MIND MAP
PERAN
BAHASA TERHADAP PEMBANGUNAN POLITIK
a. Latar
belakang
Di akhir
pengunjung tahun 2011 ini, tampaknya kepercayaan terhadap pemerintah semakin
meluntur. Belum lama setelah konflik Mesuji mencuat. Sabtu pagi, 24 Desember
2011, tragedi berdarah yang terjadi antara aparat penegak hukum dan masyarakat
Bima, Nusa Tenggara Barat. Konflik ini dipicu oleh penolakan masyarakat atas
kegiatan ekspolarasi yang di lakukan PT sumber Mineral Nusantara (SMN) di sejumlah titik di tiga kecamatan di
Kabupaten Bima, yang dikhawatirkan warga dapat mengganggu aktivitas masyarakat
setempat, yang sebagian besar berprofesi sebagai peternak dan petani bawang.
Bagaimana tanggapan umum mengenai keributan di Bima
tersebut? Melihat peristiwa tersebut banyak spekulasi yang
beredar di masyarakat luas akan kekecewaan terhadap pemerintah terutama dalam
menangani kasus Mesuji dan Bima baru-baru ini. Tidak hanya itu, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono sendiri mengecam keras dan menuntut agar kasus Bima ini diselesaikan
secara tuntas.
Konflik
Mesuji maupun Bima ini mencuat akibat tidak tercapainya kesepakatan antara
pemerintah setempat dan masyarakat, padahal sebelumnya telah diupayakan proses
negoisasi antara pemerintah dan beberapa perwakilan masyarakat tersebut namun
gagal dilakukan. Tingkah polah sebagian besar penyelenggara pemerintah tersebut
mencerminkan budaya bangsa kita bahwasanya bangsa ini adalah bangsa urakan yang
lebih mengandalkan otot daripada otak? Kemana sikap ramah tamah yang dulu kita
banggakan? Dimana tenggang rasa yang dulu kita cita-citakan?
b. Pengertian
pembangunan politik
Pembangunan
mempunyai pengertian dinamis, maka tidak boleh dilihat dari konsep yang statis.
Pembangunan juga mengandung orientasi dan kegiatan yang tanpa akhir. Oleh sebab
itu “politik” menggunakan istilah pembangunan.
Lucian
W. Pye (1966, 45-48) membuat tiga pengkategorian besar mengenai ciri-ciri dari
pembangunan politik :
1.
The first relates political development to social and economics development by
suggesting thatpolitical development is concerned with a multidimensional
process of social changes.
2.
Is concerned with what might ba called the organization of the political
system, by reffering to nation building and to administrative structures.
3.
The third link development to political values such as mass mobilization, the
relationship between mobilization and power and the movement towards democracy.
Pembangunan
dan modernisasi politik merupakan perubahan politik, tetapi tidak sebaliknya.
Dalam konsep pembangunan sedikit banyak terkandung adanya upaya yang disengaja,
relatif terencana, memiliki sasaran yang relatif jelas, proses yang bersifat
evolusioner tidak mengandung kekerasan.
Pembangunan
politik dilihat sebagai implikasi politik dari pembangunan dan cenderung
dibedakan dari pembangunan ekonomi. Sasaran yang hendak dicapai dengan
pembangunan politik tidak hanya sistem politik dan demokrasi, tetapi juga
kemampuan-kemampuan lain yang dianggap penting dipunyai dengan suatu sistem
politik untuk dapat melestarikan budaya.
Menurut
Pye, dimensi persamaan (equality) dalam pembangunan politik berkaitan
dengan Masalah partisipasi dan keterlibatan rakyat dalam Kegiatan-kegiatan
politik, baik yang dimobilisir secara demokratis maupun totaliter.
c. Peran
bahasa dalam proses demokrasi
Didunia
ini dikenal bermacam-macam istilah demokrasi. Secara
etimologis, demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos artinya rakyat dan
kratein atau kratos artinya kekuasaan atau pemerintahan. Demokrasi berarti
kekuasaan (dari) rakyat. Demokrasi adalah sebuah bentuk pemerintahan rakyat
atau rakyatlah yang berkuasa dan sekaligus diperintah.
Menurut Abraham Lincoln, “goverment of the people, by the people, and for the
people.” yang
artinya Demokrasi adalah pemerintahan berasal dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyat dimana kekuasaan
tertinggi ditangan rakyat dan di jalankan langsung oleh mereka atau oleh
wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan yang bebas. Jadi, yang
di utamakan dalam pemerintahan demokrasi adalah rakyat.
Ada bermacam-macam demokrasi yang sudah
menjadi bagian dari pemerintahan negara di seluruh dunia. Ada yang dinamakan demokrasi
langsung, demokrasi tidak langsung, demokrasi konstitusionil, demokrasi
parlementer, demokrasi presidensial dan sebagainya. Semua konsep ini memakai
istilah demokrasi, yang menurut asal katanya berarti “rakyat berkuasa” atau government
or rule by the people“. (kata Yunani demos berarti rakyat, kratos/kratein
berarti kekuasaan/berkuasa).
