Jumat, 30 Desember 2011

Jurnal Ilmiah - Yunita Lestari


Yunita Lestari
2115091881
3B

           PENGARUH METODE ACCELERAD LEARNING            
            TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA EKSTENSIF                  SISWA KELAS X SMAN 3 BEKASI

Abstrak
Siti Liyanawati. Pengaruh Metode Accelerad Learning Terhadap Kemampuan Membaca Ekstensif Siswa Kelas X SMAN 3 Bekasi. Skripsi. Jakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta, Juli 2011.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode accelerated learning terhadap kemampuan membaca ekstensif siswa kelas X SMAN 3 Bekasi. Penggunaan metode ini digunakan sebagai alternative dalam meningkatkan kemampuan membaca ekstensif siswa. Penelitian ini dilakukan di SMAN 3 Bekasi pada siswa kelas X6 dan X9 yang masing-masing berjumlah 45 siswa pada tahun pelajaran 2010/2011 semester 2 (genap). Kelas X8 dan X9 dipilih dengan sample random sampling. Cara ini dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan desain pretest-postest control grop design. Instrumen untuk mengambil data berupa tes membaca ekstensif. Jenis tes dibuat menjadi 2 yaitu pemahaman objektif dan subjektif. Pada pemahaman objektif, instrument telah diuji validitas dan reliabilitasnya sehingga memenuhi sebagai alat ukur. Teknik analisis data yang digunakan adalah t-tes dengan taraf signifikansi 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji-t didapat t-hitung sebesar 9,58. Nilai t-hitung yang diperoleh selanjutnya dikonsultasikan dengan t-tabel dengan dk=88 dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh harga sebesar 1,99, karena t-hitung > dari t-tabel, maka H0 ditolak. Ini berarti bahwa metode accelerated learning dalam penelitian ini berpengaruh terhadap kemampuan membaca ekstensif siswa kelas X SMAN 3 Bekasi. Selain itu, pada penelitian ini kenaikan nilai yang cukup signifikansi terjadi di kelas eksperimen terutama pada pemahaman subjektifitas. Hal tersebut dapat dilihat dari perhitungan kelas eksperimen yang mengalami kenaikan sebesar 18,27, sedangkan kelas kontrol hanya 0,449. Rata-rata siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan metode accerated learning dapat lebih efektif membaca dan membuat peta pikiran serta ringkasan yang jelas dan tepat. Berbeda dengan kelas eksperimen, pada kelas control kenaikan hanya terjadi pada aspek membuat peta pikiran, sedangkan aspek membuat ringkasan yang jelas dan tepat mengalami penurunan.
Kata kunci : accelerated learning, kemampuan membaca ekstensif
1. Pendahuluan
Latar Belakang
            Membaca merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap pembelajar sejati. Dengan demikian manusia akan menemukan beragam informasi yang diinginkan dan mendapatkan apa yang mereka inginkan dalam hidup ini. Kemajuan suatu bangsa sangat bergantung pada kemampuan masyarakatnya untuk membaca.
            Ada 4 keterampilan berbahasa dalam kurikulum sekolah, yaitu mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara[1]. Keempat keterampilan tersebut memiliki hubungan yang sangat erat. Masing-masing keterampilan akan mempengaruhi keterampilan yang lainnya. Membaca merupakan bagian terpenting dalam empat keterampilan berbahasa.      
            Membaca ekstensif merupakan cabang dari membaca di dalam hati. Membaca ekstensif memang tidak semudah membaca nyaring. Hal ini disebabkan kondisi psikologis pembaca sangat menentukan perkembangan seseorang dalam membaca ekstensif. Beragam keahlian mulai dari kecepatan mata, tangan, dan pikiran dalam menangkap ide pokok suatu bacaan menjadi modal utama seseorang dapat memahami isi bacaan.
            Banyak siswa ketika melakukan kegiatan membaca di dalam hati justru mengalami kejenuhan. Hal ini disebabkan mereka membaca semua isi buku dengan perlahan atau terlalu berhati-hati dalam memahami maksud bacaan itu. Kejenuhan dalam membaca sering terjadi tatkala siswa membaca tanpa arahan atau maksud dari informasi apa yang mereka dapatkan dari bacaannya itu.
            Dalam pengajaran Bahasa Indonesia, agar kemampuan membaca ekstensif siswa SMA meningkat, guru harus melatih kemampuan membaca ekstensif anak didiknya lebih baik. Selama ini mungkin banyak guru yang melatih kemampuan membaca anak didiknya hanya dengan buku teks yang sudah ada. Siswa hanya diperintahkan membaca teks tanpa adakalanya pengarahan dalam membaca buku. Hal ini menyebabkan hasil dari kegiatan membaca siswa berbeda-beda. Ada siswa yang sangat paham terhadap bacaan yang diberikan namun ada pula siswa yang sama sekali tidak paham terhadap bacaan yang diberikan namun ada pula siswa yang sama sekali tidak paham terhadap bacaan yang sudah diberikan. Oleh karena itu untuk mengurangi ketimpangan hasil kegiatan membaca, maka guru diharapkan mampu menawarkan metode yang efektif, bervariasi dan mampu menimbulkan rangsangan kepada siswa dalam kegiatan membaca ekstensif.
