Yunita Lestari
2115091881
3B
PENGARUH METODE ACCELERAD LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA EKSTENSIF SISWA
KELAS X SMAN 3 BEKASI
Abstrak
Siti
Liyanawati. Pengaruh Metode Accelerad
Learning Terhadap Kemampuan Membaca Ekstensif Siswa Kelas X SMAN 3 Bekasi.
Skripsi. Jakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta, Juli
2011.
Tujuan
Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode accelerated learning terhadap kemampuan membaca ekstensif siswa
kelas X SMAN 3 Bekasi. Penggunaan metode ini digunakan sebagai alternative
dalam meningkatkan kemampuan membaca ekstensif siswa. Penelitian ini dilakukan
di SMAN 3 Bekasi pada siswa kelas X6 dan X9 yang masing-masing berjumlah 45
siswa pada tahun pelajaran 2010/2011 semester 2 (genap). Kelas X8 dan X9
dipilih dengan sample random sampling. Cara ini dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode eksperimental dengan desain pretest-postest control grop design. Instrumen untuk mengambil data
berupa tes membaca ekstensif. Jenis tes dibuat menjadi 2 yaitu pemahaman
objektif dan subjektif. Pada pemahaman objektif, instrument telah diuji validitas
dan reliabilitasnya sehingga memenuhi sebagai alat ukur. Teknik analisis data
yang digunakan adalah t-tes dengan taraf signifikansi 0,05.
Berdasarkan
hasil penelitian dengan uji-t didapat t-hitung sebesar 9,58. Nilai t-hitung
yang diperoleh selanjutnya dikonsultasikan dengan t-tabel dengan dk=88 dengan
taraf signifikansi 0,05 diperoleh harga sebesar 1,99, karena t-hitung > dari
t-tabel, maka H0 ditolak. Ini berarti bahwa metode accelerated learning dalam penelitian ini berpengaruh terhadap
kemampuan membaca ekstensif siswa kelas X SMAN 3 Bekasi. Selain itu, pada
penelitian ini kenaikan nilai yang cukup signifikansi terjadi di kelas
eksperimen terutama pada pemahaman subjektifitas. Hal tersebut dapat dilihat
dari perhitungan kelas eksperimen yang mengalami kenaikan sebesar 18,27,
sedangkan kelas kontrol hanya 0,449. Rata-rata siswa kelas eksperimen setelah
diberi perlakuan metode accerated learning dapat lebih efektif membaca dan
membuat peta pikiran serta ringkasan yang jelas dan tepat. Berbeda dengan kelas
eksperimen, pada kelas control kenaikan hanya terjadi pada aspek membuat peta
pikiran, sedangkan aspek membuat ringkasan yang jelas dan tepat mengalami
penurunan.
Kata kunci : accelerated learning, kemampuan membaca
ekstensif
1.
Pendahuluan
Latar
Belakang
Membaca
merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap pembelajar
sejati. Dengan demikian manusia akan menemukan beragam informasi yang
diinginkan dan mendapatkan apa yang mereka inginkan dalam hidup ini. Kemajuan
suatu bangsa sangat bergantung pada kemampuan masyarakatnya untuk membaca.
Ada 4 keterampilan berbahasa dalam
kurikulum sekolah, yaitu mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara[1].
Keempat keterampilan tersebut memiliki hubungan yang sangat erat. Masing-masing
keterampilan akan mempengaruhi keterampilan yang lainnya. Membaca merupakan
bagian terpenting dalam empat keterampilan berbahasa.
Membaca ekstensif merupakan cabang
dari membaca di dalam hati. Membaca ekstensif memang tidak semudah membaca
nyaring. Hal ini disebabkan kondisi psikologis pembaca sangat menentukan
perkembangan seseorang dalam membaca ekstensif. Beragam keahlian mulai dari
kecepatan mata, tangan, dan pikiran dalam menangkap ide pokok suatu bacaan
menjadi modal utama seseorang dapat memahami isi bacaan.
