengajar kelas tersebut ketika PPL, ketujuh siswa tersebut
memang sering mendapatkan nilai yang kurang bagus karena kemampuan mereka hanya
sebatas itu.
[1] Nurhadi, op. Cit., hlm.344.
[2] Herman J. Waluyo, Teori
dan Apresiasi Puisi, (Jakarta:Erlangga,1987), hlm.2.
Peratama (SMP)
[4] Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep san Aplikasinya, (Jakarta : Rajawali
Pers , 2009 ), hlm.14.
[5] Undang-Undang
nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Nomor
14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Visimedia, 2008), hlm.5.
1 komentar:
Nuri Fijiastuti
Mindmap pada jurnal ini tidak begitu membantu dalam pembuatan pengembangan jurnal. Hal ini dikarenakan mindmap dalah pekerjaan penulis kali ini tidak menyebutkan butir pernyataan yang akan menjadi isi dari jurnal ini. Tetapi dalam mindmap ini hanya menyebutkan apa saja yang harus ada dalam jurnal, seperti judul, nama penulis, dan lain-lain.namun, tidak meyebutkan apa judulnya, siapa pengarangnya, dan lain-lain.
Posting Komentar