Peneliti merasa metode yang dirasakan tepat dan cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca membaca ekstensif adalah memadukan pembelajaran membaca ekstensif dengan metode accelerated learning. Metode accelerated learning pertama kali dicetuskan oleh seorang psikiater, Georgi Lozanov yang mengungkapkan bahwa saat ini digunakan pembelajaran yang cepat dan menyenangkan.[2]
Dalam pembelajaran accelerated learning yang terpenting adalah hasil yang dicapai oleh siswa. Saat ini,guru selaku pendidik diharapkan dapat memanfaatkan beragam metode yang ada. Guru juga diharapkan bisa menganalisis kecerdasan setiap anak didiknya. Hal ini dilakukan untk mempermudah guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Mulai dari media yang digunakan, metode yang diterapkan, sampai evaluasi yang harus diberikan kepada anak didiknya, sehingga hasil maksimal dapat dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.
            Melalui metode accelerated learning siswa diharapkan dapat menggunakan segala potensi yang ada pada diri mereka dan dapat memanfaatkan semua media/fasilitas yang ada disekelilingnya. Guru berperan sebagai fasilitator pengarah anak didik. Hal ini disebabkan, pada dasarnya setiap anak mempunyai kecerdasan dan gaya belajar yang berbeda-beda. Hal terpenting adalah bagaimana guru dapat mengantar anak didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan.
Tujuan
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat adanya pengaruh penggunaan metode accelerated learning terhadap kemampuan membaca ekstensif siswa kelas X SMAN 3 Bekasi. Selain itu, tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengkaji seberapa besar pengaruh penggunaan metode accelerated learning dapat membantu siswa dalam mencapai hasil, yakni kemampuan membaca ekstensif yang baik.
2.Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Metode ini menggunakan hubungan antara dua variable atau lebih atau mencari pengaruh suatu variable terhadap variable lainnya. Metode eksperimen digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh yang ditimbulkan dari penggunaan metode accelerated learning terhadap kemampuan membaca ekstensif siswa SMAN 3 Bekasi. Adapun penelitian dilakukan dengan memberikan perlakan yang berbeda terhadap dua kelas. Pada siswa kelas X8 dijadikan sebagai kelas control, yaitu kelas yang diberi perlakuan berupa metode konvensional/ceramah, sedangkan kelas X9 dijadikan sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang diberi perlakan berupa metode accelerated leaning. Kedua hasil perlakuan yang berbeda tersebut kemudian dibandingkan.
Cara Pengumpulan Data
            Populasi dari penelitian ini meliputi keterampilan membaca ekstensif seluruh siswa kelas X SMAN 3 Bekasi tahun ajaran 2010-2011 yang terdiri atas Sembilan kelas dan masing-masing kelas rata-rata terdiri atas 45 orang siswa. Penelitian ini hanya mengambil dua kelas secara acak, yaitu kelas X8 dan X9, masing-masing kelas sebanyak 45 siswa. Dengan kata lain, teknik sampling yang digunakan adalah sample random sampling. Cara ini dilakukan secara acak tanpa memerhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara ini dilakkan karena anggota populasi dianggap sampel diambil berdasarkan jumlah siswa yang mengikuti seluruh tahapan penelitian dari awal hingga akhir.
            Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMAN 3 Bekasi pada jam pelajaran Bahasa Indonesia dan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:
      1.            Pertemuan dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia SMAN 3 Bekasi untuk menjelaskan tujuan dan rencana penelitian.
      2.            Mengadakan survey lapangan terlebih dahulu lalu berkonsultasi dengan guru Bahasa Indonesia untuk menyamakan persepsi tentang metode yang digunakan dan sebagainya.
      3.            Mendata jumlah siswa dan mencatat nama siswa sebagai populasi.
      4.            Menentukan kelas yang menjadi kelas eksperimen dan control.
      5.            Menyiapkan instrument penelitian.
      6.            Melakukan uji validitas dan reliabilitas instrument kepada siswa yang berbeda.
      7.            Merevisi instrument penelitian yang sudah tervaliditas.
      8.            Melakukan pretest dan tes gaya belajar untuk mengetahui kemampuan awal dimasing-masing kelas.
      9.            Penelitian dilakukan dengan memberikan pengajaran membaca ekstensif kepada kelas X8 dengan menggunakan metode caramah, dan sebaliknya untuk kelas X9 penelitian menggunakan metode accelerated learning.
