Jumat, 23 September 2011

MUMUN SITI MUNAWWAROH, Komentar Resensi "Poros Paradigmatik Bahasa Afrizal Malna" oleh Acep Iwan Saidi

KEOBJEKTIFAN DALAM MERESENSI BUKU

Resensi yang berjudul Poros Paradigmatik Bahasa Afrizal Malna oleh Acep Iwan Saidi berisi mengenai ulasan buku sajak-sajak Afrizal Malna yang berjudul “Pada Bantal Berasap”. Menurut Gorys Keraf dalam bukunya yang berjudul Komposisi terdapat pokok-pokok yang dapat dijadikan sasaran penilaian pada sebuah buku (1994, 275), yaitu latar belakang, macam atau jenis buku, dan keunggulan buku.
            Dalam hal latar belakang,buku penulis resensi mengungkapkan mengenai identitas buku yang berupa judul, penulis, penerbit, cetakan, tebal, dan ISBN. Selain itu penulis resensi menjelaskan mengenai latar belakang buku bukan dalam bentuk sinopsis buku melainkan dengan kutipan-kutipan isi buku tersebut. Seperti kutipan sajak Afrizal Malna yang berjudul black box (hlm 26).
            Latar belakang juga dapat diambil dari tema suatu buku. Penulis resensi telah jelas mengemukakan bahwa buku sajak yang ditulis Afrizal Malna merupakan suatu hasil pemikirannya mengenai konsepsi bahasa yang berbeda dengan penyair-penyair lainnya. Konsepsi mengenai bahasa yang dijelaskan oleh penulis resensi didasarkan pada teori-teori kebahasaan ahli linguistic yang kemudian digabungkan dengan konsepsi kebahasaan dalam pemikiran penyair-penyair. Sehingga dalam hal ini terlihat jelas latar belakang buku karya Afrizal Malna.
            Jenis buku merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui oleh masyarakat, karena masyarakat adalah sasaran pembaca suatu buku atau karya. Oleh karena itu, penulis resensi harus menuliskan jenis buku yang diresensinya. Dalam hal ini, penulius resensi tidak menyebutkan jenis buku secara tersurat atau secara langsung. Jenis buku disebutkan secara tersirat. Yaitu disebutkan dari isi resensi buku yang menjelaskan mengenai sajak-sajak Afrizal Malna. Sehingga dengan demikian akan diketahui bahwa jenis buku tersebut adalah buku fiksi.
            Hal yang terpenting dalam resensi buku adalah penulis resensi harus menyebutkan keunggulan buku. Tujuan dalam resensi buku adalah mengajak pembaca untuk membaca buku yang diresensi, sehingga keunggulan buku harus diungkapkan semenarik mungkin. Satu demi satu harus dijelaskan dengan gambaran yang luas dan memungkinkan pembaca untuk penasaran aka nisi buku tersebut.
            Penulis resensi buku ini sangat bagus mengungkapkan keunggulan buku melalui penulisnya. Ia juga membandingkan penulois atau penyair dengan penyair-penyair lain sehingga menunjukkan keunggulan tersendiri dalam posisinya. Namun, sebuah karya yang bagus bukan berarti sempurna. Sebuah karya mungkin sekali terdapat kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut harus juga diungkapkan agar pembaca melihat keobjektifan dari penulis resensi. Keobjektifan sangat diperlukan dalam menilai sehingga pembaca menilai resensi tersebut ditulis untuk memmberitahukan isi buku tersebut melalui keunggulan dan kelemahannya tanpa meminggirkan tujuan penulisan resensi.  

3 komentar:

KEBULAN mengatakan...

Pada paragraf pengembangan tidak disebutkan siapa resensatornya. Pendahuluannya diisi mengenai teori resensi, namun antara paragraf pengembangan dengan tabel yang disediakan kurang sesuai. Pada pengembangan Mumun tidak menjelasakan atau mengembangkan mengenai topik, isinya pun berbeda dengan tabel, bahasa resensator dan sinopsisnya pun tidak dijelaswkan. Secara keseluruhan argumentasi yang dibuat Mumun sudah dikatakan baik, hanya saja ada beberapa pokok yang tidak dikembangkan. Selain itu, dalam teknik penulisannya pun masih ada skesalahan dalam pemberian tanda komq (,) dan salah pengetikan.

KEBULAN mengatakan...

Pada paragraf pengembangan tidak disebutkan siapa resensatornya. Pendahuluannya diisi mengenai teori resensi, namun antara paragraf pengembangan dengan tabel yang disediakan kurang sesuai. Pada pengembangan Mumun tidak menjelasakan atau mengembangkan mengenai topik, isinya pun berbeda dengan tabel, bahasa resensator dan sinopsisnya pun tidak dijelaswkan. Secara keseluruhan argumentasi yang dibuat Mumun sudah dikatakan baik, hanya saja ada beberapa pokok yang tidak dikembangkan. Selain itu, dalam teknik penulisannya pun masih ada skesalahan dalam pemberian tanda komq (,) dan salah pengetikan.

Raden Firda siti Humaira

Anonim mengatakan...

Tulisan Mumun sangat menarik karena diawal paragraf ia menuliskan teori Gorys Keraf. Karena itu komposisi tulisan Mumun mengikuti kaidah teori Gorys Keraf. Yakni pada paragraf awal Mumun menulis latar belakang buku. Bila dilihat dari segi macam atau jenis buku, Mumun menulis di paragraf keempat. Lalu pada keunggulan ditulis di paragraf terakhir. Antar paragraf pun terlihat koherensi yang jelas. Sehingga secara keseluruhan, tullisan Mumun dikatakan baik meskipun antara tabel dan pengembangannya tidak memiliki kesesuaian.
Cahyo Baskoro
2115091856