Sabtu, 19 November 2011

PENTINGNYA TES SEBAGAI TOLAK UKUR KEBERHASILAN PEMBELAJARAN OLEH HILDA SEPTIANI


PENTINGNYA TES
SEBAGAI TOLAK UKUR KEBERHASILAN PEMBELAJARAN
Oleh Hilda Septiani

Judul buk        : TES BAHASA: PEGANGAN BAGI PENGAJAR BAHASA
Penyusun         : Prof. Dr. M. Soenardi Djiwandono
Penyunting      : Bambang Sarwiji
Penerbit           : PT.Indeks
Tahun Terbit    : 2008
Cetakan           : pertama, tahun 2008
Tebal               : 260 halaman
ISBN               : 979-683-881-1

Tes sebagai salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan dan tingkat ketercapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran yang diinginkan. Untuk itu, kelengkapan informasi mengenai tes bahasa sangatlah penting. Berawal dari kesadaran Prof. Dr. M. Soenardi Djiwandono melihat kurang tersedianya buku pegangan tentang tes bahasa yang dapat digunakan dalam pembelajaran baik di kelas maupun perkuliahan dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Hal itu dilakukan sebagai bentuk keprihatinan penulis melihat ketersediaan bahan rujukan bidang tes bahasa yang pada umumnya masih menggunakan bahasa asing. Untuk itu buku berjudul TES BAHASA: Pegangan Bagi Pengajar Bahasa ini disusun sebagai pelengkap rujukan bagi guru maupun mahasiswa calon guru.
Tes Bahasa merupakan buku non fiksi dengan mengangkat tema mengenai seluk beluk penyelenggaraanan tes bahasa yang tergambar  dari pemaparan setiap bab. Di awali dengan komponen-komponen penyelenggaraan pembelajaran serta landasan dan latar belakang penyelenggaraan tes  pada bab (1) Evaluasi Kemampuan Bahasa, kemudian bab (2) Pendekatan Tes Bahasa, yang menyajikan beberapa cara pandang dan memahami bahasa yang berbeda-beda, sesuai dengan perkembangan ilmu bahasa yang menjadi dasar dan latar belakang masing-masing pendekatan dan penyelenggaraan pembelajaran bahasa, dan tes bahasa yang digunakan. Jadi, penerapan suatu pendekatan bahasa dalam penyelenggaraan pembelajaran seharusnya menentukan penggunaan pendekatan tes bahasanya.
Bagaimana tes bahasa dapat dibedakan satu dari lainnya, pada bab (3) Jenis Tes Secara Umum, membahas jenis dan ciri-ciri tes sebagaimana dikenal dan digunakan dalam wacana tes pada umumnya, sedangkan tes bahasa yang khusus digunakan dalam pembelajaran bahasa dipaparkan pada bab (4) Jenis Tes bahasa. Pembahasan tentang tolak ukur mutu tes dikupas di bab (5) Ciri-ciri Tes yang Baik.
Pada bab selanjutnya menjelaskan tentang tahap-tahap penyusunan tes yaitu penyusunan rencana tes dan penyusunan perangkat tes pada bab (6) Penyusunan Tes. Kemudian bagaimana proses pemerolehan skor sebagai hasil tes yang telah disusun dibahas pada bab (7) Analisis Hasil Tes, bab terakhir yaitu bab (8) Interpretasi Hasil Akhir, membahas bagaimana hasil tes tersebut diinterpretasikan menjadi hasil akhir berupa nilai akhir.
Dalam menjelaskan isi bukunya, Prof. Dr. M. Soenardi Djiwandono menggunakan bahasa formal, sehingga dapat dengan mudah dipahami pembaca. Kesesuaian isi dengan tema dan judul yang diangkat baik, melihat informasi yang di sajikan mengenai seluk beluk penyelenggaraan tes  sangat detail, hal tersebut terlihat dari pemaparan isi antar bab yang saling melengkapi teori pada bab sebelumnya. Kemudian di akhir setiap bab terdapat ringkasan yang bertujuan untuk membantu pembaca dalam menyamakan persepsi dan lebih mudah mengetahui isi yang dipaparkan sebelumnya. Selain itu, penyusun juga menyediakan kolom pertanyaan untuk diskusi.
Dilihat dari segi fisik, tampilan buku Tes Bahasa di mulai dari cover menarik. Selain itu, pengaturan margin yang tidak terlalu rapat dan ukuran huruf yang sesuai membuat pembaca tidak pusing dan menjemukan saat membaca buku ini meskipun dalam jangka waktu yang lama.
Jika dibandingkan dengan buku karya Suharsimi Arikunto yang berjudul Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan terdapat perbedaan dari kedua buku ini di lihat dari segi konten isi. Berbeda dengan buku karya Suharsimi, dalam buku Tes Bahasa: Pegangan Bagi Pengajar tidak dijelaskan mengenai ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, serta taksonomi Bloom sebagai salah satu aspek dalam menyusun proses penyusunan butir-butir tes.
Terlepas dari segala kekurangan dalam buku Tes Bahasa, isi buku ini sangat menarik dan baik untuk dibaca karena mengandung banyak informasi bagi pembaca khususnya guru maupun mahasiswa calon guru mengenai persiapan penyelenggaraan tes sebagai alat evaluasi. Namun sayangnya, Tes Bahasa lebih banyak menyajikan teori dan rumus saja, tetapi kurang memberikan contoh aplikasi pemakaian rumus yang disediakan. 