  10.            Melakukan posttest untuk mengetahui kemampuan akhir di masing-masing kelas.
  11.            Memberikan nilai berdasarkan kriteria penilaian.
  12.            Hasil pretest dan posttest dianalisis, kemudian dilihat apakah ada pengaruh penggunaan metode accelerated learning.
  13.            Data statistik digunakan untuk validitas data.
  14.            Mengambil kesimpulan berdasarkan hasil analisis data tersebut.
3. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian, dapat dilihat bahwa kemampuan membaca ekstensif yang diajarkan dengan menggunakan metode accelerated lerning lebih baik daripada siswa yang tidak diajarkan dengan metode tersebut. Hal ini dapat diketahui dari rentangan skor dan perhitungan nilai pretest dan nilai posttest yang diperoleh dari dua kelompok yang menjadi sampel penelitian. Berdasarkan nilai rata-rata pada pretest dan posters, kelas eksperimen mengalami kenaikan nilai sebesar 18,27 angka. Berdasarkan nilai rata-rata pada pretest dan posttest, kelas kontrol mengalami kenaikan nilai sebesar 0,449 angka. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kelas eksperimen lebih besar mengalami kenaikan nilai dalam membaca ekstensif daripada kelas kontrol. Selisih kenaikan nilai antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebesar 17,82 angka.
Secara umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar membaca ekstensif siswa pada kelas eksperimen sudah baik. Siswa kelas eksperimen umumnya mampu membaca teks nonsastra dengan teknik membaca ekstensif secara baik. Mereka dapat menemukan ide pokok, fakta, dan bagian-bagian penting dari sebuah tulisan secara cepat dan tepat. Selain itu, siswa juga dapat menuangkan kembali teks yang sudah dibacanya menjadi peta pikiran yang akan membantu dalam mengingat dan membuat ikhtisar teks tersebut.
Nilai yang diperoleh adalah hasil penjumlahan skor dari tiap aspek yang terdiri atas aspek pemahaman objektif yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan pemahaman subjektif yang terdiri dari 2 soal isian. Kemampuan siswa membaca ekstensif pada saat pretest belum memadai. Akan tetapi, setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen berupa metode accelerated learning dan perlakuan konvensional pada kelas kontrol terjadi kenaikan nilai pada saat posttest. Kenaikan nilai yang dialamai kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
4. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan untuk melihat pengaruh keterampilan membaca ekstensif siswa kelas X SMAN 3 Bekasi melalui metode accelerated learning adalah sebagai berikut:
1.      Berdasarkan hasil penghitungan data dengan menggunakan uji-t dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif metode accelerated learning terhadap kemampuan membaca ekstensif siswa kelas X SMAN 3 Bekasi. Hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif metode accelerated learning terhadap kemampuan membaca ekstensid siswa kelas X diterima. Maksudnya, metode accelerated learning memiliki pengaruh positif terhadap kemampuan membaca ekstensif siswa kelas X SMAN 3 Bekasi.
2.      Dengan instrument yang sudah melalui uji validitas dan reliabilitas maka didapatkan hasil perhitungan rentangan skor pretest membaca ekstensif kelas eksperimen antara 46-66 dengan skor rata-rata 56,31 dan rentangan skor posters kemampuan membaca ekstensif kelas eksperimen antara 64-84 dengan skor rata-rata 74,58. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata siswa kelas eksperimen meningkat sebesar 18,27. Pada kelas kontrol, rentangan skor pretest kemampuan membaca ekstensif antara 38-72 dengan skor rata-rata 55,02 dan rentangan skor posttest kemampuan membaca ekstensif kelas kontrol antara 44-78 dengan skot rata-rata 55,47. Skor rata-rata kelas kontrol mengalami kenaikan 0,4449. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca ekstensif yang diajarkan dengan menggunakan metode accelerated learning lebih baik hasilnya dibandingkan yang tidak.
3.      Berdasarkan hasil perhitungan posttest kelas eksperimen diketahui bahwa terdapat 23 siswa atau 51,11% siswa yang memiliki nilai di atas rata-rata. Hal tersebut mengalami peningkatan dari hasil prettest dimana hanya 16 soswa atau 35,56 % saja yang memiliki nilai diatas rata-rata. Kenaikan tersebut terjadi karena siswa dapat membaca teks lebih efisien dan efektif. Hal ini sangat berguna sebagai jembatan pengingat teks yang sudah dibacanya, sehingga ketika siswa akan menceritakan kembali dia dapat dengan mudah merangkai poin-poin yang sudah dibuat di peta pikiran.
4.      Penggunaan metode accelerated learning berpengaruh positif pada kenaikan hasil kemampuan membaca ekstensif.

