Komentar Resensi "Dongeng Zaman Pancaroba" Oleh Bonnie Triayana dan Arif Zulkifli
RACHMA PUTRI RAHAYU
Resensi, mungkin
masyarakat tidak asing lagi bila mendengar kata resensi. Ya! resensi, menurut
Gory Keraf dalam buku Komposisi,
adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai hasil karya atau buku. Tujuan resensi
adalah menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya patut
mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Berangkat dari pengertian
tersebut, Bonnie Triyana dan Alif Zulkifli dalam resensinya yang berjudul Dongeng Zaman Pancaroba berusaha memberi
pertimbangan atas buku yang berjudul Hotel
Pro Deo karya Remy Sylado.
Resensi yang dibuat oleh Bonnie
Triyana dan Arif Zulkifli telah cukup memenuhi kriteria sasaran-sasaran resensi
Gorys Keraf. Latar belakang yang terdiri
dari penyajian ikhtisar buku dan data buku telah dipenuhi oleh peresensi. Penyajian
ikhtisar atau ringkasan dari buku tersebut sangat lengkap. Peresensi merinci
plot utama dan sub plot mulai dari penggambaran tokoh, alur cerita, yang dimulai
dari perkenalan, konflik hingga penyelesaian secara jelas. Peresensi
menyebutkan nama tokoh beserta latar belakang kehidupannya seperti tokoh
Dharsana seorang perwira polisi berpangkat komisaris besar. Dengan gaya
perlente, dan doyan peremupuan. Juga Intan, janda beranak satu buah perkawinan
dengan Andre Marc seorang diplomat Perancis. Selain merinci hal tersebut,
peresensi pun mencantumkan secara lengkap data buku mulai dari judul, penulis,
penerbit, terbitan hingga halaman.
Dalam resensi tentunya pembaca ingin
mengetahui sesuatu bila ada sebuah buku baru yang diterbitkan. Mereka ingin
tahu: buku itu macam apa? Bonnie Triyana dan Arif Zulkifli dalam resensinya telah
menjawab pertanyaan mendasar tersebut. Beliau, secara tersurat, mengklasifikasiakan
buku tersebut ke dalam buku fiksi. Hal tersebut didukung dengan penjabaran
peresensi mengenai alur cerita yang terjadi di dalam buku. Selain itu,
peresensi menunjukkan perbandingan novel Hotel
Pro Deo dengan karya Remy Sylado lainnya yaitu Ca Bau Kan (2002) dan Kembang
Jepun (2003).
Peresensi secara sangat detil
menyebutkan kelebihan yang terdapat dalam buku tersebut. Mulai dari detil isi
buku, diceritakan secara cermat. Kemudian memberi kesimpualan yang baik kepada
pembaca, diantaranya peresensi memuji kompleksitas cerita yang membangun buku,
pencapaian penulis buku yang mengembalikan prinsip novel sebagai cerita. Gaya
bahasa yang digunakan peresensi pun mudah dimengerti. Bahasa jelas dan teratur
sehingga penyampaian menjadi menarik. Namun sayang, Peresensi dalam resensinya
tidak mengkritisi aspek teknik, seperti penyuntingan, kesalahan teknis dalam
percetakan. Padahal aspek teknik tidak kalah penting dicantumkan dalam sebuah
resensi.
Secara garis besar, resensi yang
dibuat Bonnie Triyana dan Arif Zulkifli telah menyuguhkan pertimbangan yang
bagi pembaca resensi untuk mengenal kualitas buku Hotel Pro Deo karya Remy Sylado.
2 komentar:
Analisis resensi yang dibuat oleh penulis baik. Mind map dan pengembangannya sudah sesuai. Dilihat dari konten isi maupun teknik penulisan yang sesuai dengan teori resensi dalam buku Gorys Keraf. Penulis mengawali tulisan dengan menyajikan teori resensi. Setiap komentar diawali oleh teori. Namun sayang, dari segi kemenarikan kalimat, komentar resensi diawali dengan kalimat yang kurang menarik. Kemudian dalam membandingkan dengan buku lain penulis kurang menjelaskan mengenai hasil perbandingan dengan buku karya Remy Sylado lain, tetapi hanya menyebutkan dua judul buku yaitu Ca Bau Kan (2002) dan Kembang Jepun (2003).
Pemaparan proporsi antara kelemahan dan kelebihan buku tidak seimbang, secara keseluruhan, penulis menyampaikan analisisnya telah sesuai dengan teori resensi yang ada.
Hilda Septiani (2115090050)
Setelah membaca reproduksi Rachma, saya ingin memberi beberapa tanggapan.
Kerangka (tabel) yang dibuat Rachma tidak berbentuk penjabaran analisis. Jadi perbandingan resensi kurang jelas dan spesifik bila dilihat dalam bentuk tabel (setelah membaca teori resensi), karena Rachma hanya memberi keterangan dengan tanda (√) dan tentang ada atau tidak adanya unsur/sasaran resensi. Analisis pada tabel sudah cukup sesuai dengan pengembangan yang dibuat oleh Rachma, meskipun ada beberapa aspek pada tabel yang tidak muncul dalam pengembangannya, misalnya, dalam tabel Rachma menunjukkan bahwa terdapat nilai buku (rekomendasi peresensi), namun dalam pengembangannya tidak disebut-sebut oleh Rachma.
Pada bagian pendahuluan, Rachma mengemukakan tentang teori resensi sedangkan pada bagian akhir/penutup, Rachma memaparkan kelebihan dan kelemahan resensi (resensator). Penilaian Rachma terhadap resensi berjudul “Dongeng Zaman Pancaroba” menurut saya sudah cukup kritis.
FIFY FILDZAH HABIBAH (2115091110)
Posting Komentar