Banyak siswa ketika melakukan
kegiatan membaca di dalam hati justru mengalami kejenuhan. Hal ini disebabkan mereka
membaca semua isi buku dengan perlahan atau terlalu berhati-hati dalam memahami
maksud bacaan itu. Kejenuhan dalam membaca sering terjadi tatkala siswa membaca
tanpa arahan atau maksud dari informasi apa yang mereka dapatkan dari bacaannya
itu.
Dalam pengajaran Bahasa Indonesia,
agar kemampuan membaca ekstensif siswa SMA meningkat, guru harus melatih
kemampuan membaca ekstensif anak didiknya lebih baik. Selama ini mungkin banyak
guru yang melatih kemampuan membaca anak didiknya hanya dengan buku teks yang
sudah ada. Siswa hanya diperintahkan membaca teks tanpa adakalanya pengarahan
dalam membaca buku. Hal ini menyebabkan hasil dari kegiatan membaca siswa
berbeda-beda. Ada siswa yang sangat paham terhadap bacaan yang diberikan namun
ada pula siswa yang sama sekali tidak paham terhadap bacaan yang diberikan
namun ada pula siswa yang sama sekali tidak paham terhadap bacaan yang sudah
diberikan. Oleh karena itu untuk mengurangi ketimpangan hasil kegiatan membaca,
maka guru diharapkan mampu menawarkan metode yang efektif, bervariasi dan mampu
menimbulkan rangsangan kepada siswa dalam kegiatan membaca ekstensif.
Peneliti
merasa metode yang dirasakan tepat dan cukup efektif untuk meningkatkan
kemampuan membaca membaca ekstensif adalah memadukan pembelajaran membaca
ekstensif dengan metode accelerated learning. Metode accelerated learning
pertama kali dicetuskan oleh seorang psikiater, Georgi Lozanov yang
mengungkapkan bahwa saat ini digunakan pembelajaran yang cepat dan menyenangkan.[2]
Dalam
pembelajaran accelerated learning yang terpenting adalah hasil yang dicapai
oleh siswa. Saat ini,guru selaku pendidik diharapkan dapat memanfaatkan beragam
metode yang ada. Guru juga diharapkan bisa menganalisis kecerdasan setiap anak
didiknya. Hal ini dilakukan untk mempermudah guru dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar. Mulai dari media yang digunakan, metode yang diterapkan,
sampai evaluasi yang harus diberikan kepada anak didiknya, sehingga hasil
maksimal dapat dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Melalui metode accelerated learning
siswa diharapkan dapat menggunakan segala potensi yang ada pada diri mereka dan
dapat memanfaatkan semua media/fasilitas yang ada disekelilingnya. Guru
berperan sebagai fasilitator pengarah anak didik. Hal ini disebabkan, pada
dasarnya setiap anak mempunyai kecerdasan dan gaya belajar yang berbeda-beda.
Hal terpenting adalah bagaimana guru dapat mengantar anak didik sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan.
Tujuan
Secara
umum, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat adanya pengaruh penggunaan
metode accelerated learning terhadap kemampuan membaca ekstensif siswa kelas X
SMAN 3 Bekasi. Selain itu, tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengkaji
seberapa besar pengaruh penggunaan metode accelerated learning dapat membantu
siswa dalam mencapai hasil, yakni kemampuan membaca ekstensif yang baik.
2.Metode
Penelitian
Dalam
penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Metode ini
menggunakan hubungan antara dua variable atau lebih atau mencari pengaruh suatu
variable terhadap variable lainnya. Metode eksperimen digunakan untuk
mengetahui adanya pengaruh yang ditimbulkan dari penggunaan metode accelerated
learning terhadap kemampuan membaca ekstensif siswa SMAN 3 Bekasi. Adapun
penelitian dilakukan dengan memberikan perlakan yang berbeda terhadap dua
kelas. Pada siswa kelas X8 dijadikan sebagai kelas control, yaitu kelas yang
diberi perlakuan berupa metode konvensional/ceramah, sedangkan kelas X9
dijadikan sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang diberi perlakan berupa
metode accelerated leaning. Kedua hasil perlakuan yang berbeda tersebut
kemudian dibandingkan.