DAFTAR PUSTAKA
Hernowo. 2005 . Bu Slim dan Pak Bil. Bandung : Mizan Media Utama.
Liyanawati, Siti. 2011. Pengaruh Metode Accelerad Learning Terhadap Kemampuan Membaca Ekstensif Siswa Kelas X SMAN 3 Bekasi. Skripsi. Jakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca: Sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung :  Angkasa.



[1] Henry Guntur Tarigan, Membaca: Sebagai suatu keterampilan berbahasa, (Bandung:Angkasa,2008), hlm.1.
[2] Hernowo, Bu Slim dan Pak Bil, (Bandung: Mizan Media Utama,2005), hlm.11.

4 komentar:

KEBULAN mengatakan...

Komentar oleh: Rawdotul Jannah

Mind map Yuyun tidak terbaca dengan jelas sehingga saya tidak dapat membandingkan antara mind map artikel jurnal ilmiah dengan pengembangannya. Setelah membaca pengembangan yang dibuat Yuyun, saya dapat menyatakan bahwa pengembangan yang dibuat Yuyun sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam menulis jurnal seperti yang dikemukakan dalam kuliah Pengembangan Keterampilan Menulis, yakni harus ada abstrak, pendahuluan, isi, kesimpulan. Abstrak yang dibuat Yuyun terlalu panjang. Abstrak yang baik biasanya terdiri atas 8 baris. Pendahuluan yang dibuat Yuyun juga terlalu berputar-putar. Seharusnya, pengertian terhadap masalah tidak disampaikan pada pendahuluan. Isi jurnal sudah sesuai, yakni berisikan metode yang dipakai, cara pengumpulan data, serta hasil dan pembahasan. Kesimpulan digunakan untuk meringkas informasi jurnal secara keseluruhan serta menjawab masalah yang ada. Penalaran yang dipakai deduktif (umum-khusus).

KEBULAN mengatakan...

Komentar oleh: Rawdotul Jannah

Mind map Yuyun tidak terbaca dengan jelas sehingga saya tidak dapat membandingkan antara mind map artikel jurnal ilmiah dengan pengembangannya. Setelah membaca pengembangan yang dibuat Yuyun, saya dapat menyatakan bahwa pengembangan yang dibuat Yuyun sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam menulis jurnal seperti yang dikemukakan dalam kuliah Pengembangan Keterampilan Menulis, yakni harus ada abstrak, pendahuluan, isi, kesimpulan. Abstrak yang dibuat Yuyun terlalu panjang. Abstrak yang baik biasanya terdiri atas 8 baris. Pendahuluan yang dibuat Yuyun juga terlalu berputar-putar. Seharusnya, pengertian terhadap masalah tidak disampaikan pada pendahuluan. Isi jurnal sudah sesuai, yakni berisikan metode yang dipakai, cara pengumpulan data, serta hasil dan pembahasan. Kesimpulan digunakan untuk meringkas informasi jurnal secara keseluruhan serta menjawab masalah yang ada. Penalaran yang dipakai deduktif (umum-khusus).

KEBULAN mengatakan...

Komentar oleh: Rawdotul Jannah

Mind map Yuyun tidak terbaca dengan jelas sehingga saya tidak dapat membandingkan antara mind map artikel jurnal ilmiah dengan pengembangannya. Setelah membaca pengembangan yang dibuat Yuyun, saya dapat menyatakan bahwa pengembangan yang dibuat Yuyun sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam menulis jurnal seperti yang dikemukakan dalam kuliah Pengembangan Keterampilan Menulis, yakni harus ada abstrak, pendahuluan, isi, kesimpulan. Abstrak yang dibuat Yuyun terlalu panjang. Abstrak yang baik biasanya terdiri atas 8 baris. Pendahuluan yang dibuat Yuyun juga terlalu berputar-putar. Seharusnya, pengertian terhadap masalah tidak disampaikan pada pendahuluan. Isi jurnal sudah sesuai, yakni berisikan metode yang dipakai, cara pengumpulan data, serta hasil dan pembahasan. Kesimpulan digunakan untuk meringkas informasi jurnal secara keseluruhan serta menjawab masalah yang ada. Penalaran yang dipakai deduktif (umum-khusus).

anisa lastari mengatakan...

tulisan yang dibuat oleh Yunita di atas saya rasa sudah memenuhi kriteria pembuatan jurnal. tapi karena jurnal ini mengenai pengaruh penggunaan metode accelerated learning, saya rasa pembahasan mengenai metode ini seharusnya lebih mendalam lagi sehingga melengkapi isi jurnal, tidak hanya menyebutkan tujuan dari metode ini namun juga hal-hal lainnya, sehingga pembaca lebih mudah memhami mengapa metode ini memberikan pengaruh ketika dicobakan kepada penelitian kemampuan membaca ekstensif.