Jumat, 23 September 2011

HILDA SEPTIANI, Komentar Resensi "Dongeng Zaman Pancaroba" Karya Bonnie Triyana dan Arif Zulkifli

Komentar Resensi "Dongeng Zaman Pancaroba" Karya Bonnie Triyana dan Arif Zulkifli
Hilda Septiani

       Menulis resensi merupakan sebuah proses belajar mengapresiasi sebuah karya berupa komentar baik berupa kritik maupun saran serta mengulas kembali hal yang diperoleh setelah membaca karya tersebut. Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Menulis resensi juga merupakan upaya berbagi ilmu serta informasi terhadap pembaca lain dengan menyampaikan ulasan singkat, kelebihan, serta kekurangan yang bisa dijadikan pertimbangan untuk menarik minat pembaca terhadap sebuah karya. 
        Dalam menulis resensi penulis harus memahami sepenuhnya pemikiran pengarang yang melatarbelakangi pembuatan karyanya, selain itu seorang peresensi juga harus mengetahui maksud dan tujuannya membuat resensi tersebut serta objek pembacanya.
      Menulis resensi tidak sekedar kegiatan menulis biasa, karena menulis resensi memiliki tahapan-tahapan penting dengan melalui proses berpikir yang terstruktur. Aspek pertama yang penting dalam meresensi adalah melihat latarbelakang mengenai buku tersebut, meliputi pemikiran dasar yang melatarbelakangi terciptanya sebuah karya, tema yang diusung, sasaran pembaca, serta mempertimbangkan bentuk fisik seperti lembaga penerbit, tahun terbitan, pengarang, tebal buku, serta isi dari buku tersebut.
      Perensi juga harus menentukan jenis buku apa yang ingin diresensi, sehingga mudah untuk menentukan kriteria atau klasifikasi yang menjadi tolak ukur penilaian buku tersebut, selanjutnya penulis resensi perlu memberikan evaluasi terhadap buku tersebut dengan cara menampilkan hal-hal yang menarik dan menjadi keunggulan dari buku tersebut, baik dengan menjadikan latarbelakang pengarang sebagai keunggulan, keharmonisan topik yang dibahas, maupun kekuatan isi yang telah dibandingkan dengan sumber lain.
         Disamping keunggulan buku, seorang peresnsi juga harus mencantumkan kekurangan buku tersebut yang secara penuh dapat dipertanggungjawabkan, sehingga menyajikan data secara jujur dan objektif yang dijakan sebagai dasar penilaian mengenai kualitas dan relevansi dengan yang digambarkan pengarang.
Dengan memerhatikan tahapan-tahapan tersebut penulis resensi membantu pembaca dalam memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku patut dibaca atau tidak. Pada resensi Bonie Triyana yang berjudul Dongeng Zaman Pancaroba  terhadap novel Hotel Prodeo karya Remy Sylado menggambarkan latarbelakang pergulatan batin penulis yang mengerti betul bagaimana problematic yang dihadapi bangsanya, serta melihat bandit peninggalan rezim Orde Baru yang bebas berkeliaran dengan membawa sejarah yang tersebunyi, ia kupas dalam bentuk karya fiktif imajinatif yang berdasarkan pada pemahaman sejarah atau fakta yang ada.
Pada pendahuluan resensi tersebut, Bonie mendeskripsikan identitas buku yang terdiri dari judul, penulis, penerbit, tahun cetakan, hanya saja tidak terdapat  tebal buku, dan no isbn. Kemudian alasan Remy memilih jenis buku fiksi ialah demi menghindari pencekalan yang ada.
Resensi ini dimulai dengan mengisahkan sosok Dharsana, seorang Perwira Polisi berpangkat Komisaris Besar yang memiliki kekuasaan dengan gaya hidup parlente dan doyan perempuan, ia mnceritakan pernikahan keduanya dengan seorang janda beranak satu bernama Intan. Namun konflik dimulai ketika terjadi perseteruan antara dharsana dengan anak tirinya, kemudian Ia berniat untuk menghabisi anak tirinya itu dengan berbagai stratergi busuk yang bertameng pada kekuasaannya. Kemudian sosok penyimpangan kekuasaan yang dilakukan Dharsana seolah menggambarkan kebokbrokan penguasa di era Orde Baru. Hal inilah yang menjadi salah satu kelebihan buku itu. Keunggulan-keunggulan lain dicantumkan perensi dalam tulisannya. Selian itu terdapat kelemahan buku yang digambarkan peresensi, namun proporsinya tidak seimbang karena peresensi lebih banyak menampilkan keunggulan buku dibanding kelemahannya. Selain itu peresnsi hanya membandingkan dengan karya lain yang dihasalkan oleh Remy Sylado bukan dengan sumber lain yang mengangkat topic yang sama.
            Sifat persuasi pun tidak dicantumkan secara tersurat, peresensi hanya mencoba mempengaruhi pembaca melalui gambaran yang dijelaskan tanpa adanya pernyataan khusus mengenai ajakan membaca buku tersebut.
                                       

4 komentar:

Rachma Putri Rahayu mengatakan...