Cara
Pengumpulan Data
Populasi
dari penelitian ini meliputi keterampilan membaca ekstensif seluruh siswa kelas
X SMAN 3 Bekasi tahun ajaran 2010-2011 yang terdiri atas Sembilan kelas dan
masing-masing kelas rata-rata terdiri atas 45 orang siswa. Penelitian ini hanya
mengambil dua kelas secara acak, yaitu kelas X8 dan X9, masing-masing kelas
sebanyak 45 siswa. Dengan kata lain, teknik sampling yang digunakan adalah
sample random sampling. Cara ini dilakukan secara acak tanpa memerhatikan
strata yang ada dalam populasi itu. Cara ini dilakkan karena anggota populasi
dianggap sampel diambil berdasarkan jumlah siswa yang mengikuti seluruh tahapan
penelitian dari awal hingga akhir.
Pengumpulan data dalam penelitian
ini dilaksanakan di kelas X SMAN 3 Bekasi pada jam pelajaran Bahasa Indonesia
dan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1.
Pertemuan dengan guru bidang studi
Bahasa Indonesia SMAN 3 Bekasi untuk menjelaskan tujuan dan rencana penelitian.
2.
Mengadakan survey lapangan terlebih
dahulu lalu berkonsultasi dengan guru Bahasa Indonesia untuk menyamakan
persepsi tentang metode yang digunakan dan sebagainya.
3.
Mendata jumlah siswa dan mencatat nama
siswa sebagai populasi.
4.
Menentukan kelas yang menjadi kelas
eksperimen dan control.
5.
Menyiapkan instrument penelitian.
6.
Melakukan uji validitas dan reliabilitas
instrument kepada siswa yang berbeda.
7.
Merevisi instrument penelitian yang
sudah tervaliditas.
8.
Melakukan pretest dan tes gaya belajar
untuk mengetahui kemampuan awal dimasing-masing kelas.
9.
Penelitian dilakukan dengan memberikan
pengajaran membaca ekstensif kepada kelas X8 dengan menggunakan metode caramah,
dan sebaliknya untuk kelas X9 penelitian menggunakan metode accelerated
learning.
10.
Melakukan posttest untuk mengetahui
kemampuan akhir di masing-masing kelas.
11.
Memberikan nilai berdasarkan kriteria
penilaian.
12.
Hasil pretest dan posttest dianalisis,
kemudian dilihat apakah ada pengaruh penggunaan metode accelerated learning.
13.
Data statistik digunakan untuk validitas
data.
14.
Mengambil kesimpulan berdasarkan hasil
analisis data tersebut.
3.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan
hasil perhitungan data penelitian, dapat dilihat bahwa kemampuan membaca
ekstensif yang diajarkan dengan menggunakan metode accelerated lerning lebih baik daripada siswa yang tidak diajarkan
dengan metode tersebut. Hal ini dapat diketahui dari rentangan skor dan
perhitungan nilai pretest dan nilai posttest yang diperoleh dari dua kelompok
yang menjadi sampel penelitian. Berdasarkan nilai rata-rata pada pretest dan
posters, kelas eksperimen mengalami kenaikan nilai sebesar 18,27 angka. Berdasarkan
nilai rata-rata pada pretest dan posttest, kelas kontrol mengalami kenaikan
nilai sebesar 0,449 angka. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kelas
eksperimen lebih besar mengalami kenaikan nilai dalam membaca ekstensif
daripada kelas kontrol. Selisih kenaikan nilai antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol sebesar 17,82 angka.
Secara
umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar membaca ekstensif siswa pada kelas
eksperimen sudah baik. Siswa kelas eksperimen umumnya mampu membaca teks
nonsastra dengan teknik membaca ekstensif secara baik. Mereka dapat menemukan
ide pokok, fakta, dan bagian-bagian penting dari sebuah tulisan secara cepat
dan tepat. Selain itu, siswa juga dapat menuangkan kembali teks yang sudah
dibacanya menjadi peta pikiran yang akan membantu dalam mengingat dan membuat
ikhtisar teks tersebut.