Demokrasi langsung adalah sistem
demokrasi yang melibatkan seluruh rakyat dalam pengambilan keputusan atau
urusan kenegaraan. Demokrasi
tidak langsung adalah demokrasi yang tidak melibatkan seluruh rakyat
tetapi rakyat memberikan kepercayaan kepada para wakilnya untuk membicarakan
dan menentukan persoalan-persoalan kenegaraan.Semua gerakan politik dan ideologi telah mencari, entah
sadar atau tidak, untuk mewujudkan kata-kata dan simbol yang sesuai dengan
tujuan mereka. Berdasar hal itu, dapat dinyatakan bahwa “politik itu sebagian
besarnya hanyalah permainan kata-kata” (Graber 1981: 195).
Studi
bahasa politik juga menjadi persoalan sentral dalam tradisi lain dalam studi
komunikasi politik, yang ditunjukkan oleh teori dan penelitian kritis atau
Neo-Marxis. Salah satunya adalah adanya analisis yang luas mengenai isi
media massa, khususnya berita mengenai masalah yang terjadi dalam pemerintahan
yang akan merujuk pada kesimpulan yang berkembang di masyarakat akan jalannya pemerintahan
saat itu. Melihat hal tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman argument yang
berkembang di masyarakat diperlukan keterbukaan pemerintah kepada masyarakat
supaya tidak terjadi kasus Mesuji maupun Bima dikemudian hari.
d. kesimpulan
Kasus
di atas telah menunjukkan bahwa peran bahasa sangatlah penting dalam
pembangunan politik. Dimana pembangunan bersifat dinamis dan mengarah pada
proses demokrasi yang melibatkan masyarakat dalam pemerintahan dan salah
satunya dengan menjunjung tinggi demokrasi yang melibatkan masyarakat dalam
peleksanaan pemerintahan.
Contoh
kasus Bima maupun Mesuji memberikan pelajaran bahwa kritik, ketidaksetujuan,
keluhan, dan sebagainya boleh saja dikemukakan dalam suatu panggung politik, namun
yang terpenting adalah keterbukaan dan pertingnya bahasa dalam menyampaikan
aspirasinya terutama dalam bildang politik agar tidak berujung pada tindak
kekerasan.
Daftar
pustaka
Harjanto, Nicolaus Teguh Budi. 1997.
Memajukan Demokrasi Mencegah Disintegrasi; Sebuah Wacana Pembangunan
Politik. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.
3 komentar:
Rachma Putri Rahayu – 2115091874
Menurut saya, artikel yang dibuat Saudara Hilda cukup baik. Namun sayang pemakaian teori tersebut pad isi artikel malah mengaburkan argumen karena terkesan isinya adalah teori semua. Setelah menjelaskan teori, saudara Hilda tidak menuliskan ide yang beliau ingin sampaikan. Contoh pada bagian pengertian pembangunan politik Saudara Hilda hanya menyebutkan teori “Menurut Pye, dimensi persamaan (equality) dalam pembangunan politik berkaitan dengan Masalah partisipasi dan keterlibatan rakyat dalam Kegiatan-kegiatan politik, baik yang dimobilisir secara demokratis maupun totaliter.” Beliau tidak mengaitkan teori dengan fenomena yang diangkat.
Mind map yang dibuat tidak menyebutkan ide-ide yang akan ditulis pada setiap judul bagian, ia hanya menuliskan pengertian pembangunan politik, peran bahasa dalam proses demokras, dan kesimpulan. Tidak dijelaskan lagi apa yang akan ia tulis. Walau pun begitu, pengembangan yang dibuat sudah baik.
Rachma Putri Rahayu – 2115091874
Menurut saya, artikel yang dibuat Saudara Hilda cukup baik. Namun sayang pemakaian teori tersebut pad isi artikel malah mengaburkan argumen karena terkesan isinya adalah teori semua. Setelah menjelaskan teori, saudara Hilda tidak menuliskan ide yang beliau ingin sampaikan. Contoh pada bagian pengertian pembangunan politik Saudara Hilda hanya menyebutkan teori “Menurut Pye, dimensi persamaan (equality) dalam pembangunan politik berkaitan dengan Masalah partisipasi dan keterlibatan rakyat dalam Kegiatan-kegiatan politik, baik yang dimobilisir secara demokratis maupun totaliter.” Beliau tidak mengaitkan teori dengan fenomena yang diangkat.
Mind map yang dibuat tidak menyebutkan ide-ide yang akan ditulis pada setiap judul bagian, ia hanya menuliskan pengertian pembangunan politik, peran bahasa dalam proses demokras, dan kesimpulan. Tidak dijelaskan lagi apa yang akan ia tulis. Walau pun begitu, pengembangan yang dibuat sudah baik.
Menurut saya, pada dasarnnya artikel yang dibuat oleh penulis sudah cukup baik. Penulis sudah mampu mengaitkan hubungan antara sebiah teori dengan fenomena yang sedang berkembang di masyarakat sehingga hal tersebut menjadi suatu topik yang menarik unttuk dijadikan sebuah artikel. Hanya saja, antara teori dan ilustrasi kasus yang disajikan, tidak didukung dengan penguatan argumen. Padahal, argumen dari penulis sangat penting sebagai sudut pandang antara teori dan ilustrasi kasus yang ada. Jadui, yang telihat dalam artikel tersebut adalah hanya tentang teori saja.
Namun, antara mind map dan pengembangan sudah sesuai. Hanya saja, mind map hanya berisi poin-poin tanpa memerinci lebih lanjut tentang ide yang akan dikembangkan.
Ratih Sukmaning Tias-2115091883
Posting Komentar