MIND MAP ARTIKEL JURNAL ILMIAH
Guru dan Pembelajaran Inovatif
Pendahuluan
Pembelajaran
merupakan salah satu kegiatan interaksi antara siswa dan Guru. Keberhasilan
kegiatan ini ditentukan oleh bagaimana partisipasi siswa di dalam mengikuti
serangkaian proses tersebut. Semakin aktif siswa dalam mengambil bagian
kegiatan interaksi, semakin tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, di dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran, Guru perlu mengusahakan suatu strategi
proses belajar yang mengarah kepada partisipasi siswa sebanyak-banyaknya.
Namun
dewasa ini, masih banyak Guru yang tidak memerdulikan interaksi. Guru cenderung
masih “betah” dengan pengajaran konvensional, yaitu Guru menjelaskan di depan
kelas dan anak murid hanya diam mendengarkan. Padahal kompetensi profesional dan
perubahan kurikulum menuntut para guru untuk lebih meningkatkan mutu dan
kualitas mengajarnya. Guru
harus mampu membenamkan konsep keilmuan di ingatan siswa secara mendalam,
membekas, dan dibawa siswa sampai kapan pun. Inspirasi siswa berkembang dengan
kreatif dan inovatif karena didasari oleh konsep yang diterima oleh guru.
Pembelajaran Inofatif
Inovatif
(innovative) yang berarti new ideas or techniques, merupakan
kata sifat dari inovasi (innovation) yang berarti pembaharuan, juga
berasal dari kata kerja innovate yang berarti make
change atau introduce new thing (ideas or techniques) in oerder to make
progress[1]. Jadi pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang mengarah kepada pembaharuan kegiatan
belajar mengajar sehingga tujuan belajar tercapai secara maksimal. Pembaharuan
ini perlu disadari dengan sendirinya oleh guru bahwa ia ingin berubah untuk hal
yang lebih baik dan berusaha bekerja profesional.
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang
lebih bersifat student center atau
pembelajaran yang menekankan kemandirian siswa. Guru hanya sebagai fasilitator
yang bertugas membantu siswa menciptakan situasi dan kondisi yang baik sehingga
siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal. Berikut beberapa model
pembelajaran inovatif [2]:
a.
Metode Diskusi Kelompok
Diskusi
dalam proses pembelajaran menurut (Suryosubroto, 2002, 179) adalah suatu cara
penyajian bahan di mana guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengadakan
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau
menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.
b.
Model Pembelajaran Simulasi
Teknik
simulasi digunakan dalam semua sistem pengajaran, terutama dalam desain
instruksional yang berorientasi pada tujuan-tujuan tingkah laku.
Latihan-latihan keterampilan menuntut praktik yang dilaksanakan di dalam
situasi kehidupan nyata.
c.
Metode Ceramah
Metode
ceramah biasanya digunakan sebagai pengantar.
d.
Metode Konseptual
Konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
e.
Meode Kooperatif
Sistem pengajaran
yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dan bertukar informasi
dengan sesama siswa dalam tugas terstruktur.
Tentunya model pembelajaran di atas tidak
dapat dipakai untuk setiap standar kompetensi yang ada. Guru harus pandai dalam
meracik model dengan tuntutan kompetensi yang ingin dicapai.
Guru
dan Pembelajaran
Dalam studi Basic Education Quality (EPP, 1992) ditemukan bahwa guru yang
bermutu ditentukan oleh empat faktor utama: (1) kemampuan profesional; (2)
upaya profesional; (3) waktu yang tercurah untuk kegiatan profesional; (4)
akuntabilitas [3].
Upaya profesional seorang guru berkaitan keterampilan mengajar. Peningkatan
kualitas pendidikan di sekolah dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas guru
dalam
kegiatan belajar mengajar, mulai dari penetapan tujuan pembelajaran, pemilihan
materi ajar, pemilihan pendekatan, media, metode, dan sistem penilaian.
Guru perlu berusaha mencari model-model yang relevan agar kegiatan belajar mengajar berjalan
secara efektif sehingga tercapai
tujuan yang telah ditetapkan. Memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar merupakan salah
satu tugas yang harus dilakukan guru dan perlu mendapat perhatian. Relevansi
memiliki daya tarik bagi siswa akan menjadi motivasi tersendiri bagi kegiatan
belajar siswa. Karena itu, penggunaan model pembelajaran hendaknya dipilih secara cermat. Hal
ini dimaksudkan agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan agar siswa
benar-benar dapat menarik dan membuat siswa aktif. Selain itu, materi
pembelajaran yang dipilih dari berbagai sumber akan menjadikan kegiatan
pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Kesimpulan
Inovasi
dalam pembelajaran sangat diperlukan. Selain
sebagai tuntutan profesi keguruan juga agar pembalajaran di kelas mengalami
pembaharuan sehingga tujuan kompetensi tercapai. Banyak model pembelajaran yang
dapat digunakan untuk memandu proses belajar secara efektif. Model pembelajaran
yang dapat diterapkan pada bidang studi hendaknya dikemas koheren dengan
hakikat pendidikan materi pembelajaran.
Daftar Pustaka
Meilanie Sri Martini. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta.
Taniredja, Tukiran dkk. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif.
Bandung. Cv. Alfabeta.
2 komentar:
Artikel yang dibuat Rachma secara isi, sudah menuangkan pokok-pokok yang dibicarakan dalam pendahuluannya dalam penjabaran yang cukup jelas. Sesuai ciri khas Rachma, mindmap yang dibuatnya tetap bernuansa sederhana, tidak bertele-tele namun cukup "mewakili". Tapi menurut saya, akan lebih sempurna lagi bila dalam mindmapnya, Rachma juga mencantumkan daftar pustaka agar mindmap dengan pengembangannya lebih sesuai lagi.
Terima kasih.
Secara keseluruhan dapat saya katakan bahwa mindmap yang dibuat oleh Rachma sudah sesuai dengan pengembangannya. Namun ada satu yang kurang, Rachma tidak mencantumkan sumber rujukan/daftar pustaka.
Rchma juga tidak membuat abstrak pada tulisannya.
Terlepas dari itu, argumen yang telah dibuat Rachma cukup ringkas namun tetap dapat ditangkap intisarinya secara jelas dan terstruktur.
Terima kasih.
[FIFY FILDZAH HABIBAH (2115091110)
KELAS 3-B
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA-FBS-UNJ]
Hilda Septiani (2115090050)
Artikel yang dibuat Saudara Rachma dapat dikatakan cukup baik dilihat dari isi pengembangan yang sesuai dengan mind map. Selanjutnya setiap teori yang dikemukakan penulis menambahkan masalah yang muncul. Tapi menurut saya, akan lebih menarik dan terarah apabila dalam menyampaikan model-model pembelajaran diikuti dengan contoh Kompetensi Dasar yang sesuai. Contohnya dalam model simulasi lebih baik diterapkan pada kompetensi berbicara seperti menyampaikan berita, membaca puisi, dan lain-lain. Terlepas dari komentar tadi, secara keseluruhan artikel yang dibuat penulis sudah sesuai dengan mind map. Terima kasih.
Posting Komentar