Nilai
yang diperoleh adalah hasil penjumlahan skor dari tiap aspek yang terdiri atas
aspek pemahaman objektif yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan pemahaman
subjektif yang terdiri dari 2 soal isian. Kemampuan siswa membaca ekstensif
pada saat pretest belum memadai. Akan tetapi, setelah diberikan perlakuan pada
kelas eksperimen berupa metode accelerated
learning dan perlakuan konvensional pada kelas kontrol terjadi kenaikan
nilai pada saat posttest. Kenaikan nilai yang dialamai kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol.
4. Kesimpulan
Berdasarkan
data hasil penelitian yang telah dilakukan untuk melihat pengaruh keterampilan
membaca ekstensif siswa kelas X SMAN 3 Bekasi melalui metode accelerated learning adalah sebagai
berikut:
1. Berdasarkan
hasil penghitungan data dengan menggunakan uji-t dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh positif metode accelerated
learning terhadap kemampuan membaca ekstensif siswa kelas X SMAN 3 Bekasi.
Hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif metode accelerated learning terhadap kemampuan
membaca ekstensid siswa kelas X diterima. Maksudnya, metode accelerated learning memiliki pengaruh
positif terhadap kemampuan membaca ekstensif siswa kelas X SMAN 3 Bekasi.
2. Dengan
instrument yang sudah melalui uji validitas dan reliabilitas maka didapatkan
hasil perhitungan rentangan skor pretest membaca ekstensif kelas eksperimen
antara 46-66 dengan skor rata-rata 56,31 dan rentangan skor posters kemampuan
membaca ekstensif kelas eksperimen antara 64-84 dengan skor rata-rata 74,58.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata siswa kelas eksperimen
meningkat sebesar 18,27. Pada kelas kontrol, rentangan skor pretest kemampuan
membaca ekstensif antara 38-72 dengan skor rata-rata 55,02 dan rentangan skor
posttest kemampuan membaca ekstensif kelas kontrol antara 44-78 dengan skot
rata-rata 55,47. Skor rata-rata kelas kontrol mengalami kenaikan 0,4449. Dapat
disimpulkan bahwa kemampuan membaca ekstensif yang diajarkan dengan menggunakan
metode accelerated learning lebih
baik hasilnya dibandingkan yang tidak.
3. Berdasarkan
hasil perhitungan posttest kelas eksperimen diketahui bahwa terdapat 23 siswa
atau 51,11% siswa yang memiliki nilai di atas rata-rata. Hal tersebut mengalami
peningkatan dari hasil prettest dimana hanya 16 soswa atau 35,56 % saja yang
memiliki nilai diatas rata-rata. Kenaikan tersebut terjadi karena siswa dapat
membaca teks lebih efisien dan efektif. Hal ini sangat berguna sebagai jembatan
pengingat teks yang sudah dibacanya, sehingga ketika siswa akan menceritakan
kembali dia dapat dengan mudah merangkai poin-poin yang sudah dibuat di peta
pikiran.
4. Penggunaan
metode accelerated learning
berpengaruh positif pada kenaikan hasil kemampuan membaca ekstensif.
DAFTAR PUSTAKA
Hernowo.
2005 . Bu Slim dan Pak Bil. Bandung :
Mizan Media Utama.
Liyanawati, Siti. 2011. Pengaruh Metode Accelerad Learning Terhadap Kemampuan Membaca Ekstensif
Siswa Kelas X SMAN 3 Bekasi. Skripsi. Jakarta: Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Jakarta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca: Sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung : Angkasa.
[1] Henry Guntur Tarigan, Membaca:
Sebagai suatu keterampilan berbahasa, (Bandung:Angkasa,2008), hlm.1.
[2] Hernowo, Bu Slim dan Pak Bil, (Bandung: Mizan
Media Utama,2005), hlm.11.
