TUGAS LAPORAN BUKU
PENGANTAR TEORI SASTRA
(Dr. Wahyudi Siswanto)
Sebuah pembahasan ilmu pengetahuan
haruslah didasarkan
pada kebutuhan ilmu pengetahuan tersebut. Ilmu pengetahuan akan relevan dengan
objek yang dituju serta tepat guna dalam memenuhi kebutuhannya. Sebuah buku
pengantar teori merupakan salah satu bentuk pemenuhan akan suatu ilmu
pengetahuan yang dibutuhkan. Buku Pengantar Teori Sastra yang ditulis oleh Dr.
Wahyudi Siswanto merupakan salah satu dari sekian banyak buku teori sastra yang
beredar di pasaran. Buku ini diterbitkan pertama kali oleh Grasindo pada tahun 2008.
Wahyudi yang latar belakang
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia menulis buku ini guna memenuhi referensi
mahasiswa bahasa Indonesia dalam memahami teori sastra. Berdasarkan latar
belakag kependidikannya
tersebut, buku ini juga ia tulis untuk para pengajar yang mengajarkan sastra.
Teori yang merupakan peletak dasar
pemahaman seseorang dalam memahami ilmu pengetahuan yang akan dibahas, sangat
berpengaruh dalam pengembangannya. Wahyudi membagi buku ini ke dalam beberapa bab
yang menurutnya hal tersebut memudahkan dalam mempelajari teori
sastra secara keseluruhan. Ia memikirkan mengenai tiga hal, yaitu masalah
sastra, karya sastra dan sastrawan itu sendiri. Dengan demikian, buku ini memberikan penggambaran yang
menyeluruh mengenai teori sastra.
Secara garis besar, Wahyudi
membagi isi buku ini dalam enam pembahasan. Enam pembahasan tersebut adalah
sastrawan dan proses kreatifnya, sastrawan dan karya sastranya, sastrawan dan
pembacanya, sastra dan pendidikan, kajian sastra dan beberapa pendekatan, serta
puisi dan prosa.
Wahyudi menjelaskan
mengenai sastrawan yang dihubungkan dengan proses kreatifnya. Ia menjelaskan
prapenulisan yang dilakukan oleh sastrawan hingga tersusunlah karya sastra yang
ia rencanakan. Kemudian ia menjelaskan hubungan sastrawan dengan karya sastranya.
Teori yang dijelaskan dalam bab ini adalah mengenai ciri-ciri karya sastra
secara keseluruhan. Wahyudi selalu memberikan contoh baik itu sastrawan dan
karya sastra yang berasal dari Indonesia. Hal itulah yang sekaligus menjadi
kelebihan buku ini.
Salah satu pembahasan yang menarik
dalam buku ini ialah mengenai hubungan sastrawan dan karya sastranya. Sastrawan
merupakan seseorang yang menciptakan karya sastra. Karya sastra merupakan cara
pembaca untuk mengenal sastrawan. Karya sastra juga merupakan salah satu cara
pembaca dan sastrawan berkomunikasi. Di dalam bukunya, Wahyudi juga
menambahkankan bahwa komunikasi sastrawan dengan karya sastranya terdiri dari
dua macam. Pertama adalah komunikasi sastrawan dengan karya sastranya sendiri
dan kedua adalah komunikasi sastrawan dengan karya sastra orang lain.
Buku yang ditulis oleh Wahyudi ini
semuanya menyajkan contoh-contoh karya sastra seperti puisi yang beragam. Hal
tersebut dimaksudkan untuk membuat perbandingan mengenai beberapa karya sastra.
Contoh-contoh tersebut merupakan bagian pembahasan dalam kajiannya mengenai
sastra yang berhubungan dengan pendidikan. Karya sastra dapat merepresentasikan
sebuah gambaran sosial yang dapat dijadikan pembelajaran bagi pembaca.
Pendekatan-pendekatan yang menjadi
dasar teori sastra pun dhadirkan dalam buku ini. Pedekatan mimetik, ekpresif,
pragmatik dan objektif pun dijelaskan dan diberi contoh. Serta dapat dilihat
pula pembahasan mengenai prosa dan puisi. Namun memang dapat diakui bahwa
pembahasannya tidak terlalu mendalam hanya terletak pada unsur intrnsiknya
saja. Satu nlai lebih yang disajika oleh Wahyudi adalah ia juga menuliskan
perbedaan antaa prosa dengan drama. Penjelasannya pun sudah cukup memadai bagi
pemula yang belum mengetahuinya. Namun, sayang sekali dapat dikatakan buku ini
belum dapat dijadikan rujukan utama bagi para pembaca, hal itu dikarenakan buku
ini belum memberikan penjelasan yang mendalam mengenai teori. Akan tetapi buku
ini cukup memadai bagi pemula yang baru mempelajari sastra.
2 komentar:
Pengembangan yang ditulis oleh penulis sudah sesuai dengan mind map yang disajikan. Hanya saja ada beberapa hal yang tidak dikembangkan oleh penulis seperti pembahasan mengenai penggunaan contoh karya sastra Indonesia dan teknik percetakan buku. Kelebihan maupun kekurangan buku kurang begitu ditonjolkan. Teknik penulisannya pun masih ada yang salah, seperti pada paragraf 2 kalimat pertama seharusnya penulis menambahkan kata “memiliki” atau “berlatar belakang”, dalam hal ini penulis kurang tepat dalam pemilihan kata, dan terdapat kata “belakag” seharusnya “belakang”. Pada paragraf 7 kata “menyajkan” seharusnya “menyajikan”. Dan pada paragraf 8 terdapat kata “intrnsiknya”, “nlai”, “disajika”, dan “antaa” seharusnya “intrinsiknya”, “nilai”, “disajikan”, dan “antara”. Secara keseluruhan laporan buku yang ditulis oleh penulis sudah dapat dikatakan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan bahasa yang mudah dipahami, hingga pemilihan kata yang sesuai. Penulis juga memberikan saran kepada pembaca bahwa “buku yang menjadi sumber laporannya belum dapat dijadikan rujukan utama bagi para pembaca, hal itu dikarenakan buku tersebut belum memberikan penjelasan yang mendalam mengenai teori. Akan tetapi buku tersebut cukup memadai bagi pemula yang baru mempelajari sastra.”
Raden Firda Siti Humaeroh (2115091875). ^__^
Kesalahan pada penulisan telah dibahas oleh komentar sebelumnya.
Mind map yang dibuat oleh penulis telah dikembangkan dengan baik oleh penulis sehingga tulisan ini mampu mencakup keseluruhan buku dan penulis dapat melaporkan buku ini kepada pembaca dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti.
Cahyo Baskoro
2115091856
Posting Komentar