MIND MAP


  




2 komentar:

Anonim mengatakan...

Rachma Putri Rahayu – 2115091874

Menurut saya, resensi yang saudara Hilda baik. Beliau menulis resensi dengan berpegang pada teori Gorys Keraf yaitu terdapat latar belakang, macam dan jenis buku serta kekurangan dan kelemahan buku. Konten isi resensi baik terbukti penjelasan mengenai tema, ringkasan, kekurangan dan kelebihan buku dijelaskan dengan terstruktur oleh saudara Hilda. Namun sayang pada beberapa bagian tulisan, antara mind map dan pengembangan masih tidak koheren. Contoh pada mind map (bagian nilai buku) saudara Hilda menuliskan ‘buku ini kurang menyajikan ilustrasi-ilustrasi yang mendukung kelengkapan teori’ tetapi hal tersebut tidak ia cantumkan dalam pengembangan. Lalu pada mind map (teknik penulisan) saudara Hilda menuliskan ‘dilihat dari segi filosofi warna cover yang digunakan yaitu hijau, member kesan sejuk kepada pembaca agar tidak bosan’ sedangakan dipengembangan ia hanya menuliskan ‘Dilihat dari segi fisik, tampilan buku Tes Bahasa di mulai dari cover menarik..’tetapi tidak menyebutkan filosofi warna yang sebelumnya beliau tuliskan pada mind mapnya. Ketidakkoherenan itu terlihat lagi pada bagian perbandingan dengan buku lain. Dalam pengembangan, beliau mencantumkan perbandingan buku tes bahasa dengan buku Dasar-dasar Evaluasi yang ditulis oleh Suharsimi Arikunto sedangkan di mind map saudara Hilda tidak mencantumkan informasi tersebut.
Secara teknis, kelengkapan dan kepadanan paragraf cukup baik terlihat dari pengungkapan gagasan yang lengkap pada setiap paragraf. Namun penggunaan kata yang sama masih sering digunakan seperti pada paragraf satu, saudara Hilda menggunakan kata ‘untuk itu’ berulang kali. Hal ini menyebabkan ketidakvariatifan diksi.

KEBULAN mengatakan...

Menurut saya, resensi yang dibuat oleh penulis sudah cukup baik. Penulis sudah mampu mneyajikan usur-unsur resensi yang terdiri dari latar belakang, macam dan jenis buku serta keunggulan buku. Hal tersebut sesuai dengan teori resensi Gorys Keraf. Selain itu, penulis menyajikan ringkasan buku yang berisi tentang pembahasan apa saja yang terdapat dalam bab.
Namun, masih terdapat ketidaksesuaian antara mind map dan pengembangannya.

Ratih Sukmaning Tyas 2115091883