4 komentar:
Komentar oleh: Rawdotul Jannah
Mind map Yuyun tidak terbaca dengan jelas sehingga saya tidak dapat membandingkan antara mind map artikel jurnal ilmiah dengan pengembangannya. Setelah membaca pengembangan yang dibuat Yuyun, saya dapat menyatakan bahwa pengembangan yang dibuat Yuyun sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam menulis jurnal seperti yang dikemukakan dalam kuliah Pengembangan Keterampilan Menulis, yakni harus ada abstrak, pendahuluan, isi, kesimpulan. Abstrak yang dibuat Yuyun terlalu panjang. Abstrak yang baik biasanya terdiri atas 8 baris. Pendahuluan yang dibuat Yuyun juga terlalu berputar-putar. Seharusnya, pengertian terhadap masalah tidak disampaikan pada pendahuluan. Isi jurnal sudah sesuai, yakni berisikan metode yang dipakai, cara pengumpulan data, serta hasil dan pembahasan. Kesimpulan digunakan untuk meringkas informasi jurnal secara keseluruhan serta menjawab masalah yang ada. Penalaran yang dipakai deduktif (umum-khusus).
Komentar oleh: Rawdotul Jannah
Mind map Yuyun tidak terbaca dengan jelas sehingga saya tidak dapat membandingkan antara mind map artikel jurnal ilmiah dengan pengembangannya. Setelah membaca pengembangan yang dibuat Yuyun, saya dapat menyatakan bahwa pengembangan yang dibuat Yuyun sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam menulis jurnal seperti yang dikemukakan dalam kuliah Pengembangan Keterampilan Menulis, yakni harus ada abstrak, pendahuluan, isi, kesimpulan. Abstrak yang dibuat Yuyun terlalu panjang. Abstrak yang baik biasanya terdiri atas 8 baris. Pendahuluan yang dibuat Yuyun juga terlalu berputar-putar. Seharusnya, pengertian terhadap masalah tidak disampaikan pada pendahuluan. Isi jurnal sudah sesuai, yakni berisikan metode yang dipakai, cara pengumpulan data, serta hasil dan pembahasan. Kesimpulan digunakan untuk meringkas informasi jurnal secara keseluruhan serta menjawab masalah yang ada. Penalaran yang dipakai deduktif (umum-khusus).
Komentar oleh: Rawdotul Jannah
Mind map Yuyun tidak terbaca dengan jelas sehingga saya tidak dapat membandingkan antara mind map artikel jurnal ilmiah dengan pengembangannya. Setelah membaca pengembangan yang dibuat Yuyun, saya dapat menyatakan bahwa pengembangan yang dibuat Yuyun sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam menulis jurnal seperti yang dikemukakan dalam kuliah Pengembangan Keterampilan Menulis, yakni harus ada abstrak, pendahuluan, isi, kesimpulan. Abstrak yang dibuat Yuyun terlalu panjang. Abstrak yang baik biasanya terdiri atas 8 baris. Pendahuluan yang dibuat Yuyun juga terlalu berputar-putar. Seharusnya, pengertian terhadap masalah tidak disampaikan pada pendahuluan. Isi jurnal sudah sesuai, yakni berisikan metode yang dipakai, cara pengumpulan data, serta hasil dan pembahasan. Kesimpulan digunakan untuk meringkas informasi jurnal secara keseluruhan serta menjawab masalah yang ada. Penalaran yang dipakai deduktif (umum-khusus).
tulisan yang dibuat oleh Yunita di atas saya rasa sudah memenuhi kriteria pembuatan jurnal. tapi karena jurnal ini mengenai pengaruh penggunaan metode accelerated learning, saya rasa pembahasan mengenai metode ini seharusnya lebih mendalam lagi sehingga melengkapi isi jurnal, tidak hanya menyebutkan tujuan dari metode ini namun juga hal-hal lainnya, sehingga pembaca lebih mudah memhami mengapa metode ini memberikan pengaruh ketika dicobakan kepada penelitian kemampuan membaca ekstensif.
Posting Komentar