Menurut saya, reproduksi yang Hilda buat secara keseluruhan sudah berkiblat kepada teori resensi Gorys Keraf. Namun masih terdapat ketidaksempurnaan diantaranya: pemaparan teori mengenai resensi terlalu banyak, terdapat sekitar enam paragraf dari sepuluh paragraf yang Hilda tulis. Padahal bila ingin mencari titik singgung mengenai teori resensi dan resensi Dongeng Zaman Pancaroba" Karya Bonnie Triyana dan Arif Zulkifli tidak perlau sepanjang itu menejelaskan mengenai teorinya. Pemaparan Hilda mengenai kekurangan dan kelebihan tidak disebutkan secara rinci, Hilda hanya menyebutkan peresensi lebih banyak menampilkan keunggulan dan kelemahannya. Pengembangan mengenai komentar isi buku/jalan cerita sudah dipaparkan dengan cukup baik.
 
Rachma Putri Rahayu 2115091874

Anonim mengatakan...

Komentar terbaru:
Rachma Putri Rahayu – 2115091874

Menurut saya, reproduksi yang saudara Hilda buat secara keseluruhan sudah berkiblat kepada teori resensi Gorys Keraf. Namun masih terdapat ketidaksempurnaan diantaranya: pemaparan teori mengenai resensi terlalu banyak, terdapat sekitar lima paragraf dari sembilan paragraf yang saudara tulis. Padahal bila ingin mencari titik singgung mengenai teori resensi dan resensi Dongeng Zaman Pancaroba" Karya Bonnie Triyana dan Arif Zulkifli tidak perlu sepanjang itu menejelaskan mengenai teorinya. Pemaparan Hilda mengenai kekurangan dan kelebihan tidak disebutkan secara rinci, anda hanya menyebutkan peresensi lebih banyak menampilkan keunggulan dan kelemahannya (paragraf ke delapan). Pengembangan mengenai komentar isi buku/jalan cerita sudah dipaparkan dengan cukup baik.
Saya rasa, teknik penulisan belum cukup baik, seperti pada paragraf 2 hanya terdapat satu kalimat. Bila begitu sebaiknya kalimat tersebut menyatu saja kepada paragraf satu karena ide kalimat pada paragraf 2 masih mengacu pada paragraf 1. Hal tersebut berulang di paragraf 9, disana hanya terdapat satu kalimat dan ide kalimatnya masih lanjutan dari paragraf 8. Juga di paragraf 7 hanya terdapat dua kalimat. Kevariatifan juga kurang, di paragraf ke 8, anda memakai kata ‘kemudian’ dan ‘selain itu’ dua kali padahal di paragraf 7 juga anda sudah menggunakan kata ‘kemudian’. Sesungguhnya bisa saja anda memakai kata lain yang sama makna agar tulisan anda terlihat bervariasi.
Masih di paragraf 8, kalimat pertama terlalu panjang dan menjadi kurang efektif, kalimatnya yakni ‘Resensi ini dimulai dengan mengisahkan sosok Dharsana,seorang perwira Polisi berpangkat Komisaris Besar yang memiliki kekuasaan dengan gaya hidup perlente dan doyan perempuan, ia menceritakan pernikahan keduanya dengan seorang janda beranak satu bernama intan.’

KEBULAN mengatakan...

Menurut saya, reproduksi yang penulis buat sudah cukup baik. Penulis menulis komentar resensi berkiblat pada teori Gorys Keraf. Hanya saja, penulis melakukan kesalahan dengan menyabutkan satu dari dua nama resensator. Selain itu, penulis tidak menyebutkan kelemahan dan kelebihan buku secara jelas.
Namun, penulis sudah mampu memberikan gambaran tentang macam dan jenis buku serta menuliskan ringkasan cerita yang terdapat dalam buku tersebut sebagai deskripsi umum. Sayangnya, penulis terlalu banyak memaparkan tentang pendahuluan dan teori resensi. Sehingga porsi antara teori dan isi komentar resensi tidak seimbang.

Ratih Sukmaning Tyas 2115091883

KEBULAN mengatakan...

Menurut saya, reproduksi yang penulis buat sudah cukup baik. Penulis menulis komentar resensi berkiblat pada teori Gorys Keraf. Hanya saja, penulis melakukan kesalahan dengan menyabutkan satu dari dua nama resensator. Selain itu, penulis tidak menyebutkan kelemahan dan kelebihan buku secara jelas.
Namun, penulis sudah mampu memberikan gambaran tentang macam dan jenis buku serta menuliskan ringkasan cerita yang terdapat dalam buku tersebut sebagai deskripsi umum. Sayangnya, penulis terlalu banyak memaparkan tentang pendahuluan dan teori resensi. Sehingga porsi antara teori dan isi komentar resensi tidak seimbang.

Ratih Sukmaning Tyas 2115091883